SUARAFLORES.NET – Desa Koja Doi yang terletak di wilayah Teluk Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores menjadi satu-satunya desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk dalam Nomine Destinasi Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2019. Tim Juri ISTA bersama pihak Kementerian Pariwisata telah turun ke Desa Kojadoi untuk melakukan Visitasi Lapangan pada 29 Juli 2019. Dalam Visitasi tersebut tim melakukan verifikasi dan penilaian tentang potensi wisata di Desa Kojadoi.
Penentuan Desa Koja Doi dalam Nomine ISTA 2019 dilihat dari empat syarat yakni tata kelola, keuntungan ekonomi, pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan. Tata kelola Desa Kojadoi dinilai sangat bagus karena melibatkan kepala desa dan semua unsur (pemerintah desa) dan masyarakat di dalam desa untuk pengembangan wisata. Pemerintah desa dianggap memiliki pengalaman yang dapat mendorong warganya untuk masuk ke rana baru (wisata eko,red).
Disisi lain, adanya keterlibatan Pokdarwis dan Pokwas yang secara bersama-sama dengan pemerintah desa membuat suatu kawasan wisata, menciptakan kreatifitas dan inovasi. Begitu juga terlihat adanya keuntungan ekonomi yang terdistribusi secara baik. Home stay-home stay yang ada mendapat giliran setiap adanya kunjungan tamu. Distribusi tamunya cukup bagus yang dikoordinasi oleh Pokdarwis maupun badan pengawas yang mengawai Pokdarwis.
Kehadiran Pokdarwis mendorong adanya budaya gotong royong memperbaiki mangrove, terumbu karang dan pengelolaan sampah. Walau pun belum maksimum tapi sampah sudah mulai dikelola dengan baik bersama Bank Sampah Maumere. Pengawasan bawah laut pun dilakukan, termasuk pemilahan sampah-sampah plastik. Adanya penggunaan solar energy sebagai penerangan yang ramah lingkungan dan hampir merata terpasang di setiap rumah. Semua ini dilakukan melalui kerjasama semua unsur termasuk PLN sehingga desa ini memiliki kisi-kisi lingkungan yang cukup kuat.
“Dari syarat-syarat tersebut, Desa Kojadoi dianggap memenuhi syarat dan masuk Nomine ISTA 2019. Maka dari tiga ratusan peserta (desa,red) di Indonesia, Desa Kojadoi sudah masuk dalam tiga puluh tujuh besar dan berhak masuk dalam assessment selanjutnya. Dari tiga puluh tujuh ini akan diverifikasi khususnya mengenai usulan sebagai destinasi yang mempunya karakteristik atau pengembangan dalam ISTA yang unik,” jelas Profesor Jatna Supriatna selaku Juri ISTA Indonesia 2019 di sela-sela kegiatan Visitasi di Desa Koja Doi, 28 Juli 2019.
Baca juga: 7 Ruas Jalan Tol Baru akan Dilelang Tahun 2019, Nilai Investasi Rp151,13 Triliun
Baca juga: Jajaki Bisnis Pesawat, Ketua Kopdit Pintu Air Bertemu Bos PT. Trans Nusa
Profesor Jatna Supriatna menambahkan, dari sisi sanitasi air bersih, tampak masyarakat Desa Kojadoi gotong royong membuat saluran air dari gunung sepanjang 1 km dari pinggir pantai dan 7 km ke atas sehingga warga yang kemudian dapat membantu warga mengkonsumsi air bersih dengan mudah. Hal lain yang lebih unik, ada jembatan batu sepanjang 680 meter dari Kojadoi ke pulau besar untuk penyeberangan, baik untuk warga maupun anak-anak pergi ke sekolah. Walaupun daerah ini terlihat sesak tapi sangat menarik karena dilengkapi dengan WC hampir setiap rumah dan ini jarang terjadi bagi daerah-daerah seperti ini.
Profesor Supriatna menambahkan bahwa dari ratusan desa yang ikut, Desa Kojadoi pun terpilih. Fakta tersebut harus menjadi sebuah kebanggaan bersama, baik oleh pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat serta pihak swasta. Potensi pariwisata yang ada harus dikembangkan lebih jauh agar daerah wisata baharinya berkembang pesat.
“Kami senang pemerintah (Bupati Sikka) memiliki komitmen untuk mengembangkan lebih jauh agar daerah wisata baharinya berkembang pesat. Apalagi sebelum menjadi Bupati Sikka, beliau sudah punya pengalaman untuk melestarikan rumput laut atau potensi alam laut di Teluk Maumere. Kami harapkan agar ke depan dapat lebih fokus lagi karena Maumere selain memiliki potensi wisata ada banyak potensi komoditi yang lain. Kalau ini dikembangkan saya rasa Maumere akan sangat berkembang. Daerah ini memiliki potensi laut yang sangat besar. Terumbuh karang bawah laut sangat cantik dan terpopuler. Mudah-mudahan lebih fokus, bagaimana potensi, branding dan bagaimana proses pemasaran keluar,” ujarnya usai kegiatan.

Ke depan, lanjut Profesor Supriatna, perlu adanya pelatihan-pelatihan yang serius untuk orang-orang terkait hospitality, kuliner-kuliner harus dikembangkan. “Saya melihat masyarakat cukup antusias melalui kepala desa yang sangat progersif. Saya merasa ini pasti dapat berkembang pesat. Ini adalah kesempatan yang harus diambil untuk dikembangkan ke depannya. Banyak inovasi-inovasi baru sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Jangan sia-siakan potensi ini. Potensi teluk Maumere harus dipoles lebih baik lagi. Pariwisata mempunyai keuntungan ekonomi dan keuntungan lingkungan. Koja Doi Go Publik, Sikka Maju,” tandasnya.
Disaksikan SuaraFlores.Net, pelaksanaan verifikasi dan penilaian tersebut diawali dengan pertemuan bersama pemerintah desa, pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka dan para tokoh serta masyarakat.
Kepala Desa Kojadoi Hanafi dalam kesempatan itu mengungkapkan kebanggaan dan kebahagian atas dipilihnya Desa Kojadoi masuk dalam Nomine ISTA 2019.
“Kami senang sekali. Kami bangga dan sangat bahagia. Kiranya ke depan kami dapat merawat dan melestarikan potensi wisata yang ada. Semoga kami dapat melakukan pengembangan dan mampu mempertahankannya. Atas nama masyarakat Desa Kojadoi kami sampaikan syukur dan terima kasih berlimpah. Semoga Desa Kojadoi jadi terbaik dalam proses ini,” ujarnya penuh semangat di Desa Kojadoi.
Staf Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka Mikael Mane mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih yang berlimpah. Pihak mengaku senang bahwa ternyata ada satu desa di Sikka masuk nominasi. Mudah-mudahan Desa Kojadoi menjadi tujuan dalam pengembangan desa wisata.
Fakta itu, lanjut dia, merupakan bukti kerja keras dari semua elemen, baik masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Bahwa sejauh ini pihaknya selalu bekerjasama dari pihak swasta, pemerintah desa dan pemerintah kecamatan serta kelompok-kelompok masyarakat.
“Benar bahwa Desa Kojadoi memiliki keunikan. Selain berada di taman wisata alam laut Teluk Maumere. Saat ini pemerintah desa sedang mengembangkan dengan bukit batu. Masyarakat setempat memiliki semangat gotong royong dan rasa persatuan sangat tinggi dalam aktifitas pembangunan. Banyak potensi dimiliki wilayah ini. Pemerintah daerah terus mendukung. Semoga Desa Kojadoi semakin maju. Kojadoi bisa,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Pihak Dinas, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir terus mencoba melakukan pelatihan-pelatihan. Hal itu dilakukan sejak tahun 2014 hingga saat ini. Pemerintah terus semangat untuk membenahi sektor pariwisata di Sikka.
“Kita sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah pusat untuk kabupaten Sikka. Kiranya tahapan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Sikka,” harapnya di sela-sela persiapan pelatihan guide lokal.
Untuk diketahui, kegiatan ini juga dihadiri Assesor ISTA 2019 Riza Firmasyah dan Dicky Cahyadi dari Sekretariat/Perwakilan Kementerian Pariwisata Asdep Piep. (yannes/sfn02).