Era Pariwisata, HIV/AIDS Sulit Dibendung, Semua Pihak Harus Terlibat

by -137 Views
Suara Flores

RUTENG, SUARAFLORES.NET–Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manggarai, Kamis (20/4/2016) menggelar sosialisasi pencegahan Human Immonedeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) penyakit menular seksual di aula Kantor Camat Langke Rembong. Sudah saatnya, penyakit mematikan ini harus diperangi semua pihak.

Kadisosnaketrans, Drs. Rafael P. Ogur, menjelaskan, HIV/AIDS menjadi persoalan pelik di Kabupaten Manggarai, apalagi di era pariwisata yang sudah kian berkembang. Pariwisata sangat berpengaruh terhadap aktivitas seksual yang menyebabkan masyarakat terkena infeksi.

“Sudah saatnya, semua pihak berbicara tentang HIV/AIDS di lingkungan masing-masing. Semua pihak harus terlibat memerangi penyakit mematikan ini,” pinta Ogur.

Melihat kondisi riil kehidupan, lanjut Ogur, penting sekali pendampingan orang tua terhadap anak-anak karena diduga di Ruteng  menjadi lokasi empuk. Memgatasi hal ini, pihak pemerintah dan institusi agama termasuk pers perlu bekerja sama.

“Kalau soal di Manggarai dari sisi transmigrasi dan ketenagakerjaan, banyak orang pergi ilegal lalu diduga pulang membawa penyakit. “Itu persoalan orang Manggarai keluar daerah, keluar negeri tanpa izin yang jelas. Ini repot,”keluhnya.

Kendati demikian, yang penting virusnya yang dijauhi orangnya jangan dijauhi sebab HIV/AIDS hanya menular lewat beberapa cara seperti transfusi darah, jarum suntik, sex relation (sperma dan vagina), termasuk air susu ibu selebihnya ciuman dan makan, tidur sama itu tidak masalah.

Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda se-Langke Rembong dengan narasumber dari Sosnaketrans, Camat Langke Rembong termasuk orang dengan HIV/AIDS(ODHA) dan orang yang hidup dengan HIV/AIDS (OHIDHA).

Camat Langke Rembong, Drs. Caleus P. Masangkat meminta kepada peserta agar menjadi agen pewarta terbadap lingkungan masyarakat yang dimulai dari keluarga sendiri. “Kita harus memulai untuk mencerahkan masyarakat persekitaran,” pinta Camat Caelus.

Salah seorang peserta, Yuvensius Janggat, mengatakan, soal lingkungan hidup terutama fungsi pemerintahan terkecil dengan membuat aturan tentang kehidupan bermasyarakat juga mengenai keberadaan posisi Kota Ruteng sebagai kota pelajar sebanyak 20.000 siswa/i. “Ini mesti segera diantisipasi,” ujarnya.

Tingkat penularan, kata dia, mencapai 30%. Persoalan ini harus dipecahkan.”Ini harus betul-betul diperhatikan oleh Pemda Manggarai,” pintanya. (MPr/sf)