SUARAFLORES.NET – Tahun 2018, rakyat kabupaten Sikka memiliki pemimpin baru, baik pemimpin daerah Kabupaten Sikka dan pemimpin baru Gereja Katolik. Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga (RoMa) terpilih menjadi Bupati Sikka dan Wakil Bupati Sikka pada tanggal 27 Juni 2018 lalu. Sebulan berselang, tepatnya Sabtu tanggal 14 Juli 2018), dari Vatikan Roma, Paus Fransiskus menunjuk Romo, Edwaldus Martinus Sedu, Pr sebagai Uskup pada Gereja Lokal Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka.
RoMa dilantik pada tanggal 20 September 2018 di Kupang, sedangkan Uskup Maumere, Mgr. RD. Edwaldus Martinus Sedu, Pr dithabis seminggu kemudian, yakni pada tanggal 26 September 2018 di Kota Maumere. Kehadiran dua pemimpin ini menjadi harapan baru masyarakat untuk membangun atau menata daerah dan gereja. Banyak pihak menaruh harapan kepada Pemerintahan RoMa agar dapat mengukir sejarah pembangunan di Nian Sikka Tana Alok yang lebih dasyat, terutama dalam pemenuhan hak-hak dasar sebagaimana menjadi komitmen RoMa. Pemerintahan RoMa dan Gereja pada dasarnya mitra pembangunan manusia atau umat agar mandiri secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Para pemimpin ini lahir dalam suasana yang sejuk, penuh kedamaian seperti keinginan banyak orang yang merindukan keharmonisan dalam pembangunan. Mereka hadir membawa keselamatan atau mampu menghapus angka kemiskinan dan kebodohan dengan cara meningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan non formal.
Menindaklanjuti harapan rakyat atau umat ini, Pemerintahan RoMa bersama Pemimpin Gereja Lokal Keuskupan Maumere, Mgr. Edwaldus Sedu, Pr telah duduk bersama melalui agenda silaturami bertempat di aula Pusat Pastoral Keuskupan Maumere. Pertemuan yang memakan waktu kurang lebih 2 jam tersebut, membahas kerjasama dalam pembangunan manusia, pembentukan tim penyusunan RPJMD dan realisasi program kerja pemerintahan RoMa.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Perpustakan Demi Tumbuhnya Minat Baca Masyarakat
Sejumlah Pastor Paroki se Keuskupan Maumere mengambil bagian pada agenda Silaturahmi kegiatan tersebut. Mereka memberi berbagai masukan agar Kepemimpinan RoMa dapat berbuat lebih baik dari pemerintahan terdahulu. Gereja melalui para pastor paroki menaruh harapan besar kepada pemimpin baru agar dapat merealisasikan seluruh program kerja sebagaimana yang telah dijanjikan kepada ribuan masyarakat Sikka saat masa kampanye.

Direktur Puspas Keukupan Maumere, RD Johanes Eo Towa, Pr menyambut positif atas niat baik Bupati Fransiskus Roberto Diogo dan Wakil Bupati Sikka Romanus Woga untuk membangun kerjasama dengan pihak Gereja. Romo Jhon pada kesempatan itu menggambarkan tiga tugas Pusat Pastoral Keuskupan Maumere yang memiliki kesamaan dengan pemerintah daerah dalam rencana pembangunan.
Pertama, membuat Perencanaan Pastoral Keuskupan yang dijabarkan setiap tahun dalam rencana Pastoral tahunan. Kedua, mengkoordinir dan mengkawal program-progrm pastoral yag telah direncanakan dan ditetapkan oleh Uskup. Baik program lima tahun, maupun juga rencana kegiatan yang dijabarkan dari program lima tahun dan kemudian dilaksanakan oleh setiap paroki. Ketiga, membangun kemitraan dengan berbagai pihak, baik di dalam gereja wilayah keuskupan Maumere, pemerintahan daerah hingga tingkat nasional, NGO maupun lembaga yang mendorong pembangunan manusia/umat.
Baca juga: Pasca Aksi Mogok, Kepsek SDI Moko Jalani Pembinaan di Kantor Dinas
Untuk membangun kerjasama dalam relasi kemitraan dengan pihak lain, ada visi dan misi yang hampir sama dengan kelompok sasarannya. Pemerintah daerah menjadi mitra yang paling cocok. Selama ini sudah terjalin kerjasama yang baik, namun belum maksimal. Dan masih terdapat peristiwa-peristiwa yang perlu didampingi secara sistimatis dan berkelanjutan.
Keuskupan Maumere tetap mengabdi untuk gereja dan umat. Walau secara yuridis berbeda, namun dari segi wilayah sama dengan wilayah kerja pemerintah daerah. Dengan ini menyadarkan kita bahwa perjuangan untuk membangun umat di wilayah keuskupan Maumere sama dengan perjuangan yang sedang dibangun pemerintah daerah kabupaten sikka.
“Pertemuan hari ini sangat berahmat dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebagai garam dan terang bagi masyarakat kabupaten Sikka. Gereja harus terus memberi masukan dan usulan untuk disatukan dalam dokumen RPJMD kabupaten Sikka lima tahun ke depan,”. Ujar Johanes Eo Towa.
Sejumlah Pastor Paroki yang hadir dalam kesempatan tersebut juga menaruh harapan yang sama kepada Pemerintahan RoMa agar dapat membangun kerjasama yang baik dengan banyak pihak termasuk Gereja wilayah Keuskupan Maumere. Campur tangan banyak pihak sesungguhnya meringankan beban kerja pemerintah sebagai solusi mempercepat pembangunan daerah. Upaya pembangunan berbasis gotong royong yang harmonis harus menjadi kekuatan dan semangat kerja keras memenuhi hak-hak dasar masyarakat secara adil dan merata.
Baca juga: Melaju ke Senayan, Petrus Selestinus Minta Dukungan Masyarakat
Bagi para rohaniwan, keberhasilan pembangunan daerah tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak yang dirangkul para pemimpin. Hal baik ataupun kurang baik yang dilakukan oleh para pemimpin dahulu menjadi contoh untuk kedepannya. Di sisi lain pentingnya mempertahankan komitmen kerjasama atau gotong royong, komunikasi yang harmonis antara para pemimpin dan masyarakat. Keharmonisan para pemimpin sesungguhnya menjadi landasan yang kuat dalam pengambilan keputusan secara adil dan merata.
Di sisi lain, para rohaniwan pun berharap agar program-program yang telah disampaikan kepada masyarakat dapat diakomodir oleh DPRD dengan memperhatikan aspek regulasi dan kebutuhan prioritas masyarakat pada umumnya.
Bagi Gereja, program-program pendidikan, kesehatan dan ekonomi sesungguhnya telah dikampanyekan secara nasional dari pusat hingga di daerah. Masalah dasarnya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, SDM harus menjadi prioritas dalam membangun manusia dan daerah menuju Sikka yang maju dan hebat. Keberpihakan pemerintah terhadap peningkatan SDM masyarakat harus ditunjukan secara bijaksana, adil dan merata. Masih banyak warga yang tidak menyelesaikan pendidikan, putus sekolah, tidak sekolah sama sekali karena tidak ada biaya atau orang tua tidak memiliki penghasilan yang cukup.
“Saya kira program pinjaman dana adat pendidikan menjadi alasan dasar banyak masyarakat untuk menjatuhkan pilihan kepada RoMa. Sesungguhnya program ini baik adanya untuk peningkatan SDM, infranstruktur dan sarana prasarana di desa – desa secara adil dan merata. Artinya bahwa program ini harus dijalankan dengan memperhatikan kondisi keuangan daerah dan proses penjabarannya pun tentu harus didahului dengan regulasi,” ujar Pastor Paroki Watublapi.
Para pastor ini juga berharap perbaikan dan pembangunan infranstruktur yang lebih berkualitas. Banyak jalan dibangun dan dalam waktu yang sangat singkat menjadi buruk. Kuantitas dan kualitas harus seimbang dengan memperhatikan aspek pemanfaatan yang membawa dampak ekonomi bagi masyarakat.
Masih banyak desa-desa memiliki ruasa jalan yang sangat buruk, berlubang, gelombang atau badan jalannya pecah-pecah setelah dibangun. Ada juga wilayah yang belum dibangun sama sekali, listrik, air, jalan, jaringan telksomsel.
“Tugas berat menanti kita. Harapan saya, pemerintahan baru ini dapat melakukan dengan baik, menjamah hal-hal prioritas yang menyentuh masyarakat umum. Pembangunan harus menunjukan kualitas, jika tidak maka berapa pun besar anggaran yang dikucurkan, rakyat tetap menderita. Tunjukanlah kuatas dan hindari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,” ujar Pastor Paroki Watublapi itu. (Sumber: Tabloid Suara Flores Edisi 110).