LARANTUKA, SUARAFLORES.COM,- Dahulu jalan-jalan di pulau terluar, seperti Adonara dan Solor, Kabupaten Flores Timur tidak mendapat perhatian. Dua pulau terisolir itu baru mendapat perhatian serius ketika era Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjabat. Sejak itu, Solor dan Adonara dibongkar dengan pembanguan jalan mulus untuk mendekatkan pelayanan.
General Manager PT. Bumi Indah, Stef Ola Demon, ST ditemui di Kupang sebelum dirinya mengikuti kampanye Pilkada Flores Timur, mengatakan bahwa saat ini Solor dan Adonara telah brubah total. Bila dahulu tidak diperhatikan, saat ini kondisinya telah berubah jauh karena telah dibangun oleh PUPR melalui BPJN NTT.
Terhadap kemajuan tersbut, Ola Demon pun memberikan apresiasi yang tinggi kepada Menteri Basuki yang gencar memberikan perhatin APBN untuk pembangunan infrastruktur di Provinsi NTT termasuk Solor dan Adonara yang merupakan wilayah terisolir.
“Pembangunan jalan di daerah terisolir, seperti Adonara dan Solor di Kabupaten Flores Timur ada kemajuan pesat. Pembangunan jalan saat ini sudah sampai Adonara, Solor dan pulau sekitarnya. Dahulu pembangunan jalan hanya di Flores Barat, dari Labuan Bajo, Manggarai Barat-Larantuka saja, tidak sampai ke Pulau Adanara dan Pulau Solor. Namun, saat ini sejak tahun 2016, APBN sudah masuk di Adonara dan Solor. Sebelumnya, tidak ada intervensi APBN yang masuk ke sana,” ungkap Ola Demon beberapa waktu lalu kepada suaraflores.com di Kupang.
Dia mengatakan, pada tahun 2023, anggaran APBN kembali diberikan Menteri Basuki melalui Inpres Jalan Daerah (Janda) yang disalurkan ke Adonara. Dana ini belum termasuk anggaran reguler yang masuk ke Flotim setiap tahun sebesar Rp8 Miliar. Jadi dana untuk pembangunan jalan di Flotim rata-rata di atas Rp50 Miliar. Artinya, perputaran uang sudah merata di NTT termasuk di Flotim.
“Masyarakat Solor merasa bangga ketika mendapat kejutan besar pada tahun 2023. Sejak Indonesia merdeka baru pada tahun 2023 Pulau Solor mendapat dana APBN sekitar Rp21 Milar untuk pembangunan jalan. Kemudian untuk Adonara, pada tahun 2022 mendapat dana APBN tanggap darurat bencana Seroja sebesar Rp8 Miliar. Di sana ada pembangunan jebatan Webura Rp8 miliar dan jalan dari Wailebe –Waiwerang – Got Hitam – Kinga sebesar Rp50 Miliar,” bebernya.
Terobosan Basuki,kata dia, sangat luar biasa bagi daerah terisoslir, seperti Solor dan Adonara. Melalui dana Inpres Jalan Daerah (Janda), ia telah membuka akses yang selama ini tertutup. Memang belum seluruhnya tuntas, tetapi dari ruas jalan sekarang ini sudah mengalami peningkatan pesat.
“Saat ini, terangnya, sejak Indonesia merdeka masyarakat di Solor baru mengenal jalan hot mix di tahun 2016 dari Dinas PU Propinsi NTT. Setelah itu, pada tahun 2023 ada intervensi dari Kementerian PU,” paparnya.
Di Adonara, tambahnya, ruas jalan nasional dalam kondisi yang baik, ruas jalan tersebut mulai dari jalan Wailede-Waiwadan – Simpang Sagu-Witihama-Dere. Startnya mulai dari Pelabuhan Dere ke Wailede dengan jarak 50Km. Jadi jalan nasional lingkar utara sudah tersambung. Jalan APBN di Adonara rata-rata 90 persen baik. Hanya saja belum memenuhi standar nasional 252 meter. Perkerasannya 5 meter, bahu jalan kiri 2 meter dan bahu jalan kanan 2 meter, totalnya 9 meter di luar bangunan pendukung. Kalau ada drainase maka lebar jalan paling tidak 11 meter.
Pembangunan jalan di Adonara dan Solor berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Asas manfaatnya luar biasa. Kalau dulu waktu tempuhnya sangat lama, sekarang sudah makin cepat. Di samping kemudahan itu, eksplorasi hasil bumi pun makin cepat dengan jalan Inpres Daerah yang langsung ke kantong-kantong centra produksi pertanian dan perkebunan.
“Apabila dahulu hasil komoditi dipikul tenaga manusia dan tenaga kuda, sekarang hasil produksi pertaniaan dipikul kendaran pick up atau truk. Contohnya di daerah Hokoholura Adonara Tengah yang dibangun dulu. Saat ini sudah berkembang sekali. Di sana ada 9 jenis komoditi, diantarnya kemiri, cengkeh, pala, lada, kopi, kemiri, kelapa. Hasil bumi diangkut dengan mobil,” ungkapnya. (bkr/sfc)