MAUMERE, SUARAFLORES.CO–Kurang lebih 200-an tenaga outsourcing PLN Area Flores Bagian Timur (FBT) melakukan mogok kerja, Rabu (11/05/2016). Protes dilakukan karena hak mereka berupa gaji, klaim BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja tak dipenuhi 100 persen. Merasa dirugikan, mereka bertemu manajer PLN, Elpis Sinambela untuk menyampaikan persoalan yang dialami.
Sebelum gerakan ini, para tenaga outsourcing mengatakan, langkah pengaduan telah dilakukan, baik kepada Vendor maupun kepada PLN. Anehnya, Vendor yang menyebut PLN belum menyetor hak-hak mereka. PLN membantah kalau hak outsourcing ini sudah disetor ke masing-masing-masing Vendor untuk mengirim ke rekening karyawan ini. Mencermati ketidakjelasan ini dan seakan saling cuci tangan, para tenaga outsourcing ini lalu menggelar aksi mogok ke PT. PLN Area Flores Bagian Timur, Maumere.
Dalam asksi yang dikoordinir, Ketua Serikat Pekerja Electrik Flores Bagian Timur (FBT), Agato Palang, ratusan tenaga outsourcing ini berhasil bertemu manajer PLN di ruang kerjanya. Mereka mengungkapkan fakta yang sesungguhnya sudah dialami sejak 2 sampai 3 tahun lalu. Manajer PLN pun sesungguhnya sudah mengetahuinya namun mereka tetap mengalami hal yang sama.
Sebelum datang mengatasnamakan serikat pekerja ini, mereka sudah menyampaikan fakta tersebut secara personal kepada kepala PLN. Namun persoalan tak kunjung adil. Pembayaran hak mereka selalu saja terpotong alias tidak 100 persen.
“Kami sudah bertemu kepala PLN. Dia bilang akan memanggil perusahaan (vendor) yang membidangi” kata para tenaga outsourcing di halaman Kantor PLN usai berdialog dengan kepala PLN, Rabu.
Agato Palang mengatakan, pihaknya melakukan mogok tidak ingin mencari kesalahan pihak manapun. Para tenaga outsourcing hanya menuntut hak agar diberikan secara penuh dan tepat waktu. Selama ini pembayaran hak selalu terlambat dan tidak dibayar 100 porsen. Karena ketidakadilan sehingga serikat pekerja melakukan aksi mogok dengan tidak masuk kerja (off) 1×24 jam.
“Kami mohon agar Pimpinan PLN Wilayah NTT duduk bersama kami dan menyelesaikan persoalan ini. Sudah cukup lama kami mengalami hal ini. Kami sudah menyampaikan secara perorangan akan tetapi belum memberikan kepuasan. Gaji tidak dibayar 100 porsen, kartu BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja tidak aktif. Kami tidak bisa mendapat pelayanan kesehatan dari kartu ini. Jadi kami harus omong, harus datang ramai-ramai” katanya kepada SUARAFLORES.CO di Kantor PLN Maumere.
Menurut Wakil Ketua Serikat Pekerja Electrik FBT, Thismadi Asola, masalah lain yang dialami pekerja ini terkait pembayaran biaya lembur dan tunjangan hari tua selalu bermasalah. Pihaknya pun sudah membangun komunikasi dengan pihak PLN namun tidak ada respon yang serius.
Untuk diketahui, tenaga outsourcing PLN FBT ini dikoordinir oleh 3 Vendor (perusahaan). Masing membidangi bagian jaringan, pengelolaan gedung dan tenaga operasional (driver). (M-16/SF).