WAIKABUBAK, SUARAFLORES.NET,- Pemerintah Kabupaten Sumba Barat sangat serius dan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan anak di bidang literasi. Salah satunya adalah menerbitkan Instruksi Bupati Sumba Barat tentang pemetaan kemampuan literasi anak di kelas rendah seokolah dasar.
Dalam rapat koordinasi bidang Pendidikan tingkat Kabupaten Sumba Barat yang diprakarsai oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada Selasa (10/9) di aula SMA Kristen Waikabubak, Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole, melakukan penandatanganan Instruksi Bupati tentang pemetaan kemampuan literasi anak kelas rendah sekolah dasar. Penandatanganan ini disaksikan oleh Wakil Bupati Sumba Barat, Marthen Ngailu Toni, SP, Sekretaris Daerah (Sekda), Drs. Umbu Dingu Dedi, M.Si, Kepala Bappeda, Titus Diaz Liurai, S.Sos,MM, Kepala Dinas Pendidikan, Sairu Umbu Awang,SE, para pimpinan NGO, para Kepala SD dan Kepala SMP, kepala desa serta stakeholder terkait.
Selain penandatanganan instruksi bupati, juga melakukan Sosialisasi Peraturan Bupati (Perbup) tentang Pedoman Pelaksanaan Literasi Nomor 2 Tahun 2019 dan presentasi materi oleh sejumlah narasumber. Para pemateri terdiri dari arah kebijakan pembangunan daerah bidang Pendidikan yang disampaikan oleh Kepala Bappeda, Titus Diaz, S.Sos,MM, pelaksanan literasi oleh pimpinan Sokola Rimba, Butet Manurung, sharing pembelajaran literasi oleh Manageri Inovasi, Hironimus Sugi, sharing capaian implementasi program literasi oleh Save The Children Sumba yang disampaikan oleh Sponsorship Program Manager, David Wala, serta sosialisasi Perbup Literasi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Yehuda Malorung, S.Pd. Di samping penyampaian materi, rakor ini juga diisi dengan dialog atau tanya jawab seputar permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan literasi serta strategi mengatasi masalah guna memperkuat pelaksanaan literasi di daerah.
Di hadapan peserta rapat koordinasi, Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole, usai menandatangani instruksi bupati, mengatakan, persoalan utama di bidang sumber daya manusia (SDM) adalah rendahnya kemampuan baca tulis siswa sekolah dasar sehingga berdampak pada kehidupan selanjutnya. Permasalahan ini sebenarnya sudah pernah diatasi dengan tebitnya Perda Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Pembuatan perda ini atas dukungan mitra Save The Children Sumba. Selanjutnya, untuk mengoperasionalkan perda tersebut, atas dukungan Proyek Inovasi lalu diterbitkan Perbup Pedoman Pelaksanaan Literasi Nomor 2 Tahun 2019. Selanjutnya, agar Perbup Literasi bisa terlaksana dengan baik maka pada hari ini (Selasa, red) sudah ditanda-tangani Instruksi Bupati tentang Pemetaan Kemampuan Literasi Anak Kelas Rendah Sekolah Dasar.
Dengan adanya berbagai produk hukum tersebut, kata Bupati Sumba Barat, menjadi pedoman bagi semua pihak dan masyarakat untuk melaksanakan literasi secara baik agar anak-anak Sumba memiliki kemampuan di bidang baca tulis dan hitung. Untuk itu, semua produk hukum ini harus disosialisasikan ke semua masyarakat agar mengetahuinya.
“Rakor ini memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Pendidikan. Saya yakin kita semua punya cara pandang yang sama untuk memajukan Pendidikan. Karena itu, program literasi harus ditingkatkan, “ujarnya.
Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole, juga menceritakan pengalamannya saat mengunjungi desa-desa mulai dari Gaura hingga Loko Ry. Pada jam 10 pagi rata-rata anak Kelas 1 SD sudah pulang. Guru dan orang tua harus memastikan anak-anak harus ke sekolah setiap harinya. Agar anak bisa punya semangat untuk mau belajar maka harus perkuat kelas rendah dengan menempatkan guru senior yang menjadi Guru Wai Kelas 1-3 dan jangan menempatkan guru kontrak di kelas tersebut.
Dikatakannya pula, salah satu permasalahan di bidang Pendidikan adalah masih kurangnya jumlah guru. Namun, di sisi lain, ada kecenderungan guru di desa-desa mau pindah ikut suami yang bertugas di kota sehingga sekolah-sekolah dii desa kekurangan guru. Ia berharap, semua guru harus menyadari panggilannya menjadi guru yang siap mengabdi dan melayani dan ini harus ada kecintaan dalam diri masing-masing. Ada anak-anak yang harus diajarkan. Ada jiwa pengabdian yang harus ditunaikan.
Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya SDM Sumba Barat juga ada yang hebat-hebat. Buktinya, ada yang dari daerah lain studi banding di Sumba Barat. Bahkan, saat rapat di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla secara terbuka menyampaikan bahwa kalau mau belajar, maka datang ke Sumba Barat. Sumba Barat perlu dicontohi di bidang perlindungan kaum disabilitas. Bupati Sumba Barat juga mengingatkan agar untuk mengejar ketertinggalan kita tidak boleh malu.kita harus bisa membuat lompatan-lompatan kemajuan di semua bidang termasuk di bidang Pendidikan. Untuk itu diingatkannya, kita semua harus punya tanggung jawab dan penuh cinta membangun Sumba ini. Kita tidak boleh membangun secara partial tetapi melihat Sumba secara utuh. Dengan demikian, kita akan berkembang maju dalam berbagai hal. (bkr/SFN).