Sebagai Pilar Demokrasi, Media Jadi Penyangga Pancasila

by -162 Views

SUARAFLORES.NET,–Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat merasa perihatin dengan situasi bangsa Indonesia saat ini, dimana politik identitas sangat ditonjolkan. Akibatnya, sesama anak bangsa hidup tidak nyaman karena saling mencurigai satu sama lain. Untuk itu, dia mengajak segenap warga bangsa dan media masa sebagai pilar demokrasi harus menjadi penyangga atau penopang Pancasila yang menjadi ideologi bangsa.

“Saya mengajak semua menjaga Pancasila sebagai ideologi final sebagai konsensus nasional. Melihat situasi saat ini dimana ada kerenggangan sosial antara sesama anak bangsa, mendorong kita harus kembali membangun bangsa ini seperti dahulu kala dengan semangat kebangsaan kita yang tinggi tanpa memandang agama menjadi perbedaan yang tajam. Untuk itu, saya berharap media harus menjadi penyangga.Media harus memberikan jalan yang lurus sesuai dengan ideologi,” kata Viktor dalam acara buka puasa bersama Pimpinan dan Crew Metro TV, Gubernur Sulawesi Utara, dan para Presenter Metro TV di Hotel Borobudur, di Jakarta, belum lama ini.

Viktor memuji Metro TV sebagai salah satu media yang tetap konsisiten berjalan lurus memberikan pencerahan. Meski banyak mendapat tantangan, dia merasa bangga Metro TV tetap menjadi penopang atau penyangga Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Meski saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi situasi sulit, namun ia optimis bangsa Indonesia akan terus maju dan berkembang. Ditegaskannya, bangsa yang besar adalah bangsa yang memasuki situasi sulit, dan kemudian keluar dari situasi sulit itu menjadi bangsa yang besar. Dan tentunya, peran media sangat penting dalam memberikan pencerahan di jalan yang lurus.

“Kita telah melewati situasi-situasi sulit, seperti salah satunya pemberontakan PKI, dan kita melewatinya. Dalam pembukaan Musrenbangnas 2019, Presiden Joko Widodo mengatakan pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa ke-4 terkuat di dunia. Oleh karena itu Presiden membangun infrastruktur, perijinan harus mudah, membangun ekonomi, Sumber Daya Manusia (SDM) harus didorong dengan cepat,”kata Mantan Ketua Fraksi NasDem DPR-RI ini setelah mengikuti pembukaan Musrenbangnas bersama para bupati se NTT.

Critical Thingking

Viktor mengatakan, salah satu masalah yang membuat generasi bangsa mudah terprovokasi, karena tidak memiliki Critical Thingking dengan baik. Critical thingking artinya kemampun nalar yang kritis untuk menanggapi situasi atau informasi atau juga isu yan sedang berkembang. Jika kemampuan itu tidak dimiliki maka generasi dengan mudah menerima informasi atau isu tanpa lagi mencerna secara kritis benar atau tidak.

“Hal ini yang perlu didorong agar seluruh anak bangsa ini mempunya critical thingking yang mampu dengan cepat untuk mengolah informasi agar tidak terjebak meniu diri sendiri bahkan menipu orang lain. Untuk mendorong critical thingking, maka kami di NTT mulai mendorong agar pendidikan dasar (SD) harus benar-benar baik, dan tentunya guru SD harus orang-orang yang pintar dan cerdas,”kata Viktor.

Turut hadir mendampingi Gubernur VIktor dalam kesempatan buka puasa bersama tersebut, Kepala Kantor Penghubung NTT, Drs. Viktor Manek, M.Si, Kepala Biro Humas Pemprov NTT, Dr. Marius Djelamu, dan para staff kantor gubernur NTT. (Bkr/Sfn)