Selestinus: Aleks dan Ansar Harus Jujur Terkait Status UNIPA

by -126 Views
Suara Flores

MAUMERE, SUARAFLORES.NET—Kampus Unipa rupanya sedang bermasalah dengan status hukumnya. Sampai hari ini masih diperbepatkan status kepemilikan. Aleks dan Ansar sebagai mantan bupati dan wakil bupati mengaku paling berjasa atas pembangunan Unipa, diminta jujur menyampaikan kepada masyarakat Kabupaten Sikka. Mereka berdebat dan saling mengklaim tentang status kepemilikan kampus itu.

Demikian hal itu dikatakan Advokat Peradi, Petrus Selestinus, SH melalui rilis yang diterima Suaraflores.net, Jumad (30/03/2018).

Selestinus mengatakan perdebatkan tentang status kepemilikan yang dilakukan dua calon bupati (Aleks dan Ansar) hanya menutupi ketidakjujuran mereka. Mereka membohongi rakyat pemilih untuk meraih kekuasaan.

Kepada Suaraflores.net, Selestinus yang juga Koordinator TPDI ini menjabarkan panjang lebar tentang pentingnya kejujuran dua calon pemimpin itu. Bahwa kejujuran sebagai wujud itikad baik harus ditunjukan oleh dua musuh politik yang saat ini tengah berjuang memperebutkan kursi politik.

Menurut Selestinus bahwa dua lawan politik itu mesti bertutur jujur, tanpa saling mengklaim sehingga masyarakat tahu, siapa saja yang menjadi perintis atau inisiator pembangunan kampus itu. Masyarakat harus tahu tentang sejarah pembangunan kampus itu.

Dikatakan Selestinus bahwa “Unipa bikin otak” gatal, karena “Unipa diobok-obok”. Apalagi kalau mendengar kampanye politik Aleks dan Ansar. Bagaimana mungkin, status kepemilikan Unipa “disulap” tanpa diketahui stakeholder lainnya. Mengapa hal itu terjadi dan apa misinya?

“Mereka harus jujur kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka sebelum para pemilih menentukan hak politik di TPS pada 27Juni 2018 nanti. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak meninggikan diri atau membusungkan dada, dan harus berkata jujur,” tegas Selestinus.  

Baca juga: Alex Longginus Pastikan Kantor Bupati Sikka Jadi Monumen

Baca juga: “Tangkis Serangan” Soal Monumen, Ansar: Itu orang buta dan selama ini dia tidur

Dikatakan Selestinus bahwa ketidakjujuran Aleks dan Ansar dapat dilihat dari kasus Unipa. Contoh paling konkrit sebuah ketidakjujuran atau kebohongan mereka, ketika keduanya dalam jabatan sebagai bupati Sikka dan wakil bupati, periode 2003 – 2008 telah secara diam-diam mengubah status pemilikan Unipa.

Aleks dan Ansar mengubah status kepemilikan, dari milik Lembaga Pendidikan Tinggi Unipa yang didirikan atas nama Pemda Sikka menjadi milik Yayasan Unipa. Hal ini mereka lakukan tanpa mekanisme hukum yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

DPRD Sikka bahkan aparat Polri atau Kejaksaan bisa memanggil Notaris Grevasius Porasius Mude, SH, sebagai Pejabat Notaris, sebagai pelaku turut serta yang mengubah secara administratif, dan secara hukum bentuk Badan Hukum Unipa sehingga lepas dari status pemilikan Pemda Sikka secara melawan Hukum.

Dijelaskan bahwa sejak 2008 TPDI mengkonstatir pemilikan Unipa bakal menjadi sengketa antara orang yang tidak mau jujur di satu pihak dengan masyarakat dan Pemda Sikka, di pihak yang lain yang mengemban misi melindungi kepentingan masyarakat Sikka.

Yang menarik di sini adalah di dalam Akta Pendirian Lembaga Pendidikan Tinggi kampus Unipa, di situ ditegaskan bahwa Lembaga Pendidikan Tinggi Unipa didirikan untuk dan atas nama serta mewakili Pemeritah Daerah Kabupaten Sikka selaku pemilik.

Lantas pada tahun 2004 disulap menjadi milik Yayasan Unipa yang pendirinya adalah Aleks Longginus dan Ansar Rera. Apa dasar peralihan dan dengan cara bagaimana dialihkan tidak ada yang tahu dan tidak dijelaskan dalam Akta yayasan.

“Ini bukti bahwa Aleks dan Ansar bukan pemimpin yang jujur. Mereka adalah pembohong, membohongi masyarakat Kabupaten Sikka dan seluruh mahasiswa Unipa yang kuliah sejak kampus itu berdiri,” tegas Selestinus. (Tim Sf).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *