SUARAFLORES.NET-Pariwisata itu indah, unik dan diburuh semua orang. Sumber uang ini mampu mendongkrok perekonomian sebuah daerah. Keunikan objek wisata menjadi bernilai tambah apabila dikenal, dijiwai dan dipromosikan dengan banyak cara. Sebaliknya, objek wisata akan tenggelam, kalau “ditidurkan” atau tak “ditiduri”. Tak bernilai dan hilang di balik mesin google.
Promosi adalah kata kunci. Promosi dapat dilakukan dengan sederhana dan juga menyedot nilai yang sangat mahal. Promosi melalui berbagai media (pers) dan media- sosial seperti facebook, twitter, instagram dan blog. Langkah ini tengah gencar dilakukan oleh Yayasan Bapa Bangsa, Manajemen Capa Resort Maumere dan wartajazz.
Flores diburu para investor. Objek wisata indah, unik, udara yang sejuk dan ramah tamah penduduknya mengundang simpati wisatawan. Maumere menjadi pintu masuk Flores, menyimpan sejumlah objek wisata. Karena itu, Yayasan Bapa Bangsa, Manajemen Capa Resort, WartaJazz terus menggelar sejumlah event promosi.
Pendiri Yayasan Bapa Bangsa, Melkias Marchus Mekeng terus bekerja keras membangkitkan potensi wisata yang terkandung di tanah tumpah darah. Bahwa sejumlah objek wisata yang layak “dijual” belum dijamah secara serius harus dipromosi. Promosi harus rutin di berbagai media dengan menyampaikan keunggulan atau keunikan. Wisatawan mencari yang unik yang tak ada di negeranya. Mereka harus merasa betah dan nyaman.
Wisatawan pastinya jatuh hati untuk terus memeluk dan memetik bunga Flores di Maumere apabila disuguhkan yang unik yang memanggil nurani mereka untuk mempromosikan. Bagi mereka objek wisata yang sederhana pada alamnya sangat disukai. “Flores memanggil kita untuk bangkit dari terkebelakangan” ungkap Melki Mekeng. Seorang aktivis di seberang Indonesia menobatkan Flores bagai surga. “Lempengan surga” yang jatuh ke bumi. Harumnya membangunkan yang tidur, membahagiakan yang susah, menghilangkan rasa galau, menyejukan yang kering di antara sedap malam yang mengitari indra penglihatan.
Melihat Flores di layar kaca, foto dan youtube, orang jatuh hati lalu ke Flores untuk “melumat” keindahan isi perut bumi Flores dan “menjualnya” ke dunia luar. Namun masih banyak potensi yang belum diangkat ke dunia luar. Capa Resort, Yayasan Bapa Bangsa dan WartaJazz bergandengan tangan, satu tekad kerjasama, promosi “lempengan surga” yang jatuh ke bumi Flores NTT.
Kegiatan promosi dilakukan dalam banyak cara. Shooting film tiga dara dilakukan atas kerjasama Kalyana Shira Films dan Yayasan Bapa Bangsa, mengexplor sejumlah objek wisata. Ada juga upacara bendera bawa laut di pulau Pemana yang melibatkan sejumlah media untuk promosi. Tak lama berselang, Yayasan Bapa Bangsa bersama WartaJazz menghadirkan sejumlah artis ibu kota dalam Festival Jazz I tahun 2016 mengusung tema besar “Mandiri Maumere Jazz Fiesta Flores”. Kegiatan yang berlangsung di alam terbuka nan hijau ini dipentaskan di pantai Hutan Manggrove milik Babah Akong Kecamatan Magepanda.
Festival digelar, Minggu (16/10/2016) disaksikan ribuan penggemar di Maumere Flores. Andre Hehanusa, Ivan Nestorman, Syharani, Trie Utami, Barry Likumahuwa, Djaduk Ferianto, Ali Akbar, Ras Muhamad, Nicky Manuputty, Emiel Diejeh, Orkestra Satu Sikka dan Big One tampil dalam sejumlah musik dan lagu yang dinikmati warga secara gratis.

Andre Hehanusa bersama grup musik muda yang dipimpin oleh Ali Akbar (Pianis The Groove). Melalui tangan Ali, sentuhan Jazz disematkan pada banyak lagu popular milik Andre yang tampil di Mandiri Maumere Fiesta Flores kali ini. Sebut saja Bidadari, Kuta Bali dan Karena Engkau Begitu (KKEB). Hal ini memberi pengertian bahwa promosi wisata telah banyak dilakukan Yayasan Bapa Bangsa, WartaJazz dan Capa Resort melalui mega kegiatan tersebut. Kehadiran masyarakat menikmati secara gratis telah mampu mengajak masyarakat untuk secara bersama-sama mengangkat potensi wisata. Media sosial pun ramai.
Festival ini merupakan ajang promosi wisata luas untuk masyarakat secara gratis. Kita ingin daerah ini semakin dikenal melalui potensi budaya dan wisatanya. Hal-hal unik akan terus dipromosi demi daerah dan masyarakat Kabupaten Sikka” ujar tokoh masyarakat Kabupaten Sikka, Melki Mekeng melalui press rillis yang diterima suaraflores.com.
Festival Director, Agus Setiawan Basuni selaku pihak WartaJazz mengatakan, Festival Jazz di Hutan Bakau ini merupakan yang pertama di Indonesia. Ini menjadi pembuka jalan bagi publik pecinta seni dan musik Jazz untuk mengunjungi kawasan timur Indonesia khususnya Maumere dan Flores NTT.
Musikus serba bisa, Djaduk Ferianto dan Orchestra Satu Sikka, Trie Utami bermain bersama musisi asal Flores, Ivan Nestorman dan kolektif yang diberi nama The Nestornation. Mereka menampilkan karya-karya Ivan yang kental dengan nuansa lokal.
Kegiatan promosi wisata ini tak berhenti di sini. Yayasan Bapa Bangsa dan Warta Jazz kembali menggelar festival jazz di bukit Wairita Maumere. Festival Jazz Fiesta Flores II berlangsung pada hari Jumat – Sabtu tanggal 27-28 Oktober 2017. Krakatau Reunion yang personilnya terdiri dari Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, Trie Utami, dan Gilang Ramadhan.
Biduanita Ruth Sahanaya, Monita Tahalea, kelompok accapela Jamaica Café, dan grup reggae asal Bali yang berkolaborasi dengan vocalist asal Ghana, Soul Rebel feat Afro Moses akan meramaikan Wairita. Melengkapi line up ini adalah Yopie Latul, dan hadirnya grup Maumere yang menyuguhkan Musik Tradisi Sikka Tawa Tana dengan penampilan bersama gitaris/vocalist Ivan Nestorman yang juga berasal dari Flores. (yanes).