SUARAFLORES-NET—Penyakit anjing gila atau rabies sangat marak di tengah masyarakat NTT, khusus Flores dan Lembata. Bagaimana fakta seputar Rabies di Flores Lembata (Floresta) saat ini?
Sejak virus rabies singgah di Flores pada tahun 1997 hingga tahun 2013, terdapat 43.363 korban gigitan anjing dan setidaknya 252 warga Floresta meninggal sia-sia. Tidak sampai di situ saja, penyakit anjing gila akibat virus rabies terus menyerang warga. Korban pun terus berjatuhan. Masih adakah warga Floresta yang meninggal karena si jahanam, virus rabies setelah tahun 2013 ?
Baca juga: Flores jadi Bidikan Narkoba, Polisi Diminta Tingkatkan Operasi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi NTT, kasus kematian karena rabies di Floresta bertambah. Pada tahun 2014 1 orang, 2015 2 orang, 2016 6 orang dan 2017 terdapat 10 warga Flores dan Lembata meninggal dunia setelah ajing gila “meyuntik” virus rabies melalui gigitannya ke dalam tubuh manusia.
“NTT butuh pemimpin yang peduli kesehatan. Warga harus bebas dari virus anjing gila. NTT tidak butuh pemimpin biasa-biasa saja. Pemimpin yang gila, saya maksudkan adalah pemimpin yang pekah terhadap penyakit anjing gila. Jika tidak rakyat tewas sia-sia karena pemimpin lupa terkait penyakit anjing gila,” tegas dr. Assep Purnama, Sekretaris Komite Rabies Flores Lembata kepada SuaraFlores.Net, Jumad (09/02/2018).
Dijelaskan Assep Purnama, bahwa untuk 10 kasus kematian karena rabies yang terjadi pada tahun 2017 tersebar di Ngada (1 kasus), Ende (2 kasus), Manggarai (2 kasus), Nagekeo (2 kasus) dan tertinggi di Flotim sebanyak 3 kasus kematian.
Baca juga: Buku Curahan Hati 25 Penyintas HIV AIDS Dilanching pada HKN 2017
Dari data diatas, tampak trend peningkatan kematian akibat rabies, mulai 1 kasus kematian di tahun 2014 dan akhirnya melonjak tajam menjadi 10 kasus kematian di tahun 2017.
“Jika situasi ini tidak diantisipasi secepatnya, saya khawatir korban mati sia-sia karena anjing gila karena virus rabies akan semakin banyak berjatuhan di tahun mendatang. Mari pemimpin baru dan seluruh masyarakat, kita semua berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan rabies dengan memvaksin anjing peliharaan kita. Mari kita selamatkan sahabat, kerabat serta keluarga kita tercinta” ajak Mantan Direktur R. S TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka.
Dijelaskan Assep Purnama, bahwa jika ada warga digigit anjing (hewan penular rabies), segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir; serta bergegas ke rabies center untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan atau Serum Anti Rabies sesuai indikasi.
“Jadilah pemilik anjing yang bertanggung jawab. Anjing sehat, keluarga selamat,” tutupnya. (sfn02).