KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Bakal Calon Gubernur NTT, Viktor Laiskodat berpidato di Lapangan Simpang Lima, Kabupaten Belu, Jumad (9/1/2018) kemarin. Dalam pidatonya, ia membeberkan proses lahirnya seorang pemimpin dengan perumpamaan seekor burung Rajawali.
Diungkapkannya, burung Rajawai mampu bertahan di masa sulit dan kemudian ia mampu keluar dari badai sehebat apapun. Burung Rajawali yang kuat telah melewati kesengsaraan yang sangat menyakitkan sebelum ia mampu melewati badai.
Burung Rajawali, lanjut Viktor, harus tinggal di tempat yang paling tinggi, dan di sana ia akan kehilangan bulu-bulunya. Paruh dan kukunya akan rontok dan ia harus melewati kesakitan yang luar biasa.
Setelah itu, kata Viktor, bulu-bulu burung Rajawali yang baru akan tumbuh, kukunya yang tajam akan tumbuh dan paruhnya yang kokoh akan tumbuh. Setelah melewati itu semua, Rajawali akan mampu menghadapi badai sehebat apapun,” kata Viktor.
Baca juga: Tak Mau Kalah, Mega Terjun Sekjen PDIP ke Flores
Laiskodat yang tampil dengan sarung tradisional Belu, menegaskan bahwa Seorang pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria yang akan membawa sebuah perubahan dan kemakmuran.Kriteria-kriteria tersebut, yaitu harus memiliki kekuatan spiritual.Ia harus tahan kuat terhadap berbagai godaan, dan harus membentengi diri dengan kekuatan spiritual. Tanpa itu, pemimpin akan mudah tergoda dan jatuh dalam berbagai cobaan.
Kriteria kedua, seorang pemimpin harus cerdas. Tanpa kecerdasan yang cukup, maka mustahil seorang pemimpin mampu membawa sebuah perubahan. Dia adalah tempat berkeluh kesah jutaan rakyat dengan berbagai persoalannya. Jika pemimpin tidak cerdas, maka mimpi masyarakat untuk sebuah perubahan hanyalah mimpi belaka.
Baca juga: NTT Etalase Kebhinekaan, Hentikan Isu SARA dalam Pemilu!
Kriteria ketiga, lanjut Viktor, seorang pemimpin harus sehat secara rohani dan jasmani. Dengan kondisi wilayah NTT yang luas dan terdiri dari kepulauan, membug tuhkan seorang pemimpin yang kuat secara jasmani. Kalau pemimpinnya tidak sehat maka dipastikan tak bisa melihat kondisi masyarakatnya.
Ditegaskannya pula, seorang pemimpin harus dipercaya dan memiliki koneksi yang luas nasional dan internasional. Ia harus harus dipercaya, tidak saja oleh rakyat yang memberi legitimasi saat pilgub, tapi juga kepercayaan dari pemerintah pusat maupun para investor.
“ika seorang pemimpin tidak dipercaya maka bagimana dia bisa mendatangkan anggaran bagi daerah yang sudah sulit ini. Dan kalau pemimpin tidak punya koneksi maka jangan berharap mampu melakukan percepatan pembangunan. Untuk itu, saya dan Pak Josef Nae Soi meminta restu dan dukungan rakyat Belu pada tanggal 27 Juni nanti untuk memimpin NTT,” pinta Viktor. (sumber: Savanaparadise.com/sft) .