SUARAFLORES.NET–Pada Jumat 4 Oktober 2019, mobil dinas Camat Bola Jemy Satriawan Sadipun mengalami kerusakan pada ban. Kerusakan itu terjadi setelah melintasi tanjakan jalan tanah yang buruk kurang lebih 100 meter. Ban mobil dinas itu rupanya meledak. Beruntung ban belakang mobil itu meledak setelah melintasi tanjakan yang cukup menantang dan butuh nyali untuk melintasi ruas jalan Wolon Betan menuju kampung terisolir Bora Blupur Desa Persiapkan Bura Bekor.
Ceritanya, pada Jumat 4 Oktobert 2019 kurang lebih pukul 13; 00 Wita, tiga Anggota DPRD Sikka, yakni Wenseslaus Wege (Hanura), Stef Sumandi (PDIP) dan Kardiman (Perindo) hendak mengunjungi warga kampung Bora Blupur. Menurut warga, kampung Bora Blupur belum pernah dikunjungi wakil rakyat Sikka.
Camat Bola Jemy Satriawan bersama staf dan Kepala Desa Persiapan menjemput 3 Anggota DPRD Sikka itu di pertigaan Wolon Bentan, Desa Wolokoli. Sebagai kepala wilayah, Camat Jemy dipersilakan tiga wakil rakyat untuk membuka jalan atau berada di depan menuju Bora Blupur.
Saat melintasi tanjakan yang menantang penuh debu itu, mobil dinas Camat Bola dengan nomor polisi EB 1110 WB yang ditumpangi 5 orang tak mampu menembus tanjakan karena kondisi ruas jalan dengan struktur tanah tidak padat atau berdebu. Namun sang sopir terus berupaya agar bersama anggota DPRD Sikka dapat bertemu warga.
Mobil Camat Bola akhirnya mampu menembus tanjakan, menerobos kampung terisolir. Peristiwa itu disaksikan tiga anggota DPRD Sikka, Pihak PKO dan wartawan yang ikut dalam kunjungan tersebut.
Bukan hanya mobil dinas camat Bola, mobil dinas PKO pun nyaris tak mampu mendaki. Begitu juga mobil dinas sekretariat DPRD Sikka yang sangat kesulitan menerobos jalan buruk itu.

Dua dari tiga Anggota DPRD Sikka, yakni Wens Wege dan Stef Sumandi, sebelumnya turun dari mobil dinas sekretariat DPRD Sikka untuk melihat dari dekat kondisi ruas jalan tersebut. Mereka berjalan kaki kurang lebih 100 meter.
Tiba di lokasi, setelah tanjakan tersebut, media ini menyaksikan ban mobil dinas camat bola sudah kempis alias gembos rata tanah.
“Tidak apa-apa. Kita syukuri bannya rusak tapi kita sudah pada posisi yang aman. Ban mobil itu memang botak. Nanti sopir yang urus, saya ikut mobil dinas PKO saja,” ujar Camat Bola Jemy Satriawan.
Ia mengatakan, jalan sepanjang 5 km itu, terdapat tanjakan sepanjang kurang lebih 1,5 km. Tiga ratus meter di antara sudah dirabat melalui pokir Anggota DPRD Sikka Alfridus Aeng pada tahun 2018 lalu.

Kepada SuaraFlores.Net, Jemy mengatakan bahwa mobil tua tersebut beroperasi sejak tahun 2002. Jalan dibuka pada masa kepemimpinan Bupati Drs Poulus Moa.
“Iya, mudah-mudahan ada perhatian serius dan kerjasama semua pihak dan desa, warga bisa menikmati jalan yang baik dan kita aman dan nyaman saat melintas,” ujarnya berharap.
Perjalanan kunjungan ini dilanjutkan setelah dua wakil rakyat yang memantau lokasi jalan buruk tersebut tiba di lokasi titik aman.
Beberapa menit kemudian, rombongan tiba di lokasi dan disambut puluhan warga kurang lebih pukul 13:30 Wita. Mereka disambut hangat dalam suguhan menu makanan lokal dan kopi panas.
Untuk diketahui, kehadiran tiga wakil rakyat ini dilakukan setelah mendapat informasi pelayanan pendidikan di kampung terisolir yang memprihatinkan. Puluhan anak harus berjalan kaki dari kampung bura bekor menuju Desa Mekeng Detung untuk mengeyam pendidikan, meraih masa depan yang cerah. Pasalnya, wilayah itu tidak ada gedung sekolah.
Pemerintah Kecamatan Bola, pihak Pemerintah Desa, Kepala Dusun, Ketua RT serta puluhan warga berdiskusi serius terkait kondisi itu. Mereka pun berdiskusi terkait rencana dan syarat-syarat pendirian sekolah.
Diskusi itu dipimpin Ketua Fraksi PDI Perjuangan Stef Sumandi didampingi Wens Wege dan Kardiman.
“DPRD dan Pemerintah terus berjuang keras untuk mengatasi segala persoalan pendidikan. Kami berharap masyarakat turut mendukung semua upaya pemerintah di dunia pendidikan,” ujar ketiga wakil rakyat tersebut.
“Soal lokasi lahan kami sudah siap. Kalau pemerintah dan DPRD serius kami siap berikan. Semua ini kami berikan untuk masa depan anak-anak Bura Bekor,” ujar Matias Ulut di dampingi beberapa warga di Bora Blupur.
Kepala Bidang SD Dinas PKO Yosri H. B menjelaskan bahwa pendirian sebuah tentu harus memenuhi beberapa syarat. Termasuk jumlah rombongan belajar di setiap kelas.
“Kalau murid sudah mencapai ketentuan ya pasti bisa. Kita berharap wakil rakyat dan pemerintah serius melihat kondisi ini. Kami dari dinas siap jalankan jika sudah ada anggaran,” jelasnya. (Sfn02).