KUPANG, SUARA-FLORES.COM,-Ratusan Siswa dari berbagai sekolah di NTT magang di Kebun Organik GESTI Sino (GS Organik) pada tahun 2024 ini. Siswa-siswi tersebut adalah pelajar dari beberapa SMK di daratan Timor, Sumba dan Sumba serta para mahasiswa dari Politani Kupang dan Universitas Tribuana Alor.
“Pada tahun ini kurang lebih ada 250 siswa datang magang di kebun saya. Mereka datang belajar pertanian di sini sekitar 3 – 4 bulan dengan biaya sendiri dari orang tua mereka,” kaya Gesti Sino sang pendiri dan pemilik Kebun Organik di Kawasan Matani, Desa Penfui Timur Kabupaten Kupang, belum lama ini.
Diterangkan Gesti, kegiatan magang tersebut adalah bagian dari kerja sama yang dibangun antara sekolah sekolah terkait dengan kebun organiknya. Tentunya, tujuan dari kerja sama magang ini adalah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan bagi siswa untuk menjadi seorang petani yang memahami bagaimana berkembun yang baik meningkatkan produksi dan bagaimana memasarkan hasil pertanian.
“Di sini saya latih mereka membuat menyiapkan lahan, membuat bedeng yang baik, membuat pupuk organik, menyemaikan benih, menanam, menyiram, merawat, hingga bagaimana memasarkan hasil produksi,” terang Gesti merincikan.
Ciptakan Petani Muda
Dikatakan Gesti, generasi muda ( milenial) harus membekali diri atau dibekali menjadi petani karena menjadi petani adalah mulia karena mempersiapkan kebutuhan pangan bagi keluarga, bagi sesama dan terutama untuk meningkatkan pendapatan.
Saat ini NTT mempunyai puluhan ribu hektar lahan kosong yang mash belum diolah menjadi lahan pertanian. Jika anak anak muda berani menjadi petani untuk mengolah lahan lahan tidur itu, maka NTT tidak miskin lagi karena hasil dari pertanian itu selain menghidupkan keluarga juga bisa dipasarkan.
Dikatannya, seluruh siswa yang pernah magang di kebun organiknya. Ia mendorong agar pulang ke kampung dan mulai megolah lahan mulai dari ukuran kecil hingga lahan yang besar. Bila tidak berani memulai maka NTT tidak akan maju maju.
“Anak anak yang belajar di sini, saya buatkan grup WA nya, Kami selalu berkomunikasi setiap hari. Mereka jumlahnya sudah mencapai ribuan siswa yang tersebar di seluruh NTT selama beberapa tahun terakhir. Saya selalu mendorong mereka untuk menjadi petani buka usaha pertanian karena sudah punya bekal ilmu teori dan praktek pertanian. Masa depan pertanian itu selalu menjanjikan karena setiap hari setiap manusia butuh makan,” tandas pria sukses ini.
Mengenai pemasaran, pertanian organik sudah mempunyai pasar sendiri karena produk pertanian organik selalu dicari pembeli. Untuk pemanasan juga tidak susah karena saat ini era digital sudah sangat mudah. Jadi, bagi anak anak muda sebaiknya tidak meninggalkan kampung halaman pergi merantau, tetapi banting setir menjadi petani.
“Masa depan ketahanan pangan di NTT ada di tangan orang muda. Jika semua orang muda tidak mau menjadi petani pergi merantau semua tinggal orang tua, maka sudah dapat dipastikan krisis pangan akan terus melanda NTT. Ayo orang muda bangkit dan berani menjadi petani” ajak pria muda dari Bumi Nyiur Melambai Kabupaten Sikka ini.
Dunia sedang dilanda krisis pangan, Indonesia sedang membangun sistem ketahanan pangan dari hulu sampai hilir. Dan NTT harus mulai bangkit mengolah lahan lahan tidur untuk membangun ketahanan pangan di masa depan. Pemerintah Jokowi, telah membangun sumber- sumber air dan semua itu harus kita manfaatkan untuk membangun pertanian. (Bungkornell/ SFC)