MAUMERE, SUARAFLORES.CO–Fransiskus Molo adalah nasabah BRI yang rajin dan mampu kembalikan pinjaman. Dulu dia dikenal baik sehingga bank terus memberikan pinjaman setiap tahun. Kini pun Frans masih dikenal karena diberitakan “telah bangkrut”. Nama Frans disebut di mana-mana, mungkin terdengar hingga ke telinga pihak BRI pusat di Jakarta. Ia kini dalam “borgol permainan” BRI.
Kebangkrutan usaha Frans yang diduga karena mafia ini menyumbang rasa “duka” alias sedih banyak hati. Bukan hanya kaum rohaniwan (gereja,red), kaum aktivis NGO, segelintir wakil rakyat Sikka, kelompok lainnya adalah aktivis PMKRI Cabang Maumere pun menaruh sedih. Buktinya, PMKRI menggelar aksi damai dengan mengenakan kaos seragam berwarna hitam-hitam. Dengan menggelar long march sepanjang jalan Ahmad Yani, barisan aksi masa ini berhasil menghadirkan pandang mata tertuju ke jalan utama. Para aktivis ini seakan sedang berduka karena rekan seperjuangan mereka telah tiada, pergi menghadap Yang Maha Kuasa.
Bukan karena itu, seragam hitam-hitam ini merupakan ungkapan sedih terhadap peristiwa yang dialami oleh keluarga Fransiskus Molo. Frans Molo nasabah Bank BRI itu diduga ditipu oleh para mafia karena dililit hutang. Kesedihan makin mendalam ketika para aktivis ini tahu kalau Frans Molo mengalami gangguan jiwa walau pun sekelompok masyarakat tidak percaya gangguan kesehatan yang dialami pria ini. Walau pun petugas medis belum membuktikan kondisinya.
Aneh, ada pro kontra tentang kesehatan Frans. Ada warga yang menyebut Frans mengalami sakit tipu-tipu, ada juga yang mengatakan Frans sakit karena ditipu. Dalam kesempatan orasi, warga kaos hitam-hitam ini nampak benar-benar kecewa. Bercampur marah mereka mengungkapkan kronologi singkat. Mereka mempertanyakan keberadaan perasaan, aturan, undang-undang ketika panitia lelang tak tolerasi waktu walau hanya 15 menit. Keluarga Frans Molo bersedia mengembalikan tapi panitia tak gubris.
“Kenapa begini ? Kok bisa bertingkah seperti itu BRI kepada nasabah. Kami sangat prihatin.” ungkap mereka dengan wajah marah. Warga kaos hitam-hitam ini pun meminta manajemen segera menghadirkan panitia lelang. Maksudnya agar panitia lelang dapat menjelaskan proses lelang yang benar dan dimengerti. Hingga kini keluarga Frans Molo belum puas dan tidak terima dengan proses lelang yang dilakukan atas tanah miliknya. Manajemen BRI mengaku pihaknya tak bisa mengabulkan permintaan PMKRI. Jika hendak bertanya soal proses lelang silakan bersurat kepada panitia lelang (KPKNL) agar dapat dijelaskan secara detail. Pihak bank hanya menjelaskan proses terjadinya pinjaman dan alasan-alasan keterlambatan pengembalian pinjaman.
“Kami tidak dapat menghadirkan orang-orang yang diminta. Karena mereka menjalankan tugas pelelangan sesuai surat penunjukan dari BRI. Untuk menjawab pertanyaan PMKRI, manajemen BRI akan menjawab sesuai prosedur dan aturan BRI” kata perwakilan manajemen BRI di lantai II BRI, Rabu (20/04/2016), kemarin. (M-16/SF).