Adu Mulut Berujung Maut, Seorang Pelajar di Sikka Diduga Tewas Gantung Diri

by -108 Views
Suara Flores

SUARAFLORES.NET – Seorang siswa berinisial HW (19) dari salah satu sekolah di Kabupaten Sikka, Flores, ditemukan tewas gantung diri, Selasa (4/6/2019), sekitar pukul 12.30 WITA. Korban diketahui meninggal dunia dalam posisi gantung diri pada ranting pohon mente saat ibu kandungnya sedang membersihkan rumput di kebun.  

Demikian hal itu disampaikan Kapolres Sikka, AKBP, Rickson Situmorang, S.I.K melalui rillis yang diterima SuaraFlores.Net, Selasa (4/6/2019) pukul 20:07 Wita.

Dijelaskan Rickson Situmorang, pada Selasa (04/6/2019) kurang lebih pukul 09.30 Wita, korban bersama adiknya LK adu mulut di kediaman Dusun Ekko, Desa Timutawa, Kec. Talibura, Kab. Sikka. Tak lama berselang, ayah kandung korban, Marselinus Lado pulang dari kebun. Menyaksikan aksi adu mulut kedua anaknya, sang ayah lalu meleraikan dan menasehati.

Setelah mendapat nasihat dari sang ayah, korban kemudian masuk ke kamar. Beberapa waktu kemudian, korban meninggalkan rumah dan menuju ke kebun tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Baca juga: Kisah Guru SD Gantung Diri Saat Suami Pergi ke Sekolah

Baca juga: Polisi Berhasil Gagalkan Dalima yang Hendak Bunuh Diri di atas Tower

Rickson mengatakan, sekitar pukul 11.30 Wita, ibu korban pergi ke kebun untuk membersihkan rumput. Kurang lebih sejam berada di kebun, sang ibu lalu melihat korban dalam keadaan tergantung pada ranting pohon mete. Upaya gantung diri ini kemudian diketahui menggunakan tali nilon warna biru.

“Melihat peristiwa itu, ibu korban panik. Karena merasa tubuh korban masih hangat, ibu korban langsung memotong tali utuk menyelamatkan korban. Sayangnya, korban sudah tak bernyawa,” ujar Rickson.

Peristiwa tersebut langsung dilaporkan ke polisi oleh Nikolaus Nango (41), warga Desa Timutawa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. Pihak kepolisian melalui Tim Identifikasi Polres Sikka, yang dipimpin Kapolsek Waigete Iptu, Siprianus Raja dan Paur Identifikasi Polres Sikka, Aipda, David Daud Jeradu melakukan olah TKP.

“Keluarga korban menolak dilakukan Outopsi terhadap korban. Mereka menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Petugas medis Puskesmas Boganatar telah melakukan pemeriksaan luar dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan,” tandas Rickson. (sfn02).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *