JAKARTA, SUARAFLORES.NET,–Perjuangan dan kerja nyata Melchias Mekeng Bapa tak bisa dengan sekedip mata dilupakan rakyat Flores, NTT selama kurang lebih 20 tahun terakhir. Politisi nasional Partai Golkar yang puluhan tahun bermarkas di Senayan ini, telah begitu banyak bekerja membangun Flores melalui perjuangan anggaran di DPR-RI. Satu tekadnya, yaitu’ Saya Terus Bekerja untuk Rakyat.’
Mekeng adalah tokoh yang unik dan selalu menarik mata media. Ketika terjadi kemelut di kandang Partai Golkar, dimana Golkar terbela dua kubuh Agung Laksono Vs Aburizal Bakrie, Mekeng datang ke Kota Kupang melakukan konsolidasi membangun Golkar Baru. Saat itu, memang Golkar sedang mengalami krisis kepemimpinan nasional, dan Mekeng tampil dengan posisi lain dalam gerakan reformasi.
Saat Suara Flores menyentil krisis kaderisasi kepemimpinan di NTT, dan bertanya maukah Mekeng maju menjadi calon gubernur NTT 2018? Dengan nada santun, Mekeng menjawab, masih banyak kader Golkar yang siap menjadi calon gubernur. Ia lebih memilih berada di Jakarta dalam gerbong Partai Golkar dan berjuang di DPR-RI untuk rakyat Flores, NTT. Dan jika tidak lagi menjadi pejabat tinggi di Partai Golkar atau juga di pemerintahan, maka ia lebih memilih lebih fokus menjalankan usaha bisnisnya. Maklum, Mekeng memang terlahir dari latar belakang pengusaha.
“Saya tidak mau ade. Di NTT masih banyak kader yang bisa jadi calon gubernur. Partai Golkar juga sudah siapkan kader untuk menjadi calon gubernur. Saya di Jakarta saja, biar saya terus berjuang di pusat untuk rakyat. Jika sudah tidak jadi pejabat lagi, saya fokus membangun dan menjalankan usaha saya. Masih banyak kader di daerah yang siap menjadi pemimpin di NTT,”kata Mekeng merendah, ketika diwawancarai Suara Flores, di Hotel Amaris Kota Kupang, di sela-sela konsolidasi Partai Golkar Kubuh Agung Laksno yang dihadiri puluhan kader Golkar se-NTT, pada tahun 2016 lalu.
Gerakan nurani politik Mekeng memang berbeda dengan rekan-rekan politik lainnya yang memilih kembali ke NTT untuk merebut posisi calon gubernur. Di saat politik Pilkada panas, Mekeng gencar melakukan konsolidasi Partai Golkar di seluruh NTT. Selain memback-up calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai NasDem dan Partai Golkar bersama koalisinya, Mekeng rupanya juga tengah mempersiapkan kemenangan Golkar pada pertarungan Pileg 2019. Tercatat Suara Flores, Mekeng bersama barisan berjas kuningnya gencar konsolidasi di Flores, seperti di Flores Timur, Kabupaten Sikka, Ende dan Manggarai Raya. Yang terus bergerak hingga daratan Timor dan Sumba.
Mekeng masih membuktikan diri sebagai politisi Golkar bertaring kuat di pentas politik NTT dan nasional, pasca jatuhnya Carles Mesang dan Setya Novanto karena tersandung korupsi. Meski terus diserang dengan kasus dugaan korupsi E-KTP yang ditudingkan Novanto, nama Mekeng masih tetap harus semerbak dalam blantika politik Flores, NTT. Pasalnya, Mekeng bukan sekedar bicara atau omong doang (istilah Jakarta), tetapi ia membuktikan diri sebagai politisi nasional yang loyal, berdidaksi dan berintegritas tinggi berjuang membela kepentingan rakyat, dan semua itu dibuktikan dengan kerja dan karya nyata bagi rakyat yang diwakilinya dan bagi Partai Golkar yang telah membesarkannya berpuluh tahun.
Lalu apa saja yang telah dilakukan Mekeng? Sejarah yang perlu dicatat dengan tinta emas adalah perjuangan besar membangun jalan hot mix trans Flores dari Labuan Bajo (Manggarai Barat) hingga Larantuka (Flores Timur). Dalam posisinya sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR-RI di kala itu, Mekeng jor-joran mengucurkan dana besar-besaran untuk pembangunan jalan nasional Trans Flores. Palu anggaran pun diketuk dan uang mengucur ke Flores untuk memantapkan jalan Trans Flores.
Alhasil, jalur jalan yang sebelumnya sempit, rusak dan berlubang, kemudian menjadi mulus mengkilat. Arus transportasi dari Flores Barat hingga Flores Timur pun kemudian lebih lancar dan lebih cepat berkat jalan bagus tersebut. Selain Trans Flores, ia juga berjuang membangun jalan di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor serta Pulau Adonara, yang terpisah dengan lautan Pulau Flores.
Saat disentil mengenai pembangunan jalan Trans Utara Flores, yang masih rusak parah, beberapa waktu lalu Mekeng mengatakan, Trans Utara Flores akan terus diperjuangkan secara bertahap. Hal itu benar, karena kala itu, jalan Trans Utara Flores belum termasuk dalam jalan strategis nasional, karena masih dalam wewenang pemerintah provinsi NTT (jalan provinsi). Seiring waktu berjalan dan pergatian kursi DPR-RI di komisi-komisi, Mekeng tidak lagi menjabat sebagai Ketua Banggar, maka peluang untuk mendapatkan dukungan anggaran makin jauh.
Selain membangun jalan, Mekeng juga tidak tinggal diam dan merasa puas. Dengan jalur politik Partai Golkar dan mitra-mitra politiknya di pemerintah pusat, Mekeng terus berjuang dengan memberikan berbagai bantuan infrastruktur untuk pembangunan gedung-gedung sekolah, gereja, mesjid dan berbagai fasilitas lainnya. Hal ini sangat membantu rakyat Flores, meskipun tidak semua warga mendapat dukungan anggaran.
Untuk mendukung pembangunan pariwisata Flores, Mekeng terus bekerja mempromosikan pariwisata dan seni budaya Flores dengan mengundang para menteri, pejabat negara, gubernur, para bupati dan para wisatawan asing, serta para artis nasional dan dunia datang ke Flores dalam acara Mandiri Maumere Jazz Fiesta Flores 2016 pada 15-16 Oktober 2016 silam. Acara yang diprakarsai Yayasan Bapa Bangsa ini digelar oleh WartaJazz di Hutan Bakau milik Babah Akong seluas Babah Akong seluas kurang lebih 70 hektare di Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
“Konser ini kami buat terbuka untuk masyarakat secara gratis. Kami ingin Pulau Flores yang penuh dengan potensi wisata dan seni budayanya dikenal luas oleh para wisawatan. Acara ini akan terus dilakukan setiap tahun untuk daerah dan masyarakat Flores,” ungkap Mekeng yang juga pendiri Yayasan Bapa Bangsa. Dalam dokumen berita Suara Flores tercatat banyak artis-artis ibu kota hadir dalam pegelaran musik terbesar di Sikka itu, seperti Andre Hehanussa, Ivan Nestorman, Syaharani, Trie Utami, Ras Muhamad, Barry Likuhamuwa, Djaduk Ferianto, Emil& Orkestra Satu Sikka dan BigOne. Selain para artis, para wisawatan pun berebutan menghadiri acara bernuansa alam di hutan bakau tepi laut Teluk Maumere tersebut.
Direktur WartaJazz, Agus Setywan sangat mengapresiasi acara tersebut karena sukes dan mendapat dukungan besar dari penikmat music di seluruh penjuru Maumere. Acara pegelaran musik tersebut, oleh Mekeng, kemudian menjadi acara rutin setiap tahun yang digelar di Maumere. Pegelaran kedua tahun 2017, berlangsung di Grass track Wairita, sebelah timur Kota Maumere. Panorama alam yang ditawarkan berupa sunset dengan view laut dan pulau sebagai daya tariknya. Diktup dari WarJazz.com, acara yang berlangsung Jumat dan Sabtu tanggal 27-28 Oktober 2017 itu menampilkan Krakatau Reunion yang personilnya terdiri dari Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, Trie Utami, dan Gilang Ramadhan.
Selain itu hadir pula biduanita, Ruth Sahanaya, Monita Tahalea, kelompok accapela Jamaica Café, dan grup reggae asal Bali yang berkolaborasi dengan vocalist asal Ghana, Soul Rebel feat Afro Moses. Melengkapi lineup ini adalah Yopie Latul, dan grup Maumere yang menyuguhkan Musik Tradisi Sikka Lokal Tawa Tana dengan penampilan bersama gitaris/vocalist Ivan Nestorman yang juga berasal dari Flores. “Saya bersyukur dengan respon yang diberikan masyarakat tahun lalu. Oleh karen itu, Maumere Jazz Fiesta Flores kita lanjutkan agar daerah ini semakin dikenal melalui potensi budaya dan wisatanya, sehingga daerah dan masyarakat Kabupaten Sikka mendapatkan manfaat langsung dan tak langsung,” ujar Mekeng dilansir WartaJazz.com. acara serupa terus berlanjut pada tahun 2018 lalu.
Mekeng terus berjuang membangun Flores, melalui jalur-jalur DPR-RI dan jalur kemitraan pemerintah pusat. Di tengah kegiatan Partai Golkar di Flores Timur, Mekeng mengabarkan akan mengajak Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Sikka. Kabar gembira itu pun menjadi lahapan media dan tersiar ke seluruh penjuru dunia melalu jagad medsos. Apakah Mekeng sedang berkampanye karena di adalah Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD), Joko Widodo-Maruf Amin? Tentunya tidak. Gerakan nurani Mekeng terus bekerja untuk rakyat karena ia adalah wakil rakyat Flores yang berjuang keras memajukan Flores.
Rupanya, Mekeng sedang memainkan ‘irama politik music rock’ di kala kebutuhan rakyat kian memuncak dari hari ke hari. Dimana, anggaran menjadi oli pelumas melicinkan kebutuhan rakyat meraih sejahtera masih kurang. Kebutuhan infrastruktur Flores yang masih belum tuntas, air minum warga, pembangunan desa-desa, sekolah-sekolah, fasilitas kesehatan, dan fasiltias pasar tradisional yang belum terbangun tuntas, tentu menjadi nota kecil yang akan diselipkan rakyat Flores melalui tangan Mekeng dalam kunjungan Bunda Sri Mulyani ke Maumere.
Politik hati nurani Mekeng tergerak sangat sensitif ketika ia melihat, merasakan dan mendengar jeritan rakyat dikumandangkan setiap hari di berbagai media massa yang mengangkat fakta terkini. Menteri Sri Mulyani, bagi Mekeng adalah orang yang tepat untuk diajak ke Flores karena ia adalah pemegang pundi-pundi dari dapur besar Pemerintahan Joko Widodo. ”Saya sudah undang Ibu Sri Mulyani ke Sikka dan saya undang seluruh kepala desa bertemu,”kata Mekeng seperti diberitakan Suara Flores beberapa beberapa waktu lalu.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi XI dan Ketua Fraksi Golkar, ia membuktikan bahwa ia total bekerja dan berjuang membangun daerahnya dengan mengajak para menteri datang dan lihat langsung kondisi di lapangan, bukan hanya mendengarkan laporan-laporan saja. Menjawab undangan Mekeng, Sri Mulyani, salah satu tokoh perempuan terkuat dan cerdas di Indonesia di Kabinet Jokowi-Kalla pun terjun langsung ke Maumere, Flores. Ia bersama Mekeng di sambut penuh dengan suka cita. Gegap gempita warga yang haus perubahan dan kesejahteraan menyambutnya dalam suasana kekeluargaan. Gerakan politik nurani Mekeng, ‘terus bekerja untuk rakyat’ sudah makin nyata dan harus diteruskan untuk menuntaskan pembangunan Flores dan NTT tercinta. (bungkornell/sfn)