ENDE, SUARAFLORES.NET – Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, mitra Misereor yakni Yayasan Bina Desa dan Yayasan Tananua Flores menggelar lokarya perdana di Kabupaten Ende, Flores. Kegiatan yang mengangkat tema besar “Berbagi Pengetahuan tentang Pembangunan yang Dipimpin oleh Komunitas Pedesaan Menuju Kedaulatan Pangan” ini berlangsung selama tiga hari terhitung tanggal 28 sampai 30 Mei 2018.
Pelaksanaan lokakarya yang bertempat di Wisma Firdaus Centre Ende ini adalah inisiatif beberapa lembaga masyarakat mitra Misereor di kawasan Indonesia Timur yang berupaya memperkuat fasilitasi People Led Development (PLD) atau Pembangunan yang Dipimpin oleh Rakyat untuk Kedaulatan Pangan.
Melihat visi pemerintah khususnya di bidang pertanian mulai dari Gerakan Revolusi Hijau, berlanjut ke Swasembada Pangan dan saat ini oleh masa kepemimpinan Jokowi dengan Kedaulatan Pangan (Nawacita), namun realitas lapangan yang terjadi adalah Agro Industri, Konversi lahan, Minat menjadi petani menurun, dan terakhir yang terjadi adalah impor pangan.
Bertolak dari latar belakang persoalan tersebut, maka praktek NGO adalah bagaimana memberdayakan petani, baik laki-laki maupun perempuan dalam mengelola pangan mulai dari produksi, konsumsi dan distribusi.
Dengan demikian tujuan lokakarya awal ini adalah pertama, berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam praktek PLD menuju kedaulatan pangan. Kedua, membangun pemahaman bersama tentang konsep dan strategi perwujutan PLD. Ketiga, memfasilitasi dan belajar bersama untuk memperkuat aksi menuju kedaulatan pangan.
Baca juga: Ancaman Global dan Perang Kebudayaan, Jenderal Moeldoko Serukan Jaga Ideologi Pancasila
Terlepas dari tujuan tersebut, dengan berbagai metode pendekatan untuk merumuskan masalah, lokakarya inipun berhasil menyimpulkan beberapa problem pokok. Problem pokok tersebut nantinya menjadi tugas besar fasilitasi People Led Development yang harus dikerjakan kedepan di masing-masing komunitas. Diantaranya, Krisis Pangan dan Konflik Tanah (pengakuan hak milik) yang saat ini masih sering terjadi di hampir semua daerah dan menjadi issue seksi di tengah komunitas pedesaan.
Diharapkan persoalan-persoalan tersebut dapat diatasi dengan berbagai pola pendekatan di masing-masing komunitas baik melalui intervensi kebijakan lokal maupun pendekatan melalui kearifan lokal sesuai situasi dan kondisi komunitas yang ada.
Hadir beberapa LSM mitra Misereor seperti Yayasan Tananua Flores (Ende), Yayasan Tananua Timor (Kupang), Donders (Sumba Barat Daya), Yakines (Manggarai), Wahana Tani Mandiri (Sikka), Bina Desa (Jakarta) dan Caritas Nasional (Carina, Jakarta). Perwakilan kegiatan tersebut adalah utusan para fasilitator dari masing-masing lembaga. (sfn02).