
Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko ketika diterima warga Pulau Bukide.
MANADO,–Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko mengunjungi Pulau Bukide di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Di pulau tersebut Moeldoko meresmikan
gardu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bukide dari Program Indonesia Terang untuk menerangi warga yang sudah sejak lama tidak menikmati penerangan listrik.
“Saat ini, meski Indonesia sudah berusia 73 tahun namun, masih banyak daerah terpencil yang belum diterangi listrik. Melalui program Indonesia Terang, pemerintah telah membangun gardu-gardu listrik di daerah terpencil. Salah satunya di Pulau Bukide, kata Moeldoko, saat peresmian gardu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bukide, Kamis, (31/1/2019) lalu.
Moeldoko berharap dengan adanya listrik anak-anak sekolah jadi semakin rajin belajar dan usaha masyarakat semakin meningkat. Dia juga penuh harap dengan program Presiden Joko Widodo ini masyarakat Indonesia terang hatinya, terang pikirannya, dan terang pandangannya.
Pada kesempatan itu, Mantan Panglima TNI 2013-2015 itu juga menyampaikan salah satu program pemerintah, yakni ‘BBM Satu Harga’ untuk mewujudkan keadilan sosial. Menurutnya, hal itu bukanlah hal yang mudah,tetapi pemerintah berusaha keras untuk mewujudkannya.
Warga Pulau Bukide terlihat gembira menyabut kedatangan Moeldoko.Mereka menyampaikan terima kasih karena pemerintahan Jokowi telah memberikan listrik di desa mereka.
“Kami seluruh masyarakat Bukide dan Bukide Timur merasa bangga dan berterima kasih atas bantuan dari pemerintah yang sungguh sangat luar biasa. Memang terasa sekali bedanya,” kata Sahrul Pansariang mewakili masyarakat yang hadir pada peresmian PLTD Bukide.
Salut pengabdian tenaga medis
Dalam kunjungannya, Kepala Staf Kepresidenan juga meresmikan Rumah Sakit Liung Paduli di Naha. Moeldoko menekankan, pemerintahan Jokowi-JK pada tahun kelima ini fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SM). Karena itu, keberadaan rumah sakit berperan penting dalam pembangunan SDM. Termasuk dalam menjaga masa 2 bulan kandungan sampai 1.000 hari pertama kehidupan sebagai masa ‘golden age’ seorang anak.
“Anak-anak kita tidak menderita stunting. Jika menderita stunting maka mereka tidak memiliki daya saing. Penyebab stunting adalah akibat salah pola asuh, lingkungan yang tidak baik, dan pola makan yang tidak bagus. Di sinilah peran penting rumah sakit untuk membenahi hal-hal itu,” katanya.
Dia berharap dengan hadirnya RS. Liung Paduli dapat memberikan prioritas dan kepedulian yang prima kepada masyarakat. Sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Ia juga berpesan kepada para dokter, suster, pelayanan kesehatan agar terus melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
“Tuhan akan mencatat dedikasimu, pengabdianmu. Kalau sudah diniatkan untuk ibadah, bekerja sepanjang hari tidak akan terasa,” pungkasnya. (DA/SP)