WVI Luncurkan Buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter

by -173 Views
Suara Flores

JAKARTA, SUARAFLORES.NET — Perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi menjadi tantangan tak terelakkan saat ini. Kemampuan memecahkan masalah, beradaptasi, berkolaborasi, mengembangkan kreativitas dan inovasi serta kemampuan kepemimpinan merupakan kompetensi yang dibutuhkan ditengah tantangan zaman. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai model pembelajaran yang bertumpu pada kekayaan kearifan lokal dipandang mampu menjadi solusi alternatif untuk mempersiapkan generasi emas di Indonesia tahun 2045.

Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai yayasan kemanusiaan fokus anak, turut berupaya mendukung pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui program pendidikan karakter kontekstual di 18 wilayah dampingan WVI di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. Upaya dan pengalaman WVI sejak tahun 2009 berkecimpung di program pendidikan karakter kontekstual telah berhasil mendokumentasikan berbagai modul pelatihan dan buku panduan untuk para guru.

“Berdasarkan pengalaman kami di  lapangan, WVI berinisiatif memformulasikan strategi penerapan pendidikan karakter kontekstual ke dalam versi yang lebih generik. Diharapkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penggiat pendidikan dalam penerapan penguatan pendidikan karakter di skala nasional terutama di wilayah 3T,” ujar Mega Indrawati selaku Education Team Leader WVI dalam Peluncuran Buku Panduan Penguatan Pendidikan Karakter di Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Hal lain dikatakan oleh Dr. Arie Budhiman, M.Si., Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter bahwa PPK merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini. Prioritas ini lantas diterjemahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Arie memberikan apresiasi kepada setiap pihak yang secara aktif memberikan kontribusi terhadap implementasi PPK utamanya di daerah 3T.

“Kami mengapresiasi komitmen dan konsistensi WVI dalam implementasi PPK di wilayah 3T dampingan WVI hingga akhirnya buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual yang dibuat berdasarkan pengalaman langsung dari sekolah, para guru, dan masyarakat dapat rampung dan dipublikasikan. Kiranya buku ini dapat mendorong pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk memiliki tujuan yang sama dalam implementasi PPK di Indonesia,” ujar Arie yang turut hadir sebagai narasumber mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca juga: Kades Bloro: WVI Berkontribusi Besar untuk Pembangunan Desa

Baca juga: WVI Selenggarakan Festival Pembelajaran Suara dan Aksi Warga Negara

Baca juga: Manipulasi Anggaran di DPRD Sikka, Permasi Desak Penyidik Tipikor Usut Tuntas

Selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh perwakilan Kemendikbud, pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) diwakili oleh LPMP Sumatera Utara memberikan dukungannya bagi implementasi PPK dan buku panduan ini.

“Ada 5 karakter utama yang hendak ditumbuhkan kepada peserta didik melalui PPK, yakni religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas. Dalam konteks LPMP, integrasi nilai-nilai karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran menjadi prioritas. LPMP sebagai salah satu lembaga implementer PPK di Indonesia, berharap melalui buku yang dilengkapi dengan praktik baik dan mudah dipahami ini mampu digunakan bagi para pelaku implementer PPK di daerah-daerah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan terciptanya generasi Indonesia yang berkompetensi unggul yang dibarengi dengan keunggulan dan keseimbangan dari sisi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga,” ujar Yusuf MT selaku perwakilan dari LPMP Sumatra Utara.

Ditambahkannya, LPMP Provinsi Papua, bahwa dalam konteks Papua, masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Penyebabnya antara lain karena kurikulum dan materi kegiatan belajar yang tidak sesuai dengan lingkungan hidup anak sehingga tidak merangsang gairah belajar untuk mengoptimalkan kreativitas dan daya imajinasi anak. Untuk itu, PPK yang dikemas dalam buku panduan ini diharapkan mampu mendukung setiap guru untuk mengembangkan kegiatan belajar berbasis kearifan lokal.

Patrisius pederiko, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sikka yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan, WVI bersama dinas PKO sudah bekerjasama sejak 2012. Pada tahun 2015, dikeluarkan SK dari Dinas PPO untuk contextual teaching learning,  dimana guru-guru di enam sekolah pilot sudah replikasi di 30 sekolah.

“Kita mndukung penerapan Penguatan Pendidikan karakter karena itu sejalan dengan arahan Presiden Jokowi. Kami sudah masukkan Penguatan Pendidikan Karakter ini ke dalam renstra Dinas PKO untuk memastikan keberlanjutan program ini,” terangnya. (sfn02).