Gubernur Viktor Pilih Sampah, Patut Ditiru Para Bupati di NTT?

by -139 Views

SUARAFLORES.NET,–Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat adalah gubernur yang unik. Pasca dilantik, Laiskodat langsung melakukan gempuran-gempuran mengejutkan yang membuat mata publik belalak dan telinga warga, terutama anak buahnya di Pemprov NTT berdering-dering. Melawan kemapanan birokrat yang selama ini aman dan hanyut dalam ketenangan, Laiskodat mendaratkan manuver keras gaya hidup disiplin birokrat. Salah satunya adalah menjaga kebersihan lingkungan kerja dan memberikan sangsi bagi yang tidak disiplin dengan memberikan rompi kuning. Ada yang menggerutu, ada yang kecewa, ada yang gelisah dan protes, tetapi Viktor tidak perduli.

Ada aksi yang menarik perhatian publik, yaitu sampah dan disiplin. Keduanya berkaitan satu sama lain, yang langsung berhubungan dengan kedisiplinan hidup atau hidup disiplin atau tertib. Sampah bagi warga NTT, dan kota Kupang khususnya memang sudah sangat meresahkan. Betapa tidak, kota yang dijuluki ‘KOTA KASIH’ itu masih berseliweran sampah hampir diseluruh penjuru kota, termasuk di sekitar lingkungan kantor-kantor pemerintahan.

Sekian puluh tahun, pemerintah tidak berhasil mengatasi banjirnya sampah yang membuat wajah kota Kupang kotor-motor. Meskipun ada upaya keras dahulu di jaman Walikota Jonas Salean dengan denda Rp5 juta bagi yang tertangkap membuang sampah sembarangan namun tidak berhasil. Upaya keras dari Wali Kota Baru, Jeffri Riwu Kore dengan gerakan bersih-bersihnya pun belum membuahkan hasil.

Di tengah-tengah keresahan masalah sampah yang sudah menggurita seperti kasus-kasus korupsi, Gubernur Viktor Laiskodat mencoba bangkit dengan gerakan yang lebih revolusioner. Ia tampil keras dan tegas dengan gaya khasnya memerintahkan lingkunan kantor harus bersih tidak boleh ada satu helai sampah pun yang menghuni di halaman perkantoran. Para pegawai yang membiarkan atau kedapatan kantornya kotor ia berikan sangsi dan hukuman. Dan alhasil, sejak ia memimpin, wajah-wajah perkantoran Pemprov NTTmulai terlihat lebih cerah.

Rupanya, Viktor ingin menunjukan sebuah pelajaran bermakna, yaitu jika ingin menyuruh rakyat (orang lain) menjaga kebersihan, maka semua harus dimulai dari diri sendiri atau dari rumah besar Kantor Gubernur NTT. Ia ingin pemimpin atau pemerintah harus menjadi suri tauladan bagi rakyatnya.

Setelah Viktor memerintahkan anak buahnya di Kantor Gubernur NTT menjaga kebersihan dan kedisiplinan, ia kemudian terjun langsung ke tengah masyarakat Kota Kupang. Peduli dengan lingkungan warga yang kotor akibat sampah yang dibuang sembarangan atau dibawa banjir berseliweran, Viktor dengan pakain yang bersih dan rapih tanpa sarung tangan memungut atau memilih sampah-sampah dan membuangnya di dalam sebuah truk sampah.

Baca juga: Forum Anak Monulondo Ende Jadi Pelopor Pengolahan Sampah

Baca juga: Pemda Flotim Sebarkan Virus Busuk Sampah di Heras

Baca juga: Sampah Cemari Keindahan Kota Ruteng

Warga yang melihat aksi Viktor memungut sampah seusai kebaktian di gerejanya pada Minggu, (27/1/2019), langsung beramai-ramai  turut membersihkan sampah tersebut bersama Viktor. Aksi yang unik dan simpatik ini kemudian divideokan dan diposting warga ke jagad media sosial dan  rampai mendapat tanggapan positif. Keresahan Viktor memang ada dasarnya, yaitu Kota Kupang yang adalah wajah NTT ditetapkan sebagai salah satu kota terkotor dan KLB Demam Berdarah (DBD) tengah mengancam warga kota.  

Dalam pantauan media ini dijagad Medsos, ada beragam pendapat dan juga usulan-usulan strategis terhadap gerakan kerja nyata Viktor Laiskodat yang telah memberikan contoh bahwa seorang pemimpin tidak hanya duduk di belakang meja, tapi harus turun kerja di lapangan. Ada akun yang menulis, semoga aksi Viktor diikuti oleh para bupati di seluruh NTT, dan ada akun atas nama Chaves Einstein yang menuliskan pesan agar pemerintah daerah segera membuat Perda tentang sampah.

”Pak Gubernur NTT saja pilih sampah. Bagi kita yang masyarakat stop buang sampah di sembarang tempat. Pak Gubernur NTT sebaiknya terbitkan Perda Larangan Buang Sampah dan Merokok. Sangksinya cukup tempeleng 100 kali,”tulis Chaves Einstein menanggapi postingan video aksi unik Gubernur Viktor pilih sampah bersama warga.

Baca juga: Strategi ROMA “Sulap Sampah Jadi Uang” Kurangi Pengangguran

Baca juga: Ketua BPPD: Jauhi Sampah Plastik dari Wair Batik

Baca juga: DLH Sikka Diharapkan Lebih Serius Tangani Masalah Sampah

Bukan itu saja, menanggapi aksi Laiskodat, anak-anak muda kreatif juga membuat sebuah lagu tentang ‘Gubernur Pilih Sampah. Rakyatnya Menonton.”Lagu itu kemudian diposting melalui chanel Youtube dan banyak yang menyukainya.” Halo pemirsa kembali lagi dengan kami anak-anak Pulau Pura Alor dengan judul lagu: Gubernur Pilih Sampah, Rakyatnya Menonton. Lagu ini sengaja kami ciptakan untuk turut mengkampanyekan sampah di NTT. Simak juga videonya Chanel Youtube Info NTT. Jangan lupa Subscribe dan likenya. Semoga dengan lagu ciptaan kami ini, mampu menginspirasi kita semua,” tulis Chaves mengutip pesan anak-anak muda dari Alor tersebut.

Warga Net lainnya, berkomentar, semoga aksi Gubernur NTT itu ditiru oleh seluruh bupati di NTT. Hal ini beralasan karena hampir seluruh kota-kota di NTT terlihat kotor akibat sampah yang tidak dikelolah secara baik oleh pemerintah dan warga. Mengapa aksi Viktor harus ditiru? Selama ini, di NTT masih minim para kepala daerah turun langsung membersihkan sampah di tengah kota. Padahal, setiap hari mereka melihat sampah bahkan berjalan di atas sampah-sampah, seperti di Pasar Impres Naikoten, Pasar Oesapa, Pasar Oesao, Pasar Alok di Maumere, dan wilayah-wilayah lainnya.

Gerakan kerja nyata Viktor, mungkin saja dinilai berlebihan atau pencitraan. Namun, bila dikaitkan dengan kondisi aktual, aksi itu adalah aksi aktual yang merupakan motivasi dan ajakan kepada seluruh bupati dan walikota di NTT dan seluruh rakyat NTT lebih peduli terhadap masalah sampah yang kian meresahkan dan menjadi momok bagi kesehatan warga, dan momok bagi kemajuan dunia pariwisata NTT yang sedang menjadi program besar Gubernur dan Wakil Gubernur, Viktor Laiskodat dan Josep Nae Soi.  (bungkornel/sfn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *