JAKARTA, SUARAFLORES.NET,- Ketua Umum Merdeka Seratus Persen (DERAP), Aznil Tan mengapresiasi keberhasilan program-program Presiden Ir. Joko Widodo (Jokowi) selama 4 tahun terakhir.
“Kami menilai Presiden Jokowi sudah menjalankan janji-janji kampanyenya secara baik secara khusus di bidang pelayanan pemerintah dan reformasi birokrasi yang dijalankan saat ini. Hal yang menarik, Jokowi tidak lagi memposisikan dirinya sebagai raja besar tetapi sebagai seorang pemimpin yang melayani. Hal ini yang patut kami apresiasi,” kata Aznil Tan, ketika diwawancarai media ini, Selasa (12/4/2018) di Jakarta.
Menurut pengamatan Derap, gebrakan Presiden Jokowi dalam pembangunan infrastruktur merupakan aksi nyata tindakan cepat Jokowi untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara moderen. Program infrastruktur yang sudah berjalan 4 tahun terakhir, telah berdampak besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia saat ini. Hal ini merupakan bukti nyata Jokowi benar-benar mewujudkan janji-janji kampanyenya.
“Kami beri apresiasi kepada Jokowi karena sudah membuka isolasi di berbagai provinsi. Di mana-mana kita lihat jalan raya di bangun, jalan tol dibangun, rel kereta api dibangun, bandara, pelabuhan dan bendungan (waduk-waduk) besar di bangun. Geliat transportasi darat, udara dan laut sangat terasa makin lancar saat ini. Hal ini artinya Jokowi bekerja keras, tidak hanya asal omong saja,”kata Aznil.
Baca juga: Kisah Sukses SWC Dibalik Kunjungan Mufidah Jusuf Kalla
Dari sekian banyak prestasi Jokowi, lanjut Aznil, satu prestasi spektakuler sepanjang sejarah Indonesia, yaitu keberanian Jokowi menaikan posisi tawar atas saham PT. Freeport di Papua yang selama ini dikuasai Amerika Serikat.
“Keberanian Jokowi yang meminta divestasi 51 prosen PT. Freeport Indonesia patut diapresiasi dan dicatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah. Belum ada presiden yang berani seperti Jokowi,” akunya.
Meski menilai Jokowi berhasil menjalankan Nawacitanya, Aznil meminta pada periode kedua, Jokowi harus mampu mewujudkan Indonesia merdeka seratus persen. Pasalnya, kata Azni, masih banyak program yang belum terlaksana secara baik. Beberapa masalah aktual yang masih menjadi masalah utama, yaitu impor garam, impor beras, impor daging, impor susu, impor gula, dan lain-lain.
Menurutnya, Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan potensi yang luar biasa. Namun, Indonesia belum mampu mengelolah dan mengolah semua potensi kekayaan alam. Dengan adanya impor kebutuhan pangan dalam negeri, membuktikan bahwa pemerintah belum berhasil memerdekakan negara dan rakyatnya seratus persen.
“Kami meminta pada periode kedua, Jokowi mendesain program-program yang lebih fokus lagi untuk mewujudkan Indonesia Merdeka seratus persen. Indonesia harus menjadi negara yang mandiri di bidang pangan, ekonomi rakyat, dan sektor industri, agar kita tidak lagi bergantung pada barang-barang impor dan terbelenggu dalam kartel-kartel dan para mafia pasar yang mengendalikan ekonomi Indonesia,” kata Aznil Tan. (bkr/sft).