4 ‘Pemain Baru’ Ini Bakal Lolos ke Kursi DPD-RI, Siapakah Mereka?

by -107 Views

KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 tahun ini bukan hanya diramaikan oleh para pemain politik lama, tetapi diikuti juga oleh pemain politik baru. Secara khusus di kursi DPD-RI, kali ini ada 4 nama baru yang adalah figur-figur kuat dan berpengaruh yang diprediksi dapat menggaet kursi DPD-RI di Senayan, Jakarta pada 17 April 2019 nanti.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini dari berbagai sumber, empat figur kuat calon DPD-RI tersebut, yaitu Fransiskus Xaverius Salem, Lusia Adinda Lebu Raya, Martinus Siki dan Kornelis Soi. Keempat tokoh birokrat dan politik ini diprediksi berpeluang besar lolos menduduki kursi DPD-RI 2019 karena memiliki pengalaman luas, memiliki modal sosial dan modal politik, memiliki jaringan besar, popularitas, dan berpengaruh. Berikut profil 4 figur tersebut.

1.Fransiskus Xaverius Salem, SH. M.Si

Frans Salem sudah tidak asing lagi bagi seluruh warga NTT. Ia telah bekerja mengabdi bagi rakyat NTT selama kurang lebih 30-an tahun sebagai birokrat NTT. Diakhir masa jabatannya sebagai birokrat dan komisaris utama di Bank NTT, Frans memutuskan mencalonkan diri menjadi Calon Anggota DPD RI karena dukungan kuat dari rakyat NTT. Bagaimanakah jam terbang Frans?

Frans mengawali kariernya sebagai Staf Biro Keuangan pada tahun 1986-1988, Kasubag Biro Keungan di Setda NTT pada tahun 1988-1996, Kepala Bagian (Kabag) Bina Anggaran Kabupaten/Kota di Biro Keunganan Setda NTT pada 1996-2001, dan Kabag Anggaran Biro Keungan Setda NTT pada tahun 2001-2004.

Selanjutnya, Frans terus mendapatkan kepercayaan secara berturut-turut, yaitu menjadi Kepala Biro Binsos Setda NTT pada tahun 2004-2006, Kepala Dinas Sosial Setda NTT pada tahun 2006-2008, Kepala Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Pemprov NTT pada tahun 2008-2010, dan pada tahun 2010 Frans diangkat menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) NTT hingga tahun 2017. Selain itu, Frans juga menduduki jabatan strategis di Bank NTT sebagai Komisaris Utama Bank NTT pada 2009 -2017, yang diperpanjang hingga akhir Mei 2018.

Sebagai seorang birokrat senior dan berpengalaman, Frans dipercaya pula menduduki posisi ketua pada beberapa organisasi pemerintah dan religius, di antaranya menjadi Ketua Korpri NTT pada tahun 2010-2020 (mengundurkan diri melalui Musprov Luar Biasa oktober 2017), Ketua Umum Pengprov PTMSI NTT tahun 2009-sekarang, dan Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani  (PESPARNI) Katolik tahun 2017-2022.  Dilihat dari jam terbangnya, Frans sangat layak menjadi wakil rakyat NTT di kursi DPD-RI Senayan Jakarta.

2.Lusia Adinda Lebu Raya,S.Pd

Lusia Adinda Lebu Raya adalah tokoh perempuan paling populer selama kurang lebih 10 tahun terakhir. Perempuan berdarah campuran Maumere-Bali ini bernasib baik setelah menikahi politisi ternama PDIP NTT, Frans Lebu Raya, putra Adonara.

Menjadi istri Frans Lebu Raya, yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD NTT, Wakil Gubernur NTT, dan Gubernur NTT dua periode membuat Lusia kian berkibat di permadani politik karpet merah NTT. Namanya bukan hanya berurat akar di NTT tetapi juga menembus tingkat nasional.

Gagal menjadi calon gubernur NTT dari PDIP, tidak membuat Lusia Adinda Lebu Raya (istri gubernur Frans Lebu Raya) pata arang. Setelah gagal mencalonkan diri  lima tahun lalu menjadi calon DPD RI, Lusia kini telah mendaftarkan diri di KPUD NTT untuk meraih tiket ke DPD RI.

Bagi tokoh sekaliber Lusia, tidak terlalu sulit untuk lolos ke Senayan menduduki kursi DPD-RI mewakili seluruh rakyat NTT. Tokoh perempuan paling berpengaruh di PDIP dan birokrat NTT ini, telah mencengkramkan kukunya hampir 20 tahun di jajaran Pemerintah Provinsi NTT mendampingi suaminya, Frans Lebu Raya.

Sebagai tokoh politik perempuan  PDIP, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, dan pegiat Pramuka serta Bunda PAUD NTT, PKBI NTT, Lusia ibarat perempuan berbintang cerah karena memiliki jaringan besar yang sulit ditaklukan. Bukan hanya itu, Lusia juga terkenal sebagai tokoh perempuan yang paling dekat dengan rakyat kecil, ringan tangan dan rendah hati. Bagi rakyat di desa-desa, nama Lusia sudah tertanam lama, dan terlalu sulit untuk dilupakan.

Dalam pantauan Suaraflores.net, Lusia adalah tokoh perempuan paling populer menghiasi media masa di NTT. Menjelang pilgub NTT, nama Lusia hampir setiap hari menghiasi laman media online, media sosial dan media cetak. Pro dan kontra terkait sikap politiknya menjadi calon gubernur, telah menjadi makanan empuk media yang terus menjadi buah bibir masyarakat NTT. Dengan demikian, soal popularitas dan peluang keterpilihan, belum ada tokoh perempuan lain yang menyaingi Lusia.

Untuk diketahui, lima tahun lalu, ketika suaminya Frans Lebu Raya kembali mencalonkan diri maju di periode kedua, nama Lusia sempat menghiasi halaman media cetak lantaran sikap politik kontroversialnya mendaftar di KPUD NTT sebagai calon DPD. Langkah politik Lusia mendapat penolakan dari elit PDIP dan warga, dan kemudian ia membatalkan niatan menjadi anggota DPD.

3. Kornelis Soi,SH

Nama Kornelis Soi, tokoh politik NTT kelahiran Bajawa ini juga sudah lama membumi di jagat politik Gedung Kelimutu DPRD NTT. Ia bertengger di kursi DPRD NTT 10 tahun lebih, dan telah banyak berbuat bagi rakyat berkat suaranya yang sangat tajam dan vokal di DPRD NTT. Ia pernah kehilangan kursi DPRD nya ketika nekad bertarung merebut kursi bupati Ngada dari tangan Marianus Sae dalam pesta besar Pilkada Ngada beberapa waktu lalu.

Tak putus asa, Nelis soi sang kader tulen PDIP NTT ini kemudian menduduki jabatan salah satu komisaris di PT. Flobamora NTT. Kali ini politis pantang menyerah ini telah memutuskan bekerja keras merebut kursi DPD-RI pada pileg 17 April 2019 nanti. Ia memastikan akan membawa aspirasi rakyat di DPD RI. Berikut jam terbang Nelis Soi:

Berdasarkan data media ini, pria tegas kelahiran Langa, Bajawa, 13 Januari 1965 ini mengenyam pendidikan  SDK Bajawa I (Sekarang SDK Tanalodu) Bajawa Tamat Tahun 1979, SMPN 2 Bajawa Tamat Tahun 1982,  SMA Katolik Syuradikara Ende, Tamat Tahun 1985, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Tamat Tahun 1995, pernah kuliah di Program Magister Manajemen Institut Bisnis Indonesia (IBiI) Jakarta Tahun 1997-1999, meskipun tidak tamat.

Jam terbangnya sebagai seorang guru di mulai SMA Sembada Jakarta Utara 1986 – 1988, guru SMA dan SMEA Permata Bunda Jakarta Barat Tahun 1992-1994, dosen STIE IBiI Jakarta Tahun 1995-1999, dosen Fakultas Hukum Universitas Flores Ende Tahun1999-2000, dan Wartawan Harian Umum Flores Pos dan Penulis Kolom Catatan Hukum Surat Kabar Mingguan “Dian” Tahun 1999-2000. Selanjutnya, ia masuk PDIP dan menjadi anggota DPRD Provinsi NTT selama 15 tahun.

Pengalaman di bidang organisasi pun tidak diragukan lagi, karena ia mulai belajar berorganisasi sejak masih muda. Ia menjadi    Wakil Ketua OSIS SMA Katolik Syuradikara Ende Tahun 1984-1985, Wakil Ketua Yayasan Kasimo Kabupaten Bekasi Tahun 1998-1999, Dewan Pastoral Paroki Mangulewa Kevikepan Bajawa Tahun 2002-2004, Wakil Ketua Komite SMP Negri 3 Ngedulado, Golewa, Ngada Tahun 2003-2004, Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Mahasiswa Ngada di Kupang Tahun 2010 – sekarang, dan
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Provinsi NTT Tahun 2000-sekarang.

4. Martinus Siki,SH.MH

Martinus Siki, adalah pengusaha dan advokat nasional yang merinstis kariernya dari bawah. Meski belum pernah terjun bertempur di medan politik, kali ini ia beranikan diri bertarung merebut kursi DPD-RI untuk mewakili rakyat NTT. Rupanya, setelah lama merantau, ia ingin mendarmabaktikan hidupnya berjuang memajukan NTT melalui jalur DPD-RI di Senayan Jakarta. Meski pendatang baru, namanya akhir-akhir ini melejit karena pergerakannya yang cepat. Seperti apa profil dan jam terbangnya?

Seperti dikutip dari Centralntt.com, Martinus Siki lahir di sebuah kampung kecil bernama Tes, tepatnya di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada tanggal 13 Oktober 1972. Ia adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Raymundus Balok (Alm) dan Hermina Neno.

Martinus kemudian masuk SDK  Tes dan tamat tahun 1989, SMPN Remexio Aileu Timor Leste tamat pada tahun 1991, dan ke SMAN 2 Dilli Timor Leste dan tamat 1995. artinus kemudian merantau ke Jakarta. Dia menamatkan studi S1 Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Jakarta 2009-2013, dan pada tahun 2013-2015 ia meraih gelar S2, Magister Ilmu Hukum dari sekolah Pasca sarjana Universitas Djuanda Bogor. Anak kampung ini tergolong gigih dan bernyali besar.

Selanjutnya, pada tahun 2003-2007 ia menjadi direkrut PT. Sipon Multi dan mulai aktif menekuni dunia bisnis. Ia kemudian sebagai menduduki psoso sebagai Komisaris PT.Sipon Multi. Selanjutnya, pada tahun 2010 menjadi Direktur Utama PT. Oeste Timor yang ia bangun, dan juga pada tahun 2013 ia menjadi Pengacara& Konsultan Hukum pada Yayasan Bantuan Hukum “Veritas”Jakarta. Perjuangan kariernya terus naik. Pada tahun 2014, ia mendirikan lembaga advokat sendiri bernama Law Office Martinus Siki, SH, MH. dan pada tahun 2018 lalu, ia mendirikan Yayasan Martinus Siki Center. (bungkornell/sfn)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *