Optimalkan 6 Bendungan di NTT Jadi Sumber Air Pertanian Wujudkan Ketahanan Pangan  

by -86 Views

KUPANG, SUARAFLORES.COM,-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini telah memiliki tambahan 6 buah bendungan besar yang dibangun di era Presiden Joko Widodo. Enam buah bendungan tersebut masing-masing 4 buah bendungan (Raknamo, Rotiklot, Temev dan Manikin) berada di Pulau Timor, dan dua bendungan (Napun Gete dan Lambo) berada di Pulau Flores. Kehadiran enam bendungan ini menjadi sumber air utama dalam mengalirkan air untuk pertanian di NTT. Diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat petani segera memanfaatkan sumber air dari 6 bendungan tersebut untuk pembangunan ketahanan pangan dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah digencarkan Presiden Prabowo Subianto.

Bendungan pertama yang dibangun di era Presiden Joko Widodo adalah Bendungan Raknamo yang terletak di Sungai Noel Puamas, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefete, Kabupaten Kupang. Bendungan yang dibangun oleh Menteri Basuki Hadimuljono ini memiliki luas genangan 147,3 hektar ini menyediakan air irigasi untuk wilayah seluas 1,250 hektar dengan kapasitas penyediaan air baku 0,10 meter kubik/detik dan mampu mengurangi debit banjir sebesar 310 meter kubik/detik. Bendungan Raknamo juga akan bisa menciptakan 2,668 hektar lahan menjadi areal potensial sawah karena lahan yang saat ini ada seluas 1.259 hanya berupa tegalan dan ladang jagung. Landasan hukum dari pembangunan bendungan tersebut adalah Perpres Nomor 2 Tahun 205 tentang RPJMN 2015-2019 yang menetapkan pembangunan 49 waduk pada tahun 2019, antara lain Waduk Raknamo, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menteri Basuki kala itu, tidak hanya membangun saja tanpa perhatian lebih lanjut. Setelah selesai pembaungan, ia  selalu mengunjungi obyek yang ia bangun. Ketika mengunjungi Bendungan Raknamo pada 30 September 2022 silam, dia meminta Unit Pengelola Bendungan (UPB) dapat mengoptimalkan pemanfaatan Bendungan Raknamo untuk memberikan dampak positif terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di hilir Raknamo.

Mengenai pemanfaatan bendungan Raknamo sebagai sumber air warga saat ini tengah dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Raknamo berkapasitas 80 liter/detik untuk meningkatkan layanan air minum di Kabupaten Kupang. Konstruksinya dilaksanakan pada September 2021 hingga April 2023 dengan anggaran Rp87,27 miliar. Lingkup pekerjaan pembangunan SPAM Raknamo mencakup pembangunan jaringan perpipaan transmisi air baku, sistem pengolahan air bersih, reservoir distribusi berkapasitas 300 m3 dan 200 m3, jaringan perpipaan distribusi air bersih, dan pemasangan 400 unit SR.

Bendungan Rotiklot

Rotiklot adalah bendungan kedua yang dibangun Menteri Basuki di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Rotiklot dikerjakan oleh PT. Nindya Karya (Persero) – PT. Universal Suryaprima (KSO) menggunakan dana APBN sebesar Rp496 miliar. Dinamakan Rotiklot karena letak bendungan tersebut di tengah-tengah sungai Rotiklot yang menghidupi masyarakat Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak. Bendungan ini dibangun untuk membendung air sungai Rotiklot. Peletakan batu pertama (ground breaking) bendungan Rotiklot dilakukan Presiden Jokowi pada 28 Desember 2015. Rotiklot dapat berfungsi mengurangi risiko banjir Sungai Benanain yang sering melanda  Kabupaten Belu. Wilayah ini meski memiliki curah hujan rendah, 3 bulan dalam setahun namun intensitasnya sangat tinggi.

Bendungan Rotikot bermanfaat mengairi 139 hektar lahan pertanian dan untuk mengurangi banjir sebesar 500 meter kubik per detik juga menyediakan air baku 0,04 meter kubik per detik. Bendungan ini juga berpotensi menjadi pembangkit listrik melalui PLTMH berkapasitas 0,15 MW. Menteri Basuki berharap Bendungan Rotiklot dapat diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi oleh pemerintah daerah setempat.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki dilansir Antaranews.com.

Menurut Menteri Basuki, ketersediaan air menjadi penting bagi pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Kunci kemajuan di NTT yaitu adanya ketersediaan air yang memadai baik untuk air minum maupun keperluan pertanian dan peternakan.

Berdasarkan data Kementerian PUPR,  Bendungan dengan kapasitas hingga sebesar 3,3 juta meter kubik ini bermafaat memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan kegiatan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik, suplai irigasi seluas 149 hektar, dan pariwisata.

Paa tanggal 13 Mei 2019 menjadi hari bersejarah bagi rakyat Kabupaten Belu karena Presiden Jokowi  datang kembali meresmikan bendungan Rotiklot. Di hadapan seluruh rakyat yang hadir dalam acara peresmian, Jokowi kembali  menekankan bahwa air merupakan kunci untuk meraih kemakmuran dan kesejahteraan di NTT. Oleh karena itu, jika di provinsi lain hanya dibangun satu bendungan, maka di NTT pemerintah membangun tujuh bendungan.

“Yang sudah selesai Raknamo. Sekarang Rotiklot airnya sudah naik seperti ini, sangat bagus sekali airnya. Nanti ada lagi Napun Gete. Ada lagi yang lain, ada tujuh semuanya. Karena memang rumusnya di situ, jurusnya memang harus dimulai dari air,” kata Jokowi kala itu.

Setelah air tersedia, masyarakat bisa menanam beragam komoditas, baik itu padi, jagung, bawang merah, pepaya, pisang, hingga semangka atau melon di musim kemarau. Dengan tersedianya air, maka petani bisa panen lebih dari sekali dalam setahun. “Baru step berikutnya kalau airnya ada kita berfikir apa yang akan kita tanam. Step by step memang kita harus mencari jalan keluar agar kesejahteraan, kemakmuran betul-betul bisa kita raih bersama-sama,” ungkapnya.

Daya tampung total bendungan ini sebesar 3,30 juta meter kubik dengan luas genangan 29,91 hektare dan tampungan efektif 2,33 juta meter kubik. Bendungan ini bertipe pelimpahan samping dengan lebar pelimpahan 12 meter, panjang saluran 255,59 meter, tinggi bendungan 42,50 meter, lebar puncak 10 meter, dan panjang puncak 415,82 meter. Bendungan ini  dikerjakan sejak tahun 2015, dengan target waktu selama 1.110 hari kelender. Ia berharap masyarakat Kabupaten Belu bisa merasakan manfaat kehadiran Bendungan Rotiklot. (sumber: setneg.co.id, Mey 2019)

 

Bendungan Napun Gete

Setelah membangun bendungan Rotiklot, Menteri Basuki terus bekerja keras membangun Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka. Bendungan Napun Gete ini dibangun di jalur Sungai Napun Gete yang terletak di perbatasan antara Desa Ilinmedo dan Desa Werang, Kecamatan Waiblama. Desa terisolir tersebut  terletak di daerah pegunungan. Masyarakat desa Ilimedo hidup dari bertani dan berkebun dengan sistim pertanian tadah hujan. Jarak dari desa tersebut ke jalan raya  utama Flores Timur – Maumere sangat jauh, dan melalui kondisi jalan tanah yang rusak. Jika bepergian ke Maumere, warga harus melewati jalan itu sebagai  jalan satu-satunya menuju jalan utama.

Bila tak ada kendaraan roda dua maupun roda empat mereka terpaksa jalan kaki yang bisa  memakan waktu kurang lebih 5 jam.  Nah, saat ini kondisinya sudah berubah. Warga merasa gembira karena jalan mereka sudah dibangun jalan baru berkat kedatangan Menteri Basuki dan rombongan ke Ilinmedo. Kedatangan Basuki membawa berkat bagi warga setempat. Paling tidak, kerinduan warga akan jalan yang baik perhalan terjawab. Saat ini, warga di desa tersebut sudah banyak membelik motor dan mobil untuk bepergiaan setiap hari.

Menurut mantan Sekretaris Badan Perwakilan Desa (BPD) Ilinmedo ini, Menteri Basuki  datang ke  Ilinmedo beberapa kali sepanjang  pembangunan Napun Gete. Kedatangan pertama kali ketika melakukan sosialisasi  rencana pembangunan bendungan. Kedatangan Basuki disambut penuh suka cita oleh seluruh warga desa yang sepanjang hidup mereka baru pertama kali di kunjungi pejabat tinggi negara.  Dalam dialog dengan masyarakat, Menteri Basuki membeberkan rencana besar pembangunan bendungan Napun Gete yang diprogramkan Presiden Jokowi, dan manfaat Napun Gete untuk warga sebagai sarana menyiapkan air bagi kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan sehari-hari.

“Pak Basuki pernah datang ke sini, ketika mau bangun bendungan ini. Dia menyampaikan dia akan membangun bendungan di sini untuk kebutuhan air baku dan  untuk pertanian. Kami sangat gembira mendengar itu karena sejak Indonesia merdeka belum ada bendungan yang dibangun di daerah kami ini. Hal yang bangga yaitu adanya pembangunan jalan raya dari jalan utama Maumere-Larantuka menuju ke kampung kami. Jadi  kami sangat berterima kasih karena bukan hanya dapat bendungan tapi juga jalan raya,” kata Mantan Sekretaris Arkadius Boli Kian.

Setelah mencapai kata sepakat dengan warga terkait biaya ganti rugi lahan pertanian, pembangunan bendungan Napun Gete pun dimulai pada awal  2016  yang ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden Jokowi bersama Menteri Basuki. Pembangunan Napun Gete menelan biaya sebesar Rp880 miliar,yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) sejak Januari 2016.

Basuki menjelaskan,  Bendungan Napun Gete luasnya mencapai  99 hektare  dibangun dengan kapasitas air hingga 11,2 juta meter kubik dan  mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektare. Dengan sebuah cita-cita ideal yang jauh ke depan, adanya bendungan ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan limbah pertanian yang bisa dipakai untuk makanan ternak.

Melansir Kompas.Com,  Menteri Basuki meminta pembangunan Bendungan Napun Gete, diselesaikan lebih cepat dari target awal. Hal ini bertujuan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Sebab, ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT karena memiliki curah hujan lebih rendah dengan daerah lain di Indonesia. Bendungan Napun Gete, terang Basuki, direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar.

Bendungan ini, menurut Basuki, memiliki kapasitas tampung air 11,22 juta meter kubik dengan luas genangan 99,78 hektar. Keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta meter kubik.

Selain untuk irigasi, menurut Basuki, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt. Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir, lahan konservasi, serta pariwisata. Bendungan Napun Gete juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah usai dikerjakan, pada hari Selasa, (23/2/2023), Presiden Joko Widodo datang ke Maumere untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.

Mengenai jaringan air minum yang akan dibangun dari sumber Bendungan Napun Gete ke Kota Maumere, Direktur PDAM Sikka, Fransiskus Laka, ST, MT, menerangkan bahwa dengan hadirnya Napun Gete akan sangat membantu pemenuhan air minum masyarakat Kota Maumere.  Dengan kehadiran Napun Gete, kebutuhan air yang semakin hari semakin tinggi seiring bertambahnya penduduk di Maumere akan sangat membantu.

Saat ini, kata Frans Laka, PDAM Sikka sendiri tengah menyiapkan program untuk membangun jaringan perpipaan dari Napun Gete hingga Kota Maumere. Jika program atau kegiatan ini sudah berjalan dengan dukungan anggaran dari pemerintah, maka sangat membantu mengatasi kebutuhan air minum yang selama ini masih dikeluhkan.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi dan Bapak menteri Basuki karena telah membangun bendungan Napun Gete di Sikka. Bagi kami, ini sebuah sejaraha baru karena baru pertama dan baru satu-satunya bendungan besar yang dibangun untuk masyarakat Sikka. Selama ini memang kami sudah dapat banyak bantuan dari Bapak Menteri Basuki untuk pembangunan jaringan air minum perkotaan. Dengan adanya bendungan ini kami harapkan ketersediaan air untuk rakyat Sikka dapat terjawab,” kata Frans Laka.

Diakuinya, selama era  Presiden Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono memimpin, Kabupaten Sikka banyak mendapatkan bantuan, di antaranya bantuan  Rp50- an miliar dari Program  Water Suplay Project. Namun dana tersebut dikurangi sekitar Rp20 Miliar karena ada permasalahan teknis dan PDAM Sikka hanya mendapatkan RP30-an Miliar. Seluruh dana tersebut dipakai untuk pembangunan jaringan air minum dalam Kota Maumere untuk zona satu dan tiga. Sementara untuk jaringan distribusi utama rens satu dan dua saat ini PDAM mendapat anggaran sebsar Rp12 Miliar yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).

“Di jaman Pak Menteri  Basuki kami banyak dapat perhatian khusus. Selama Pak Basuki memimpin rata-rata dana program yang kami terima adalah usulan dari bawa bukan direncanakan dari atas. Jadi setiap usulan dari bawa melalui PU itulah yang beliau eksekusi. Ini yang kami rasa senang karena apa yang kami usulkan langsung dia proeses dan dia jawab,” ujarnya.

Setelah meresmikan Bendungan Napun Gete, Presiden Jokowi mengemukakan sudah ada tiga dari tujuh bendungan di NTT yang sudah diresmikan, yaitu Bendungan Raknamo, Rotiklot, dan Napun Gete. Sementara itu, ada 4 bendungan lagi yang belum diresmikan karena masih dalam proses pembangunan, yatu bendungan Temev di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang, Bendungan Lambo di Mbay, Kabupaten Nagekeo, dan bendungan Kolhua di Kota Kupang.

Menurut Kepala Balai Wilyah Sungai (BWS) NTT II, Fernando Raja Guguk, dalam perjalanan, bendungan Kolhua di Kota Kupang tidak jadi dibangun karena menuai masalah lahan yang tak kunjung tuntas.  Meskipun anggaannya telah disiapkan, namun akhirnya dibatalkkan karena tidak adatitik temu komunikasi antara pemilik lahan dan Kementerian PUPR.

Karena mengalami kebuntuan, maka lokasinya dialihkan ke Manikin Kabupaten Kupang. Jadi saat ini, hanya tinggal tiga bendungan saja yang sedang dikerjakan, yaitu bendungan Temev yang sudah selesai dibangun akan diresmikan, kemudian bendungan Manikin dan Lambo yang masih dikerjakan oleh kontraktor dan targetnya 2025  baru bisa diresmikan.  Kedua bedungan ini, karena dibangun kemudian maka progresnya saat ini diperkirakan baru mencapai 55 persen.

“Target awal semua bendungan yang dibangun ini selesai pada tahun 2024 ini. Namun karena kendala teknis, maka waktu nya bisa molor sampai tahun 2025 baru selesai. Untuk bendungan Temef dapat diresmikan Presiden Jokowi 2024 ini, namun untuk dua bendungan lainnya akan diresmikan presiden yang baru, Prabowo Subianto. Jadi dari 7 bendungan yang ditergetkan pemerintah, praktisnya hanya 6 bendungan yang dikerjakan,” terang Fernando.

Bendungan Temef

Masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTS)  merasa sangat bersyukur kepada Presiden Jokowi dan Menteri Basuki karena telah membangun sebuah bendungan Temev di Kabupaten TTS. Bendungan ini menjadi bendungan terbesar, termegah dan termahal dari 5 bendungan lainnya yang dibangun Menteri Basuki di NTT.

Menurut tokoh masyarakat TTS, Egusem Pieter Tahun, ST.MM  yang juga Mantan Bupati TTS, pembangunan bendungan Temef merupakan hadiah dari Presiden Jokowi atas dukungan besar rakyat TTS dalam pemilu Presiden 2014. Epy Tahun mengisahkan, setelah Pilpres 2014 yang dimenangkan oleh Jokowi-Amin, seluruh kepala daerah di Indonesia diundang ke Istana Negara dalam rapat bersama Presiden Jokowi.

Dalam rapat tersebut,  Jokowi meminta para kepala daerah mengusulkan permintaan sesuai kebutuhan mendasar di daerah masing-masing. Mendengar itu, Epy Tahun langsung berdiri dan angkat tangan. Ia menyampaikan secara lantang bahwa dirinya meminta pembangunan bendungan untuk mengatasi kebutuhan air di Kabupaten TTS. Menjawab itu, Jokowi langsung mengamini dan memerintahkan Menteri Basuki untuk mencatat usulan itu. Dan alhasil, permintaan Epy Tahun kemudian dikabulkan dan Temev pun dibangun dengan dukungan anggaran APBN kurang lebih Rp1,9 Triliun jauh lebih besar dari 5 bendungan lainnya.

 “Saat itu usai pilpres, Jokowi menang di NTT dan TTS memberikan suara tertinggi. Saat Presiden meminta kami memberikan usulan program ya saya langsung minta bendungan untuk TTS. Dan itu langsung dia jawab dengan minta Pak Basuki mencatatnya untuk ditindaklanjuti. Jadi bendungan Temev bisa hadir di TTS ya berkat dukungan besar seluruh rakyat yang memenangkan Jokowi. Dan atas perhatian itu, Jokowi memberikan sebuah bendungan raksasa untuk kita,” kata Epy Tahun.

Menteri Basuki pun tidak lama mengeksekusi pembangunan bendungan Temev. Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 2018. Melansir Antarenews.com, paket I yang dikerjakan oleh PT.Waskita Karya pada saat itu terdiri atas pekerjaan persiapan, pekerjaan bangunan pengelak, pekerjaan hidromekanikal dan pekerjaan bangunan pengambilan. Nilai anggaran untuk Paket I mencapai Rp934 miliar dan pembangunannya selesai lebih cepat dari target yang ditentukan pada tahun 2023.

  1. Waskita Karya melanjutkan pembangunan bendungan tersebut di paket empat dengan nilai anggaran untuk Paket IV sendiri mencapai Rp468 miliar. Sejumlah pekerjaan yang dilakukan di paket empat adalah timbunan bendungan utama, pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan hidromekanikal, pekerjaan bangunan pengambilan serta pekerjaan bangunan fasilitas. Pembangunan bendungan ini sempat terhenti, lantaran terbentur masalah lahan. Akibat pemblokiran warga pemilik lahan, maka pembangunan kemudian terhenti pada Mei 2023.

Menurut Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten TTTS akan selesai pada akhir tahun 2023. Namun, target tersebut tidak tercapai lantaran terbentur masalah lahan warga. Setelah ada negosiasi antara pemerintah dan masyarakat mencapai kata sepakat, maka pembangunan kemudian dilanjutkan lagi. Kepala Satuan Kerja (Satker) Bendungan IBWS NT II, Frengky Welkis menjelaskan pada bulan Juli 2024, secara teknis sudah selesai, progresnya terhitung (Juli 2024) sudah mencapai 96 persen.

Bendungan Temef yang merupakan satu  dari 6 bendungan yang sudah dan sedang dibangun Menteri Basuki, dari 7 bendungan yang diprogramkan Presiden Jokowi. Bendungan ini memiliki panjang puncak bendungan 535 meter dan tinggi 54 meter, sementara itu daya tampung bedungan mencapai 45 juta meter kubik air. Bendungan ini dibangun di atas lahan seluas 489 hektare. Keberadaan bendungan ini akan mengairi kawasan pertanian atau persawahan di daerah itu seluas 4.500 hektare. Sementara itu, untuk kebutuhan air baku memiliki kapasitas 131 liter per detik. Bendungan itu juga disiapkan menjadi kawasan pariwisata serta potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau Minihidro (PLTM) 2 x 1 megawatt.

Menurut Frengky, yang masih dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Nindya Karya adalah penyelesaian pekerjaan bangunan pelimpah, pekerjaan puncak bendungan.  Secara keseluruhan untuk pekerjaan fisik diperkirakan bisa sesuai target, terkecuali yang berhubungan dengan lahan yang masih berproses untuk pengisian waduk nanti. Jika bendungan Temef telah selesai dibangun, masih butuh waktu lagi untuk pengisian.  Sementara itu, pada bulan Mei 2024,  Maneger PT. Waskita Karya,Yudho Agasi memberikan informasi bahwa sejak Mei 2024 pembangunan bendungan Temef di Kabupaten TTT telah meningkat mencapai 98 persen.

Bendungan Temef telah diresmikan Presiden Jokowi sebelum akhir masa jabatannya. Di lokasi terlihat sebuah prasasti dari batu kali berukuran besar yang telah dipahat rapi oleh para pekerja yang dibubuhi tanda tangan Presiden Jokowi.  Saat ini, Temef telah ramai dikunjungi warga yang datang dari berbagai kota untuk berekreasi. Mereka menjadikan Temef sebagai alternatif obyek wisata. Terletak di ketinggian, Temef terlihat sangat megah nan mempesona diapit oleh pepohonan hijau. Selain kantor untuk Unit Pengelola Bendunan (UPB) yang terlihat lengkap dengan camera monitor, Temef juga menyiapkan rumah-rumah dinas khusus untuk para pegawai dan karyawan atau untuk menerima para pejabat tinggi yang berkunjung.

Salah satu staf Waskita Karya yang setiap hari setia menjaga Bendungan Temef, mengatakan, selain bangunan gedung kantor dan rumah, di Temef juga dilangkapi sarana olah raga untuk bermain footsall dan juga ada buah hellypad untuk tempat mendaratkan Heli Coopter. Kedua hallypad itu dibangun ketika menerima kunjungan Presiden Jokowi.

Menurut kesaksiannya, menteri Basuki sudah beberapa kali datang ke Temef. Dalam kungjungannya yang terakhir memantau progres Temef, Basuki berpesan kepada seluruh pekerja untuk menanam seluruh area bendungan temef dengan berbagai jenis pohon sehingga terlihat hijau.

“Tanam berbagai pohon untuk hijaukan bendungan ini. Kalau sudah ditanam ya harus disiram dan dirawat supaya pohon-pohon itu tetap hidup dan terlihat hijau,” pinta Basuki. 

Bendungan Lambo

Perjuangan panjang Basuki membangun bendungan di NTT tak pernah kenal lelah.  Menyadari air masih menjadi kebutuhan paling mendasar di Mbay, Kabupaten Nagekeo yang terkenal sebagai daerah lumbung padi, maka dibangun lagi sebuah bendungan bernama Lambo yang terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan.  Pembangunan bendungan Lambo tidak berjalan mulus sebagaimana 5 bendungan lainnya (Raknamo, Rotiklot, Napun Gete, Manikin, dan Temef-red).

Pembangunan bendungan ini melewati tahapan panjang dimana  reaksi penolakan dari para pemilik lahan yang begitu tinggi.  Berkat kemampuan leardership dan kemampuan komunikasi yang humanis, bendungan Lambo akhirnya berhasil dibangun. Presiden Jokowi bersama Menteri Basuki meletakan batu pertama (groundbreaking) Bendungan Lambo pada tahun 2022.

Melansir Beritasatu.com, bendungan Lambo kemudian dibangun setelah teken kontrak dengan penyedia jasa dalam dua paket pengerjaannya pada 19 Agustus 2021. Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan, Bendungan Mbay merupakan salah satu bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pengerjaannya agak terlambat karena proses lelangnya sebelum akhirnya kontrak bisa ditandatangani.

Luas genangan Bendungan Lambo mencapai 500 hektare (ha) dengan volume tampung mencapai 51,7 juta m3. Dengan kehadiran bendungan Lambo akan memberikan manfaat bagi irigasi seluas 5.200 ha dan penyediaan air baku sebanyak 0,2 m3. Daerah irigasi bendungan tersebut sudah ada, ditambah adanya bendungan Sutami Mbay di hilirnya yang akan terkoneksi ke Bendungan Lambo. Nilai investasi dari Bendungan Lambo adalah sebesar Rp 1,47 triliun.  Pembangunan bendungan Lambo bertujuan memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Nagekeo dan juga memenuhi kebutuhan air irigasi.

Media Indonesiasatu.com menulis, dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Nagekeo pada awal Desember 2023, Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan Lambo yang menelan anggaran sekitar Rp1,47 Triliun merupakan strategi mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Bagi Jokowi pembangunan bendungan Lambo merupakan salah satu langkah strtegis pemerintah dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Bendungan  Lambo jika selesai dibangun akan mengairi kira-kira 4.200 hektare, dan pengembangannya 1.900 hektare. Untuk itu, Jokowi berharap setelah rampung, bendungan Lambo dapat mendorong produksi beras di Kabupaten Nagekeo.  Produksi beras di Nagekeo nantinya akan meningkat hingga 2,5 kali lipat.   “Yang kita harapkan, produksi beras di Nagekeo bisa meningkat sampai 250 persen, hingga peningkatannya bisa 2,5 kali lipat.”

Melansir Pu.go.id, dengan anggaran yang fantastis dan dukungan design infrastuktur yang tergolong unik dan megah, bendungan Lambo menjadi salah satu bendungan termegah di NTT bahkan di Indonesia. Selain sebagai sarana pengairan yang mendukung kebutuhan air bagi masyarakat dan sektor pertanian. Bendungan Lambo juga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di daerah tersebut, dan juga dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air.

Bendungan Lambo dilengkapi dengan fasilitas modern; seperti pusat informasi, tempat parkir, area rekreasi, serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menggerakkan roda perekonomian daerah sekitar. Adanya bendungan Lambo, diharapkan akan ada peningkatan aktivitas ekonomi, terutama dalam sektor pariwisata dan pertanian.

Beritasatu.com menulis, Kementerian PUPR melalui tangan dingin Basuki terus melanjutkan dukungan ketahanan pangan dan ketersedian air secara nasional di antaranya dengan pembangunan dan rehabilitasi irigasi serta pembangunan infrastruktur embung, sumur air tanah, dan bendungan di NTT pada 2021. Menteri Basuki mengatakan, pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dilakukan guna menunjang produktivitas dalam bidang pertanian, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan membantu memulihkan perekonomian masyarakat terdampak Pandemi Covid-19.

“Pembangunan bendungan di NTT  juga diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya. Makanya, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.”

Berdasarkan data Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) di NTT pada TA 2021 mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,76 miliar untuk membangun Daerah Irigasi Baing (Tahap II) seluas 100 ha. Hal itu merupakan pembangunan lanjutan jaringan irigasi dalam mendukung program food estate di NTT yang pada TA 2020 telah membangun 4 Daerah Irigasi (DI) dengan anggaran sebesar Rp 82,28 miliar, yakni DI Kodi seluas 700 hektar, DI Baing (Tahap I) seluas 14 ha, DI Wae Laku dan Wae Dingin seluas 125 ha, dan DI Raknamo seluas 250 ha.

Lebih dari itu, dalam membangun jaringan irigasi baru, Kementerian PUPR juga melanjutkan rehabilitasi irigasi pada delapan DI dengan nilai anggaran Rp 119,5 miliar yang meliputi DI Nggorang, DI Lembor, DI Netemnanu, DI Tilong, DI Satarbeleng, DI Wae Dingin, DI Mbay Kanan, dan DI Nebe.  Guna mempercepat aliran air ke persawahan sebagai jaringan irigasi, Kementerian PUPR bersama TNI membangun prasarana air baku dengan pompa hidran dan jaringannya sebanyak 89 titik.

Kementerian PUPR telah merencanakan secara matang program pembangunan bendungan di NTT sebagai suplai air kontinyu untuk irigasi dan penyediaan air baku. Selain penyediaan air baku dan pengirigasian guna mendukung program food estate pemerintah, seluruh bendungan tersebut juga berpotensi mereduksi banjir di NTT sebesar kurang lebih 1,915 meter kubik per detiknya sertas penggerak untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menghasilkan daya sebesar 2,575 megawatt.

Bendungan Manikin

Kerja keras Menteri Basuki di Kampung halamannya, tak pernah berhenti. Sesudah membangun Bendungna Raknamo di Kabupaten Kupang, ia kembali lagi membangun satu lagi bendungan baru di Manikin yang terletak di Kuaklalo, Kecamatan Taebenu. Kehadiran benduangan Manikin yang sedang dibagun saat ini, menambah deretan bendungan yang ada di Kabupaten Kupang menjadi tiga bendungan, yaitu Tilong, Raknamo dan Manikin. Dengan kehadiran bendungan Manikin yang letaknya tidak jauh dari bendungan Tilong menambah sumber air bagi warga Kabupaten Kupang.

Mengutip tulisan Times.Com, pada Jumad (30/9/2022) silam, dalam kunjungannya ke Manikin, Menteri Basuki, menerangkan bahwa bendungan Manikin dibangun dengan kapasitas tampung 28,20 juta m3, yang direncanakan dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 310 Hektar (Ha) di Kabupaten Kupang. Bendungan senilai Rp1,02 Triliun ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 700 liter/detik untuk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar  0,13 MW dan pengendalian banjir 169,45 m3/detik.

Basuki mengatakan, konstruksi Bendungan Manikin mulai dikerjakan pada 2019 melalui 2 paket pekerjaan senilai Rp 1,9 triliun. Paket I dikerjakan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero)-Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan nilai kontrak Rp1,023 triliun.  Sementara itu, Paket II senilai Rp905,2 miliar dilaksanakan oleh kontraktor PT PP (Persero) Tbk-PT Ashfri Putralora-PT. Minarta Dutahutama (KSO). Untuk paket I saat ini progres konstruksinya sebesar 31,79% dan paket II sebesar 44,41%. (data tahun 2022).

Dalam kesempatan itu, Basuki meminta kontraktor dan konsultan pengawas untuk melakukan langkah-langkah percepatan pembangunan agar pembangunan Manikin selesai sesuai taerget pada tahun 2024, meskipun sempat terkendala msalah lahan dan masalah teknis.  Ia meminta kontraktor yang mengerjakan proyek Bendungan Manikin tidak merusak alam sekitar. Hal itu untuk menjaga alam tetap hijau alami.

“Pembangunan bendungan Manikin harus menjaga kondisi alam sekitar. Jangan lakukan penggalian atau pengupasan tebing jika tidak diperlukan. Beberapa bagian harus segera dihijaukan dengan tanaman endemik di sini.”

Pemanfaatan Air untuk Pertanian Terintegrasi

Saat ini, dari 6 bendungan yang dibangun, semuanya belum maksimal dikelolah oleh pemerintah daerah (Pemda). Pemda-pemda masing-masing kabupaten belum mengoptimalkan sektor pertanian secara khusus penyediaan atau kesiapan para petani lahan kering. Pasalnya, mayoritas petani NTT yang masuk kategori rakyat miskin adalah petani lahan kering. Sementara sektor pertanian lahan basah prosentasinya sedikit dibanding petani lahan kering.

Gerakan besar yang dilakukan Menteri Basuki mendapat apresiasi dari para petani milenial di NTT. Mereka menilai pembangunan bendungan-bendungan besar di NTT adalah sebuah sejarah besar bagi sumber-sumber air di NTT. Koordinator Wilayah Duta Petani Milenial Indonesia Provinsi NTT, Gesti Sino,S.Pt mengatakan, pembangunan 6 bendungan dari program Presiden Jokowi yang dikerjakan oleh Menteri Basuki sejatinya untuk mengatasi kekurangan air di NTT yang telah terjadi puluhan tahun. Oleh karena itu, sebagai warga tani NTT, ia merasa ada perhatian yang luar biasa dari Basuki, yang telah lama memahami permasalahan utama di NTT.

Baginya, Menteri Basuki sudah sangat maksmal membangun 6 bendungan karena Basuki melihat NTT kekurangan air. Selama bertahun lamanya Basuki bertugas di P2AT ( menggali sumur bor) sudah sangat paham dengan NTT. Jadi patut diberi apresiasi yang tinggi atas perjuangan Basuki yang telah bekerja keras membangun bendungan-bendungan.

Senada dengan Basuki yang mendorong pemanfaatan air, Gesti mendorong fasilitas bendungan dengan harga triliunan tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun basis-basis pertanian, peternakan dan perkebunan. Jika fasilitas mewah itu hanya menjadi pajangan maka akan mubasir dan sia-sia. Untuk itu,  pemerintah daerah dalam hal ini dinas pertanian dan peternakan, dan perkebunan harus mulai bergerak mengatur air dari bendungan-bendungan tersebut untuk petani-petani minimal lahan-lahan pertanian di sekitar bendungan harus mulai dikelolah dengan aliran air yang diatur oleh para penyuluh pertanian.

Menurut Gesti yang sudah berpengalaman 14 tahun mengembangkan pertanian organik terintegrasi di NTT (GS Organik), mengusulkan konsep pertanian terintegrasi  diterapkan pada 6 lokasi bendungan yang telah dibangun Menteri Basuki tersebut.  Pada 6 titik bendungan tersebut harus dibuat menjadi demplot-demplot model pertanian terintegrasi yang bisa dikembangkan oleh petani yang didampingi penyuluh pertanian yang berkompeten. Sehingga, pada 6 demplot itu dapat menjadi contoh bagi pertanian, dan bisa menjadi tempat pembelajaran bagi setiap petani dalam mengembangkan pertanian terintegrasi.

Dikatkannya, di Flores ada bendungan Napun Gete di Maumere dan Lambo di Mbay, di Kabupaten Kupang ada bendungan Raknamo dan Manikin, di Soe dan Atambua ada Temef dan Rotiklot harus mulai dikembangkan jadi pusat pertanian holtikultura, peternakan sapi, kambing, babi, dan domba. Harusya di sekitar bendungan itu mulai dibuat demplot-demplot. Bagi petani yang mau kembangkan ikan air tawar kembangkan itu. Bagi petani yang mau berternak sapi bisa fokus ke situ. Bagi yang mau ternak sapi, babi, kambing dan domba bisa dikembangkan di sekitar bendungan itu karena air sudah tersedia. Daerah-daerah yang tepat itu sudah bisa menjadi model pertanian terintegrasi.

Menurutnya, salah satu lagi usaha yang bisa dikembangkan di 6 lokasi tersebut adalah budidaya ikan air tawar. Ikan air tawar selain untuk gisi keluarga tani, permintaannya juga cukup tinggi. Di sekitar lokasi bendungan Temev dan Rotiklot bisa dikembangkan oleh para petani yang menyukai budidaya ikan air tawar. Selain budidaya ikan juga bisa menjadi demplot benih-benih ikan air tawar, seperti Lele, Patin, Bawel, Patin selama ini dipasok dari Surabaya

Dikatakan Gesti Sino, seluruh sumber air dari 6 bendungan tersebut harus segera dioptimalkan untuk membangun pertanian demi menyiapkan pasokan pangan yang berkelanjutan. Selain untuk kebutuhan masyarakat di NTT juga untuk mendukung program Makan Berigizi Gratis (MBG) yang telah digelorakan Presiden Prabowo Subianto saat ini. (KorneliusMoaNita/sfc/ sumber:buku Jejak Karya Basuki Hadimuljono)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *