Tour de Flores Wisata Para Elit, Apa Keuntungan bagi Rakyat Kecil ?

by -142 Views

KUPANG, SUARAFLORES.CO – Bulan Mei 2016 mendatang rakyat Pulau Flores akan dihebohkan dengan perlombaan  akbar sepeda (Tour de Flores) dari ujung timur hingga ujung barat Pulau Flores.  Ratusan peserta dari berbagai belahan dunia akan memenuhi jalan-jalan mengayuh sepeda dari Kota Larantuka menuju titik finish di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Ragam pendapat pro dan kontra menanggapi tour bertaraf intasional ini.

Anggota DPRD NTT, Yucun Lepa, menegaskan bahwa Tour de Flores tidak boleh hanya menjadi wisata hura-hura para elit karena mengeluarkan biaya yang sangat besar.   Apabila tidak ada manfaat bagi rakyat kecil, Tour de flores samasekali tidak ada gunanya.

“Pemerindah daerah harus mempersiapkan secara baik agar Tour de Flores dapat semaksimal mungkin bermanfaat bagi masyarakat. Jika hanya jadi wisata para elit, maka kegiatan tersebut tidak ada nilai tambahnya bagi rakyat Flores. Kesiapan dan persiapan harus bagus, kalau tidak maka sia-sia,” kata Yucun, Selasa ( 19/4/16) di DPRD NTT.

Diungkapkan Yucun, Dewan terus mendorong pemerintah daerah agar semua sarana prasarana pendukung tour harus dipersiapkan dengan matang. Bila tidak dipersiapkan dengan matang, maka Tour de Flores yang menghadirkan wisawatan mancanegara tidak membawa dampak positif bagi pembangunan pariwisata Flores.

“Kami mendukung sepenuhnya kegiatan wisata ini karena turut membantu mempromosikan pariwisata NTT. Namun, pemerintah kabupaten harus bekerja keras agar tour ini dirasakan keuntungannya oleh rakyat. Oleh karena itu, harus dikemas secara baik. Jangan hanya jadi ajang olah raga dayung sepeda dari kampung ke kampung,”pinta Yucun.

Yucun juga meminta agar kegiatan ini tidak boleh berorientasi proyek (project oriented). “Jangan hanya orientasi proyek. Jika ini terjadi maka sudah pasti tidak ada dampak bagi rakyat,” tandasnya.

Pendapat lainnya, disampaikan oleh Anggota DPRD Fraksi Partai Nasdem, Epy Parera. Menurut dia, pro dan kontra terhadap kegiatan ini adalah wajar karena tour de Flores adalah hal yang baru.

“Saya rasa Tour de Flores pertama ini pasti tidak berjalan sukses, karena masih banyak kekurangan di sana-sini. Masih banyak infrastruktur sarana pra sarana yang belum dipersiapkan secara baik. Padahal, waktunya sudah sangat dekat,” kata Epy.

Menurutnya, ke depan iven Tour de Flores ini harus dipersiapkan lebih baik. Dinas-dinas teknis harus  bekerja lebih baik, agar iven ini menjadi ajang promosi pariwisata bagi semua daerah yang dilalui.

“Bagi daerah-daerah yang dilalui even ini menguntungkan, tapi bagi Ngada dan Nagekeo yang tidak dilalui pasti dirasakan tidak ada manfaat. Nah, hal-hal seperti ini harusnya sudah diantisipasi oleh dinas-dinas teknis. Makdusnya, manfaat dari iven ini bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Flores. Mudah-mudahan ini menjadi pengalaman agar lebih baik lagi jika even ini nantinya menjadi iven tahunan,” harapnya.

Untuk diketahui, seperti dikutip dari laman www.tourdeflores.id, penyelenggaraan Tour de Flores sebagai event pariwisata terinspirasi oleh event sejenis lainnya, seperti Tour de France (sejak 1903), Tour de Singkarak (sejak 2009) dan Tour de Banyuwangi Ijen (sejak 2012), yang sejatinya merupakan event olahraga namun memiliki dampak pariwisata yang luar biasa.

Tour de Flores 2016 (18 – 23 Mei 2016) akan menempuh jarak sepanjang 743 km, terbagi atas 5 etape, yang berawal dari Larantuka di Flores Timur, sampai dengan Labuan Bajo di Manggarai Barat.

Tour de Flores 2016 sebagai event pariwisata secara keseluruhan meliputi: Pre-event Activities (kunjungan destinasi wisata Kelimutu), Event (Tour de Flores sebagai main event,  dengan Touring/Fun Bike sebagai supporting event) dan Post-event Activities (kunjungan ke Komodo dan Pink Beach). (bkr/sf)

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *