Lagi, Wisatawan Tewas Saat Berwisata di Pulau Flores

by -117 Views
Suara Flores

NGADA, SUARAFLORES.NET – Berita meninggalnya wisatawan kembali terjadi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah seorang wisatawan asal Sydney, Marridy Anne Soulway (46) ditemukan meninggal dunia saat sedang mandi di perairan laut Teluk Maumere, tepatnya di Pulau Indah Pangabatang, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, (14/8). Kali ini peristiwa yang sama kembali menimpa seorang wisatawan domestik asal Surabaya. Susiani Moiloa, perempuan berusia kurang lebih 55 tahun dikabarkan meninggal dunia saat melakukan perjalanan wisata ke puncak Bukit Waturiwowo, Desa Beja Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores. Susiani jatuh di jurang dengan ketinggian kurang lebih 200 meter, (Minggu, 26/8/2018). Sekitar pukul 09:00 wita.

Sejumlah informasi yang direkam SuaraFlores.Net dari sumber yang akurat menjelaskan bahwa kejadian tersebut disaksikan empat orang yang saat itu sedang berada di lokasi dan sedang melakukan perjalanan wisata menuju Bukit Watu Nariwowo. Pertama, almarhum Susiani Moiloa, Wilson (putera alm), Emerensiana Ngora yang diminta bantuan mengantar ke lokasi dan sopir, Leonardus Langga, pria asal Kisol Kabupaten Manggarai Timur, menetap di Kota Ende, Kelurahan Tetandara Kota Ende.

Media ini berhasil mewawancarai saksi mata, Leonardus Langga, (26/8/2018), di Kantor Polres Ngada, Flores di Kota Bajawa.

Dikisahkan Leonardus bahwa setelah melakukan perjalan dari Ende dan bermalam di Ngada, Leonardus bersama Susiani dan puteranya hendak beriwisata di Ngada. Salah satu lokasi tujuannya yakni Bukit Waturiwowo, Desa Beja Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada.

Menikmati keindahan alam di sana, almarhum bersama Wilson melakukan foto-foto keindahan alam saat menuju lokasi tujuan. Mereka terus bergerak menuju bukit pertama dan menuju bukit kedua. Saat itu kondisi masih aman terkendali.

“Waktu itu saya ditugaskan memegang camera drone milik mereka. Saya berjalan paling depan. Susiani berada di belakang saya bersama Wilson dan Ibu Emerensiana Ngora. Ibu Emerensiana sempat mengingatkan kami agar selalu berhati-hati. Ia meminta agar kami tidak mengenakan sandal atau sepatu yang licin sehingga tidak jatuh ke jurang yang sangat dalam itu. Saya dengar begitu saat pengantar mengingatkan kami semua,” kisahnya.

Leonardus bersama dua wisatawan domestik asal Surabaya dan Ibu Emerensiana terus bergerak menuju puncak Bukit Waturiwowo. Tiba-tiba terdengar teriakan histeris. Susiani sudah jatuh ke jurang. Suasana hening. Pak Wilson drop. Haru, dunia serasa gelap gulita waktu itu.

“Saya sangat terkejut, shok ketika berbalik dan tidak melihat lagi Ibu Susiani. Mencoba untuk melihat ke jurang pun tak dapat melihat. Bingung mau buat apa pada jurang yang begitu tinggi. Kami semua memeluk Pa Wilson yang saat itu langsung drop”, kisah Leonardus Langga.

Baca juga: Wisatawan Asal Sydney Ditemukan Meninggal di Objek Wisata Pangabatang

Saksi mata lain, Emerensiana Ngora warga RT 12 Lenazia, Desa Beja-Langa, Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada kepada media ini menjelaskan pihaknya terkejut, haru dan berduka mendalam atas peristiwa yang dialami keluarga Pak Wilson. Dijelaskan bahwa sesungguhnya dirinya bukan pemandu atau pun guide yang biasa dilakukan orang lain. Berulangkali, alm meminta pertolongan untuk memandu ke lokasi, sehingga ia pun bersedia. Dalam perjalanan ia selalu mengingatkan untuk tidak memakai sandal dan sepatu yang licin.

“Sebenarnya saya tolak memandu mereka ke lokasi. Saya bukan pemandu. Mereka minta tolong dengan begitu ramah. Saya kemudian menyiapkan diri dan mengantar mereka. Saya pun menghimbau kepada mereka agar tidak buru-buru dan selalu berhati-hati. Kami melewati jurang yang dalam dan tebing-tebing di sekitarnya. Saat itu, almarhum sempat merespon himbauan saya, bahwa dirinya tidak bisa berjalan kalau tanpa memakai sandal atau pun sepatu. Ia mengaku tidak kuat kalau jalan kaki kosong sehingga ia tetap mengenakan sepatu dengan tali warna hitam,” kisahnya.

Perjalan terus menuju puncak. Memasuki bukit pertama, situasi masih aman terkendali. Emerensiana tetap memberi peringatan untuk selalu hati-hati. Mereka pun merespon baik dengan santun. “Iya bu. Terima kasih sudah mengingatkan kami. Kami selalu hati-hati bu,” sahut keluarga Susiani Mailoa.

Saat terus mendaki menuju bukit kedua, kondisi masih terlihat aman terkendali. Pendakian terus dilakukan menuju bukit ketiga. Mereka mulai lelah. Alm, Susiani bersama puteranya dengan tenaga yang mulai terkuras berjalan pelan dan merangkak. Namun mereka tidak patah semangat dan terus berjalan menuju bukit ketiga untuk melihat pemandangan yang begitu indah.

“Saya ingatkan terus kepada mereka agar tidak berjalan merangkak. Berjalan lurus atau berdiri saja agar berat badan seimbang dan tidak mudah goyah. Selalu hati-hati ya. Waktu itu, sang sopir masih berjalan di depan kami. Jalannya sempit, jurang dan tebing. Tiba-tiba, Pak Wilson berteriak. Ibu Susiani sudah jauh dari lintasan jalan, jatuh ke jurang. Saya lihat dan dia sudah jatuh dan kami tak mampu menolongnya. Ia jatuh dengan posisi tangan angkat ke atas, posisi wajah menatap kami semua, seakan ia sedang terlentang.

Emerensiana menceritakan bahwa dirinya bersama yang lain tidak tahu persis apa yang dilakukan korban, detik-detik sebelum ia jatuh ke jurang yang begitu dalam. Apakah dia sedang berselfie atau membetulkan tali sepatu, dirinya tidak tahu persis. Mereka berjalan dengan jarak yang tidak begitu rapat. Masing-masing jaga diri dan kosentari menuju bukit ketiga untuk menyaksikan keindahan alam dari sana.

“Pa Wilson berteriak histeris, saya balik dan melihat korban sudah jatuh ke jurang. Sedih bercampur cemas yang kami rasakan waktu itu. Kami tak mampu meraihnya.,” kisah, Emerensiana Ngora warga RT 12 Lenazia, Desa Beja-Langa, Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terkait dugaan atas peristiwa jatuhnya salah satu wisatawan domestik ini, Leonardus dan Emerensiana tidak tahu persis apa yang sedang dilakukan sebelum korban jatuh ke jurang. Mereka sama-sama fokus menuju bukit ketiga dan masing-masing selalu berhati-hati. (red/aurel). .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *