KUPANG, SUARAFLORES,-Kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan, tetapi cambuk untuk terus bertarung meraih kesuksesan. Demikian spiritualitas hidup Drs. Markus Alibrandi, satu dari sekian banyak aktivis LSM dan aktivis politik yang ada diblantika politik Flobamorata. Alibrandi atau Ali pria murah senyum yang gesit bermain dalam setiap momentum politik di NTT dan pantang menyerah.
Setelah gagal meraih tiket calon legislatif DPD PDIP NTT dan Partai NasDem tahun 2014, kini Ali kembali maju dan lolos meraih tiket calon legislatif 2018 dari dapil 5 (Sikka, Ende, Ngada, dan Nagakeo) melalui Partai Berkarya. Meskipun lewat partai baru, Ali tidak pernah takut dalam bersaing dengan calon-calon incumbent dan calon-calon hebat lainnya dari dapilnya. Demi misi mulianya memperjuangkan kepentingan rakyat, Ali pun tidak merasa kecil atau rendah diri bersaing dengan calon-calon yang diusung partai-partai besar. Bermodal semangat juang, dukungan rakyat dan amuninisi tempur seadanya, Ali merasa yakin ia mampu lolos dari lubang jarum.
Dalam perbincangan dengan berbagai warga Maumere di Kupang, banyak orang meragukan Alibrandi akan lolos menjadi anggota DPRD NTT 2019 nanti. Bahkan ada pula pihak-pihak yang mencibirnya bahwa Ali tidak cocok menjadi seorang politisi tetapi lebih cocok menjadi aktivis LSM dan seorang pekerja politik. Namun hal itu dibantah oleh Ali. Sebagai seorang politisi dan aktivis LSM, Ali bukan tipe seperti itu. Ia menegaskan bahwa selama masih ada ring tinju, maka dirinya akan tetap naik ring untuk bertanding.
“Kita harus terus berjuang selama masih ada ruang politik. Kita tidak boleh menyerah kalau masih ada kesempatan untuk bertarung. Kegagalan jangan membuat kita lemah dan putus asa, tetapai harus menjadi cambuk untuk terus bekerja keras meraih kesuksesan. Saya yakin kalau kita terus berjuang pasti akan ada hasilnya,” kata mantan Sekretaris II DPD PDIP NTT ini saat berdiskusi dengan Suaraflores.Net, belum lama ini di Kupang.
Baca juga: Frans Salem Terus Berbakti bagi NTT Selama Jantung masih Berdetak
Disentil terkait tekadnya yang begitu keras ingin menjadi wakil rakyat, Ali menerangkan bahwa ia ingin mengabdi dan berbhakti bagi rakyat Kabupaten Sikka, Ende dan Nagekeo,dan Flores Umumnya dalam memperjuangkan kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat yang belum sepenuhnya terpenuhi. Dikatakannya, selama 10 tahun terakhir ini, ada kesenjangan atau ketidakadilan dalam pembangunan di NTT, secara khusus di Pulau Flores, di mana pembangunan masih terlihat lebih terkonsentrasi di satu dua kabupaten yang menjadi basis utama pemimpinnya.
“Memang ada pembangunan infrastruktur, namun saya lihat pemimpin tidak adil karena terkonsentrasi pada satu dua kabupaten karena menjadi daerah asal pemimpin. Hal ini tidak boleh terjadi lagi, karena seluruh rakyat Flores adalah bagian integral dari NTT yang harus diperlakukan secara adil, terutama dalam pelaksanaan program-program pembangunan,” ungkap Ali yang pernah dua periode menjadi tim pemenang Gubernur Drs. Frans Lebu Raya-Ir. Esthon Foenay dan Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni ini.
Diungkapkannya, berdasarkan pengamatannya di berbagai kabupaten di Flores, belum sepenuhnya kebutuhan infrastrutkur warga terpenuhi, di mana sarana jalan raya, perumahan rakyat, gedung-gedung sekolah, puskesmas, rumah sakit, air minum bersih, penerangan listrik masih belum terpenuhi secara masif dan merata. Hal ini terjadi karena pemimpin NTT tidak fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, tetap lebih euforia pada program-program dadakan yang monumental untuk mencari nama besar yang semu. Ke depan, hal ini harus menjadi perhatian agar tidak terjadi lagi, sehingga kebutuhan dasar dapat terpenuhi secara merata dan adil.
Baca juga: Peduli Petani Desa, Polisi Ini Bimbing 300 Petani Tanam Bawang
Dikatakan mantan aktivis PKBI NTT ini, niatnya menjadi anggota DPRD NTT, semata-mata tulus ingin memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dasar warga, bukan untuk mengumpulkan harta kekayaan. Pasalnya, menurut pria kelahiran Maumere ini, rakyat masih membutuhkan banyak perhatian yang harus disuarakan melalui jalur legislatif. Untuk itu, ia berkomitmen akan mengawal berbagai usulan pembangunan dan terus memperjuangkannya jika diberi kepercayaan oleh rakyat dalam pileg 2019 nanti.
Mengenai peluang lolos ke DPRD NTT, Ali mengatakan dirinya sangat optimis akan dipilih rakyat. Pasalnya, ia bukan orang baru yang baru membangun jaringan kerja politik. Meski merasa optimis lolos, ia tetap dan terus bekerje keras meminta dukungan warga Sikka, dengan mengunjungi dan bertemu warga untuk mendengarkan aspirasi dan suara hati rakyat.
Sosok Ali sudah sangat gaul di pentas politik NTT. Meskipun belum berhasil menjadi anggota dewan, Ali telah berperan penting dalam pemenangan Frans Lebu Raya menjadi gubernur NTT dua periode. Selain di bidang politik, jebolan Universitas Undana (UNDANA) Kupang ini telah berperan dalam pembangunan di NTT secara khusus di dunia LSM dan organisasi-organisasi sosial di tingkat provinsi.
Dalam data media ini, Ali mengawali kariernya sebagai Voluntir Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT pada tahun 1987-1989, Manager Program PKBI NTT pada tahun 1989-1995, Direktur Eksekutif Daerah PKBI NTT pada tahun 1996-2017, dan ia dipercaya menjadi Komisaris PT. Flobamora Mandiri Jaya Kupang pada tahun 2017-2018.
Selain itu, Ali juga terlibat dalam berbagai organisasi/ kegiatan sosial seperti, Sekretaris Kelompok Kerja HIV/AIDS Penanggulangan AIDS Provinsi NTT pada tahun 2016-2017, Penasehat/ Pelindung Forum Rehabilitasi Narkoba Berbasis Masyarakat Provinsi NTT pada tahun 2006-2011, dan Ketua Dewan Penasehat Yayasan Mitra Muda Provinsi NTT. Sementara di partai politik, Ali tercatat mengawali karier politiknya di DPD PDIP sebagai Sekretaris II DPD PDIP dan Ketua Baguna DPD PDIP NTT. (bungkornell/sft)