RUTENG, SUARAFLORES.NET — PMKRI Cabang Ruteng akan menggelar aksi damai di Labuan Bajo pada Jumat, 19 Oktober 2018. Aksi tersebut dilaksanakan dalam rangka merespon sejumlah isu radikalisme yang berkembang akhir-akhir ini serta masuknya kelompok-kelompok intoleran yang anti pancasila di Manggarai Barat.
Rencananya aksi tersebut dilakukan untuk mendesak Kepolisian Resort Manggarai Barat agar melakukan pengawasan lebih ekstra dalam menangkal gerakan-gerakan kaum radikal dan intoleran. Selain itu, PMKRI juga berencana untuk menemui Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan tokoh-tokoh agama untuk membangun kerja sama dalam mengkawal dan menangkal isu radikalisme di Labuan Bajo.
Hal ini disampaikan oleh Servasius Jemorang, Ketua PMKRI Ruteng kepada SuaraFlores.Net di Labuan Bajo di sela-sela persiapan Aksi Tolak Radikalisme, Rabu (17/10/2018) siang.
Servasius Jemorang mengatakan, aksi tersebut menyasar beberapa instansi, terutama kantor Polres Manggarai Barat, Kantor Bupati Manggarai Barat, dan kantor DPRD Manggarai Barat yang dilanjutkan dengan agenda oertemuan dngan tokoh agam, seperti MUI dan Kevikepan Labuan Bajo.
Baca juga: Diprediksi AHP Mampu Pertahankan “Sabuk Legislatif” di Senayan
Baca juga: Uskup Larantuka dan Wabup Flotim Bawa Pesan Damai di Tahun Politik
Rencananya aksi tersebut diikuti oleh anggota PMKRI Ruteng yang berjumlah 20an orang untuk mendatangi instansi terkait.
Servas menjelaskan, tujuan aksi untuk mendesak Polres Manggarai Barat agar melakukan pengawasan yang ekstra terhadap isu-isu dan masuknya kaum-kaum radikal dan kelompok-kelompok intoleran di Labuan Bajo. Demikian juga dengan pemerintah dan tokoh-tokoh agama agar waspada dan peka terhadap kehadiran kaum-kaum radikal di Labuan Bajo.
Aksi tersebut sekaligus mendobrak kesadaran masyarakat agar peka terhadap kehadiran kaum intoleran dan Radikal di Labuan Bajo. PMKRI mengajak masyarakat untuk kerja sama terutama dalam memberikan informasi kepada pihak keamanan apabila ada indikasi-indikasi prilaku dan aktivitas kelompok dan orang-orang yang merusak keberagaman dan anti pancasila.
“Kita melakukan aksi damai dalam rangka menolak radikalisme dan kaum-kaum intoleran yang mulai masuk di Labuan Bajo secara diam-diam. Labuan Bajo adalah pintu masuk bagi semua orang, sehingga perlu pengawasan dan keamanan, perlu kepekaan masyarakat dan pemerintah dalam rangka memerangi keberadaan kelompok-kelompok Intoleran dan radikalisme di Labuan Bajo” ujar Servas. (apri/sfn10).