WAIBAKUL,SUARAFLORES.NET,- Yayasan Wahana Komunikasi Wanita (YWKW) dalam sepekan terakhir ini sibuk melakukan advokasi kepada pemerintah desa di Kabupaten Sumba Tengah untuk memaksimalkan pengelolaan anggaran dana desa guna penanganan stunting dan literasi.
Kegiatan advokasi ini selain dilakukan di setiap desa oleh para fasilitator lapangan, tetapi juga dilakukan pada kegiatan Bursa Inovasi Desa yang berlangsung di setiap kecamatan.
Sebagaimana terlihat pada kegiatan Bursa Inovasi Desa di Kecamatan Katiku Tana Selatan pada Senin (22/7) lalu di Desa Wailawa dan pada Kamis (25/7) di Kecamatan Katiku Tana, YWKW penuh semangat menjelaskan kepada para kepala desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) terkait pentingnya penanganan stunting dan literasi. Direktris YWKW, Farida Padu Leba, mengemukakan, saat ini sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Menteri Desa Nomor 16 tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019, pemerintah desa bisa memaksimalkan penggunaan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat. Bentuk pemberdayaan yang dimaksud sesuai kewenangan desa adalah penyelenggaraan posyandu, PAUD dan lainnya. Secara khusus untuk penanganan stunting, pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran untuk intervensi program pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) yakni sejak ibu hamil dan bahkan bagi pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil.
Untuk menangani stunting, jelas Direktris YWKW, ada dua paket program yang ditawarkan pihaknya untuk didanai melalui dana desa tahun 2020 yakni menu utama dan menu pendukung. Pada paket menu utama yang harus diintervensi yakni pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga Balita atau BKB, pemberian makanan tambahan atau PMT Bagi Ibu Hamil dan Balita. Sosialisasi manfaat tablet tambah darah, Vitamin A, kalsium atau Zat Besi dan Asam Folat, iodium dan bahaya kecacingan pada ibu hami. Sosialisasi Pencegahan Diare, pencegahan dan pengendalian Pneumonia (Infeksi Paru-Paru), Malaria, DBD, Filariasis dan TBC. Sosialisasi IMD, ASI Ekslusif dan MP ASI. Sosialisasi Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap dan Imunisasi Pneumonokos dan Pengaruhnya Terhadap Tumbuh Kembang Anak.
Kegiatan lainnya adalah Sosialisasi Dampak Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil dan Balita. Pembangunan jamban sehat di setiap rumah penduduk. Distribusi/ penyaluran air bersih ke rumah tangga, posyandu, polindes, PAUD dan Sekolah setempat serta penyediaan botol air minum bagi anak PAUD. Sedangkan pada menu pendukung yang diusulkan pihaknya yakni Pelatihan Manajemen Pengelolaan Posyandu, Pelatihan Pengolahan Pangan Untuk Pemenuhan Gizi Seimbang (Menu 4**), Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Pelatihan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Pelatihan Cara Mengukur Tinggi dan Berat Badan Anak. Pelatihan Kader MTBS-M (Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat). Pelatihan Kader BKB HI. Penyusunan PERDES KIBA (Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak), cetak Spanduk Kampanye “Bahaya Asap Rokok dan Asap Dapur Menyebabkan Pneumonia. Stop Merokok Saat Ini Juga”. Cetak Baliho Sosialisasi Bahaya dan Pencegahan Penyakit Pneumonia, Malaria, Filariasis. Sosialisasi Kecacingan dan Pemantauan Pemberian Obat Cacing di PAUD dan SD. Pertemuan koordinasi penanganan stunting. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan posyandu, kelas ibu hamil, BKB dan PAUD serta Pelatihan Manajemen Pengelolaan Air Minum.
Di tempat terpisah, Program Koordinator YWKW, Robby D. Saunoah, mengemukakan, selain paket program penanganan stunting, pihaknya juga mengadvokasi pemerintah desa untuk pengembangan pos baca guna peningkatan kemampuan anak di bidang literasi. Paket program yang ditawarkan pihaknya yakni sosialisasi pembentukan/ pendirian Pos Baca tingkat dusun. Pengadaan Bahan Pembelajaran Pos Baca (White Board, Spidol, Kertas HVS, Pencil, Peruncing, Mistar, Bulpoin, Buku Gambar, Gunting, Lem, dan lainnya). Pengadaan Buku Cerita Anak minimal 150 buku. Pelatihan Pos Baca Sesi 1-21 Bagi Relawan. Refresh Kader Pos Baca: 2 kali setahun. Monitoring dan evaluasi kegiatan pos baca serta insentif relawan pos baca.
“Jika pemerintah desa punya kepedulian maka masalah stunting dan masalah literasi bisa diatasi, “ujar Robby Saunoah di sela-sela bursa inovasi desa. (bkr/sfn)