BPD Bali Ledo Ajak Warga Ikut Kelas BKB HI

by -214 Views

WAIKABUBAK, SUARAFLORES.NET,- Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bali Ledo mengajak warganya untuk mengikuti Kelas BKB HI atau Bina Keluarga Balita Holistik Integratif. Ajakannya itu disampaikan usai menggelar rapat paripurna BPD dengan agenda penetapan rancangan peraturan desa menjadi Peraturan Desa tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratf pada Rabu (21/11) di Kantor Desa Bali Ledo.

Dengan mengikuti kegiatan BKB HI, maka orang tua bisa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengasuhan anak. Orang tua akan tahu cara mengasuh yang benar agar anak bisa bertumbuh dan berkembang sesuai usianya. Melalui BKB HI juga, para orang tua bayi balita bisa mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak dalam segala hal. Kepentingan terbaik yang dimaksud adalah anak memiliki hak hidup, hak tumbuh dan hak berkembang, hak mendapatkan perlindungan dan hak berpartisipasi sebagai warga negara dalam pembangunan dunia.

Beberapa dasar pertimbangan perlunya mengikuti Kelas BKB HI, jelas Ketua BPD, adalah usia dini merupakan masa emas sekaligus masa sensitif yang keberhasilannya akan sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya. Pada usia dini, perkembangan fungsi indera, fisik-motorik, spiritual, intelektual, maupun sosial-emosional terjadi sangat pesat. Untuk “melejitkan” potensi tersebut diperlukan “asah” (stimulasi), “asih” (kasih sayang), dan “asuh” (bimbingan). Kurangnya stimulasi pendidikan pada usia dini berakibat hilangnya sebagian potensi yang dimiliki anak. Jika stimulasi hanya mengandalkan lingkungan alamiah, maka potensi anak hanya akan berkembang secara minimal/alamiah pula. Jika stimulasi dilakukan secara optimal melalui BKB misalnya maka potensi anak akan berkembang secara optimal pula.

Suatu hal yang perlu diperhatikan, kata Ketua BPD, adalah terkait kemahiran atau ketrampilan orang tua dalam pengasuhan itu sangat ditentukan oleh pengalaman atau latihan yang dilakukan secara alamiah. Ketrampilan orang tua bisa ditingkatkan bila setiap keluarga mau berpartisipasi dalam setiap pertemuan kelas BKB HI atau kelas pengasuhan anak. Melalui BKB HI atau BKB, orang tua akan diajak untuk merefleksi tentang apa saja yang sudah dilakukan terhadap anaknya, apa saja impian dan cita-cita dan bagaimana cara mewujudkannya. Orang tua juga diajak untuk bisa menilai dan menstimulasi perkembangan anaknya.

Orang tua juga diajak untuk berperan serta dalam mengatasi berbagai isu permasalahan yang terkait dengan pemenuhan hak anak usia dini di desa melalui kegiatan aksi bersama. Karena tujuan dari Program BKB HI atau PAUD HI adalah; Pertama, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran pengasuh atau orang tua dalam mendukung pertumbuhan, perkembangan dan perlindungan anak. Kedua, memperkuat atau meningkatkan sikap, kepercayaan dan praktek pengasuhan orang tua. Ketiga, meningkatkan motivasi orang tua untuk bekerja di dalam kelompok BKB guna mengatasi isu-isu di dalam masyarakat yang mempengaruhi perkembangan anak. Isu-isu berkaitan dengan aspek kesehatan, perkembangan / pembelajaran, perlindungan dan partisipasi anak.

Untuk menjadi peserta Kelas BKB, jelas Siprianus B. Dega, setiap orang tua yang punya bayi balita diharuskan mengikutinya, dengan syarat; Pertama, pengasuh utama anak di rumah (ibu, ayah, kakek atau anggota keluarga lainnya) yang memberikan pengasuhan langsung untuk paling tidak satu anak yang berumur antara 0 (baru lahir) sampai enam tahun. Kedua, bersedia mengikuti pertemuan rutin minimal sebulan sekali untuk berbagi pandangan dan pengalaman tentang pengasuhan anak dengan orang lain dalam kelompok. Ketiga, bersedia mendengarkan  dan saling belajar cara pengasuhan baru dari orang lain. Keempat, memiliki minat dan kerelaan untuk mencoba  cara baru dalam pengasuhan  dan mengamati perubahan yang terjadi  pada anak-anak, dan Kelima, Setiap Kelompok BKB HI minimal memiliki peserta sebanyak 15-25 orang tua bayi balita.

Ketua BPD, Siprianus B. Dega, menjelaskan, salah satu layanan dari PAUD HI adalah layanan pengasuhan anak yang dilakukan dalam bentuk BKB atau BKB HI. Kegiatan ini sangatlah penting dan sangat bermanfaat sekali. Pelaksanaan kegiatan bina keluarga balita (BKB) minimal sebulan sekali. Setiap pasangan usia subur dan orang tua bayi balita diharapkan mengikuti kegiatan BKB hingga tuntas 13 Pertemuan.

13 Materi Pertemuan BKB HI terdiri dari; 

  • Pertemuan Awal; Pemetaan Situasi Kesejahteraan Anak (kesehatan/gizi, Pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak);
  • Pertemuan 1; Perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orang tua terhadap masa depan anak.
  • Pertemuan 2: Konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan.
  • Pertemuan 3: Peran orang tua dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
  • Pertemuan 4: Menjaga kesehatan anak usia dini.
  • Pertemuan 5: Pemenuhan gizi seimbang.
  • Pertemuan 6: Perilaku hidup bersih dan sehat.
  • Pertemuan 7: Stimulasi (rangsangan) gerakan kasar dan gerakan halus.
  • Pertemuan 8: Stimulasi (rangsangan) komunikasi aktif, komunikasi pasif dan kecerdasab.
  • Pertemuan 9: stimulasi (rangsangan) kemampuan menolong diri sendiri dan tingkah laku sosial.
  • Pertemuan 10: Pengenalan kesehatan reproduksi anak usia dini.
  • Pertemuan 11: Perlindungan anak.
  • Pertemuan 12: Menjaga anak dari pengaruh media.
  • Pertemuan 13: Pembentukan karakter anak usia dini.

Kegiatan BKB tersebut, lanjut Ketua BPD, difasilitasi oleh kader terlatih yang diambil dari kader posyandu atau pengelola/Guru PAUD. Cara atau strategi pelaksanaan Program BKB dikemukakannya, Pertama, kader melakukan pendaftaran peserta BKB HI. Satu Kelompok jumlah anggota 15-20 orang. Kalau ada warga yang ingin menjadi anggota BKB HI harus membentuk kelompok yang baru lagi. Kedua, melaksanakan diskusi secara berkala di posyandu, PAUD atau tempat yang disepakati baik secara seminggu sekali atau dua minggu sekali. Diskusi terkait thema-thema pengasuhan anak. Ketiga, melakukan kunjungan rumah atau home visit oleh Kader untuk melihat perubahan-perubahan dan praktek pengasuhan oleh peserta BKB HI di rumah. Keempat, mempraktekan pola pengasuhan baru di rumah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Kelima, melaksanakan aksi bersama untuk mengatasi permasalahan anak guna mendukung terpenuhinya kesejahteraan anak usia dini seperti: praktek memasak makanan lokal untuk pemenuhan gizi seimbang anak. Membuat alat permainan anak di PAUD. Membuat pagar posyandu atau PAUD. Memperbaiki pipa air. Pemanfaatan pekarangan dengan menanam sayuran, apotik hidup, dan lain sebagainya.

Kualitas pengasuhan anak, terang Ketua BPD Desa Bali Ledo ini, sangat bergantung pada seberapa besar perhatian orang tua dalam membantu anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya.

Mau jadi orang tua Hebat?  Ayo ke BKB

Salam BKB: orang tua hebat, balita cerdas, keluarga bahagia

Salam KB: Dua anak cukup bahagia sejahtera laki-laki perempuan jangan dibedakan.

“Bapak dan ibu, ingatlah bahwa penanganan yang tepat pada anak usia dini adalah menabur benih di usia emas, “ujar Ketua BPD. (bkr/SFN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *