SUARAFLORES.NET–Proyek Pembangunan Saluran Drainase di ruas jalan Patimoa-Arawawo oleh CV. TG dihentikan oleh Pemerintah Desa Kolidetung, Kecamatan Lela. Langkah itu dilakukan oleh Pemerintah Desa Kolidetung setelah mendapat laporan dari Kepala Dusun dan Ketua RT, bahwa material yang digunakan untuk pengerjaan saluran drainase adalah tanah, bukan pasir.
Atas laporan Kepala Dusun Patimoa dan Ketua RT 11 itu, Kepala Desa Kolidetung Wihelmus Isolus langsung terjun ke lokasi. Di sana, Wihelmus melihat tidak ada pendropingan pasir tapi aktivitas pengerjaan drainase sudah dilakukan.
“Setelah mendapat laporan, saya langsung ke lokasi. Ternyata benar, mereka menggunakan tanah, bukan pasir. Buktinya tidak ada pendropingan pasir di lokasi tapi pekerjaan sudah dilakukan. Jadi saya minta mereka hentikan sementara,” ujar Wihelmus di lokasi proyek, Sabtu (26/10/2019) sore.
Kepada Suara Flores, Wihelmus mengharapkan agar kontraktor pelaksana wajib memperhatikan kualitas proyek. Tujuannya agar dapat dimanfaatkan masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Nah, jika menggunakan tanah, tentu kualitas pasti buruk.
Untuk itu, ia meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Kontraktor Pelaksana segera turun ke lokasi untuk melihat dari dekat pengerjaan Saluran Drainase tersebut.
“Kami mengharapkan proyek ini tetap dilanjutkan. Tapi materialnya harus benar-benar pasir bukan tanah. Kami minta pihak PU turut mengawasi juga. Kontrak pelaksana tolong perhatikan kualitas proyek,” tegas Wihelmus.
Berdasarkan papan informasi, proyek yang dikerjakan oleh CV. TG menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan nilai kontrak Rp153.550.000,-, dan waktu pelaksanaan 75 hari kalender kerja.
Salah seorang tukang dan buruh kepada Suara Flores menjelaskan bahwa pihaknya baru mulai kerja. Saat itu, pihaknya diminta hentikan aktivitas proyek.
“Campuran baru satu sak semen, kami langsung diminta hentikan aktivitas proyek. Katanya kami menggunakan tanah. Jadi sementara kami tidak kerja,” ujarnya kepada Suara Flores di lokasi, (26/10) sore.
Sopir truk pendroping material kepada Suara Flores mengaku bahwa pihaknya sudah mendroping pasir ke lokasi.
“Memang ada kesalahan yang dilakukan para tukang. Saat itu, kami baru pergi muat pasir. Saat pulang mereka sudah pasang batu. Besoknya kena tegur dari Kepala Dusun. Kami berjanji untuk perbaiki dan pasti menggunakan pasir,” ujarnya di lokasi. (sfn02).