Kemenangan Melky-Jhoni Bukti Rakyat NTT Cerdas Memilih Pemimpin, Ada Harapan Baru

by -587 Views
Melky Laka Lena-Jhoni Asadoma bersama Esthon Faoenya dan Piter Djami Rebo ketika acara HUT ke 70 Esthon Foanay di Sonaf Pola, Oepura, Kota Kupang, beberapa waktu lalu (*)

KUPANG, SUARA-FLORES.COM,-Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Melky Laka Lena-Jhoni Asadoma terpilih menjadi pemimpin baru Provinsi NTT dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar 27 November 2024 lalu. Pasangan muda Melky-Jhoni  (2) ini berhasil menyisihkan Ancy Lema-Jane Natalie (1) dan  Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu (3). Berdasarkan hasil hitung cepat (quic count) lembaga-lembaga survey nasional dan Kompas TV, Melky –Jhoni meraih 37,58% suara, jauh lebih tinggi dari Ancy –Jane31,47% suara, dan Simon Kamlasi 30,95% suara, dari 3,9 juta jumlah pemilih NTT.

Kemenangan Melky-Jhoni disambut suka cita seluruh rakyat NTT. Pasca quic count yang diumumkan di jagat media, seluruh rakyat NTT terlihat gembira dengan tarikan udara dan hembusan nafas legah karena telah lahir sang pemimpin baru untuk bumi Flobamorata. Selain banjir ucapan selamat atas kemenangan Melky-Jhoni yang bertebaran di jagat media massa dan media sosial, rakyat NTT juga berpawai riang gembira di berbagai kota meluapkan rasa atas terpilihnya dua permimpin baru untuk menahkodai Gedung Sasando Pemerintahan Provinsi NTT lima tahun mendatang.

Selanjutnya, pasca kemenangan itu, banyak tokoh pemerintahan dan tokoh politik dan akademisi meletupkan pendapat dan harapan atas proses politik Pilgub NTT yang sangat demokratis, dan juga harapan akan pemerintahan baru yang akan dijalankan Melky-Jhoni periode 2024-2029 nanti. Salah satu birokrat senior Provinsi NTT, Ir. Piter Djami Rebo, M.Si memberikan apresiasi yang tinggi atas kemenangan Melky-Jhoni. Menurut Djami Rebo, kemenangan Melky –Jhoni yang adalah pemimpin berdarah muda ini adalah sebuah sejarah baru bagi NTT karena rakyat NTT sudah sangat cerdas memilih pemimpin tidak berdasarkan isu primordialisme lagi.

“Selamat kepada Pak Melky dan Pak Jhoni  yang telah terpilih. Kemenangan ini bagi saya adalah bukti bahwa rakyat NTT sudah sangat cerdas dalam memilih. Rakyat NTT tidak lagi terpengaruh dengan isu-isu primordialisme yang dihembuskan, tapi rakyat sudah lebih demokratis, kritis dan transparan melihat kualitas figur, pengalaman dan jaringannya. Dengan kemenangan ini, saya katakan bahwa isu primordialisme (suku, agama, ras, dan golongan) ke depan sudah tidak bisa lagi menjadi jualan politik. Era lama, politik pola lama sudah dihapus dengan politik era modern, era kekinian yang lebih melihat ketokohan, kualitas figur dan jaringan. Rakyat kita sudah makin cerdas dan kritis melihat itu,” kata Piter Djami Rebo saat diwawancarai suara-flores.com, Senin(2/12/2024) pagi di Kupang.

Lebih jauh, Djami Rebo yang masih menjabat sebagai Direktur Akademi Teknik (ATK) Kupang ini, berharap dua pemimpin muda dari kalangan politisi muda berpengalaman dengan kapasitas dan jaringan kuat di pemerintah pusat, harus dapat bekerja lebih baik dan lebih maksimal dalam membangun NTT.

“Pak Melky dan Pak Jhoni adalah dua orang muda yang masih memiliki waktu, energi dan tenaga yang kuat serta jaringan di pemerintah pusat yang bagus. Semoga dengan kesempatan emas ini, kedunya dapat maksimal berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik, agar anggaran pusat (APBN) semakin besar mengalir ke NTT, sehingga program-program kerja dapat berjalan lancar. Saya optimis,  dengan hubungan politik yang erat, maka sudah pasti ada dukungan anggaran untuk pembangunan di berbagai bidang bagi NTT yang masih tertinggal,” harapnya sembari menambahkan mengenai masalah hutang pemerintahan lama yang dibebankan kepada pemerintahan baru nanti harus ada kebijakan pemerintah pusat untuk mengurangi beban hutang.

Untuk kelancaran dan keberhasilan program kerja gubernur dan wakil gubernur, Djami Rebo mengingatkan Melky-Jhoni tidak terjebak dalam kepentingan politik sesaat dalam memilih tim kerja (para birokrat) yang akan bekerja mendukung pemerintahan baru nanti. Keduanya harus mampu memilih, menentukan dan menempatkan para pejabat (kepala dinas dan badan) melalui proses seleksi yang ketat. Tentunya, profesionalitas, integritas, kapasitas dan loyalitas menjadi syarat mutlak, selain kepentingan politik tim sukses dalam lingkaran kekuasaan. Dengan menempatkan para  pejabat yang berkualitas, berintegritas dan loyal, dipastikan  seluruh program kerja dapat berjalan lancar sesuai rencana.

Mantan Kepala Dinas PU NTT ini juga berpendapat, untuk mendukung kerja dan kinerja pemerintahan baru, Melky-Jhoni juga perlu membentuk tim pakar (ahli) yang direkrut dari berbagai latar belakang. Dalam tim pakar,orang-orang yang direkrut, selain akademisi juga harus ada dari kalangan praktisi dan mantan-mantan birokrat yang berpengalaman dalam bidangnya. Tujuanya, para tim pakar ini memberikan pertimbangan, usul-saran dan atau kajian-kajian strategis  kepada gubernur dan wakil gubernur dalam melaksanakan program-programnya.

Dikatakannya,  karena peran pemerintah provinsi lebih kepada fungsi koodinatif antara pemerintah pusat dan daerah, demi kelancaran program yang sejatinya berada di kabupaten dan kota, maka dia menyarankan agar Melky –Jhoni  harus membangun koordinasi yang harmonis dan komunikasi yang intensif dengan seluruh kepala daerah terpilih,sehingga program-program dapat sinergis dalam pelaksanaannya.

“Kalau kurang atau tidak ada koordinasi dan komunikasi yang harmonis, akan  merepotkan dalam melakanakan program di bawah. Hubungan yang harmonis antara gubernur dan seluruh bupati sangat dibutuhkan dan harus dilakukan agar sinergis. Jangan sampai gubernur mau lain dan bupatinya mau lain. Nah ini agak repot karena bupatinya punya wilayah. Jadi tidak boleh lagi ada arogansi dan egoisme. Kita akan sukses membangun NTT kalau ada iktikad baik kita untuk bekerja sama dan bekerja bersama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,” katanya.

Ada Harapan Baru Pembangunan Infrastruktur

Djami Rebo yang berkarier di jajaran PU sejak jaman Gubernur Ben Mboy, Hendrikus Fernandes, Herman Musakabe hingga Gubernur Piet Alexader Tallo ini, berharap, di jaman Gubernur Melky Laka Lena pembangunan infrastruktur NTT makin maju lagi. Dasar yang telah diletakan Presiden Joko Widodo di era Gubernur Frans Lebu Raya dan Gubernur Viktor Laiskodat harus terus dilanjutkan di era Presiden Prabowo Subiyanto dan Gubernur Melky Laka Lena demi mempercepat konektivitas pelayanan publik antar pulau untuk meningkatkan ekonomi.

Di bidang infrastruktur, lanjut dia, ada tiga hal penting, yaitu pertama, masalah ruas jalan Provinsi NTT yang hingga saat ini belum mantap harus dilanjutkan. Kedua, seluruh fasilitas Sumber Daya Air (SDA) yang telah dibangun di NTT, termasuk bendungan-bendungan besar harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk irigasi pertanian untuk mendukung program pertanian atau ketahanan pangan berkelanjutan yang dicetuskan Presiden Prabowo Subiyanto.

Ketiga, lanjut dia, sumber daya manusia (SDA) dan kualitas konstruksi  masih menjadi masalah umum di NTT saat ini. Dimana, masih ada banyak kasus-kasus hukum yang menjerat pelaku jasa konstruksi. Untuk itu, Gubernur Melky yang nantinya akan juga sebagai pembina masyarakat jasa konstruksi NTT harus mendorong terciptanya profesionalitas pelaku jasa konstruksi NTT dalam melaksanakan pekerjaan yang berkualitas di bidang jasa konstruksi tepat anggaran, tepat waktu dan sesuai asas manfaat.

“Sangsi, penghargaan atas prestasi dan pembinaan-pembinaan terhadap para pelaku jasa konstruksi kita harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan profesionalitas pelaku jasa konstruksi,” ujar mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi NTT ini.

Terkait kemenangan Melky-Jhoni, selain Djami Rebo, sebelumnya anggota DPR-RI Partai Gerindra terpilih, Ir. Esthon LS. Foenay, M.Si, menjelang masa kampanye mengatakan, Melky-Jhoni adalah dua politisi muda yang akan menjadi pemimpin baru NTT. Sosok keduanya sudah tidak diragukan lagi karena sarat dengan sejumlah pengalaman. Sebagai ketua DPD Gerindra NTT, Esthon mengajak seluruh rakyat untuk memilih kedunya untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur.

“Pak Melky dan Pak Jhoni ini cocok. Mereka masih muda dan berenergi besar untuk membangun NTT. Provinsi NTT ini ada begitu banyak pulau. Untuk itu butuh keduanya karena dengan tenaga mudanya mereka bisa jalan ke semua pulau-pulau mendengarkan jeritan masyarakat kita,” kata Esthon yang ditemui suara-flores.com, seusai pelantikan anggota DPR-RI periode 2024-2029 di Senayan Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sebagai anggota DPR-RI asal NTT, ia mengaku akan berjuang keras di Senayan. Meskipun berbeda partai politik dan berbeda dapil, dirinya akan tetap membangun komunikasi politik yang harmonis demi memuluskan kebutuhan masyarakat NTT. Selain bekerjasama dengan rekan-rekan anggota DPR-RI asal NTT, Esthon juga menekankan agar antara gubernur dan seluruh bupati dan walikota terpilih harus mampu berkoordinasi dan berkomunikasi yang harmonis agar seluruh program pusat dan daerah berjalan sinergis dan sukses. (bungkornell/sfc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *