Girl Leadership Jadikan Setya Priscilya Bupati Sikka Sehari

by -125 Views

MAUMERE, SUARAFLORES.NET-PLAN Internasional area Flores dalam program pendampingannya terus mengawal pendidikan dan masa depan anak perempuan Sikka. Hari ini, Rabu (11/10/2017), PLAN kembali menggelar latihan kepemimpinan  atau Girl Leadership: Sehari Jadi Bupati Sikka’ oleh anak-anak perempuan Sikka.

Satu anak perempuan Sikka, Setia Priscillya P.A.IS Nini mendapatkan kesempatan menjadi Bupati sehari, pada Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl), yang dirayakan setiap  11 Oktober. Plan International Indonesia bekerjasama Pemerintah Kabupaten Sikka mengadakan event ‘Girl Leadership: Sehari Jadi Bupati Sikka’, sebuah program yang rutin dilakukan setiap tahun.

Dalam kesempatan tersebut sang bupati sehari akan memimpin rapat, layaknya rapat pimpinan daerah, yang membawahi sejumlah OPD dan jajarannya, yang juga dipilih dari anak berusia 15-19 tahun. Mereka akan mengangkat isu anak perempuan di Indonesia yaitu pencegahan perkawinan usia anak.

Calon bupati sehari itu dipilih melaLui 2 tahap seleksi yaitu administrasi dan essay dan kecakapan kepemimpinan melalui leadership camp di Ende pada tanggal 1-2 Oktober 2017. Mereka dinilai dari keterampilan public speaking, keaktifan berorganisasi dan kerjasama kelompok.

“Setiap tanggal 11 Oktober, komunitas global merayakan Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl), yang merupakan agenda tetap PBB. Agenda tersebut, menjadi momentum berharga, guna menunjukkan komitmen semua pihak dalam upaya pemberdayaan dan perlindungan anak perempuan” jelas Communications Specialist Plan International Indonesia Program Area Flores, Zuniatmi kepada Suara Flores, (11/10) di Maumere, Kabupaten Sikka.

Lanjut Zuniatmi bahwa sebagai organisasi yang mendampingi hak anak dan kemanusiaan, Plan International Indonesia mengimplementasikan sejumlah program. Mencakup perluasan akses anak perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, serta pencegahan pernikahan usia anak.

Berkaitan dengan perayaan Hari Anak Perempuan Internasional, Plan International Indonesia, di level nasional bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan event “Sehari Jadi Menteri”, di level Provinsi NTT , “Sehari menjadi Gubernur NTT”, dan di 5 Kabupaten di NTT “Sehari Jadi Bupati”.

Kegiatan ini adalah bentuk nyata dari gerakan ‘Because I Am A Girl” yang bertujuan agar anak-anak muda, khususnya perempuan dapat menyuarakan aspirasinya untuk mencegah anak muda lainnya terlibat dalam perkawinan usia anak. Suaranya didengar oleh pengambil keputusan (pemerintah dan pemerhati anak lainnya).  Mereka mendapatkan kesempatan untuk melatih keterampilan kepemimpinan mereka sebagai pengambil keputusan. Mereka menginspirasi orang lain untuk mendukung anak perempuan di mana saja agar dapat belajar, memimpin, memutuskan, dan berkembang. Event ini sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung anak perempuan untuk MAJU (Mau belajar, Jadi pemimpin, Ambil keputusan, untuk berhasil).

Di Hari yang sama, pada 11 Oktober 2017, sebanyak 21 anak muda terpilih dari seluruh Indonesia, termasuk perwakilan dari Sikka akan berkumpul di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), untuk ‘mengambil alih’ posisi Menteri beserta jajaran KPPPA, membahas isu yang sama, pencegahan perkawinan usia anak.

“Event serupa juga pernah dilakukan tahun lalu, di mana Menteri Sehari di KPPPA merekomendasikan beberapa hal. Salah satunya pencegahan perkawinan usia anak melalui mekanisme perlindungan anak berbasis masyarakat” tuturnya.

Plan International Indonesia sendiri sejak tahun 2009 sudah menginisiasi pembentukan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) di semua wilayah dampingannya di Indonesia. Di Kabupaten Sikka di mulai sejak tahun 2012 bekerja bersama P2TP2A Kabupaten Sikka. Perkawinan usia anak yang memicu kekerasan terhadap anak perempuan merupakan tanggungjawab tidak hanya keluarga, namun banyak pihak.

“Anak perempuan butuh lingkungan yang melindungi. Kita berharap keberhasilan pencegahan perkawinan usia anak yang dilakukan warga melalui KPAD, bisa dicontoh dan diperluas di seluruh desa di Kabupaten Sikka” harapnya. (Yanes/sft).