DENPASAR, SUARAFLORES.NET—Perhimpunan Jurnalis Nusa Tenggara Timur (PENA NTT) menggelar acara Natal dan Tahun Bersama di Gedung Nari Graha Denpasar Bali, Sabtu (20/01/2018. Uskup Denpasar, Mgr. Dr Silvester San Pr hadir menyampaikan pesan kedamaian dalam misa syukur.
Dalam khotbanya, Mgr. Dr Silvester San Pr secara khusus menggarisbawahi pentingnya kedamaian dan suka cita bagi semua umat manusia. Bahwa kedamaian harus dijunjung tinggi dalam hidup dan berkarya di muka bumi.
Hidup di muka bumi harus saling memaafkan, saling mengasihi dan saling berbagi satu sama lain. Tak boleh saling marah, irih, dengki dan saling hujat yang berlebihan. Hidup saling berdampingan harus mampu berdamai. Hanya dengan kedamaian kita dapat hidup bahagia hingga akhir hayat.
Pesan Natal ini pun diapresiasi Gubernur Bali Made Mangku Pastika, melalui sambutannya. Menurutnya, pesan yang ditekankan Uskup Denpasar merupakan dambaan semua umat.
“Kita yang sudah dengar harus praktekan dalam hidup. Kita bersaudara, harus selalu berbagi dalam suka cita dan kedamaian. Kata, shanti shanti shanti itu artinya damai damai damai. Mari kita hidup dalam kedamaian,” ucapnya.
Mantan Kapolda Bali ini menambahkan bahwa untuk bisa berdamai maka terlebih dahulu dari diri sendiri, baru bisa berdamai dengan orang lain.
Baca juga: Diserang AIDS, 70 Warga Kota Kupang Tewas, 884 jadi Penderita
“Kalau kita tidak bisa berdamai dengan diri sendiri, kita tidak mungkin bisa berdamai dengan orang lain. Bagaimana caranya agar bisa berdamai? Ini yang sering kita lupakan. Mari kita refleksi mengikuti ajaran-ajaran agama. Agama telah mengajarkan cinta kasih, toleran, kita semua bersaudara,” imbuhnya.
Menariknya, pada kesempatan yang sama, Pastika juga menghimbau salah satu penyakit yang jauh lebih berbahaya dari AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yakni AIDSS.
“Salah satu penyakit yang paling ditakuti yaitu AIDS. Tetapi bagi saya, AIDSS lebih berbahaya lagi bagi diri kita,” ujarnya.
Lalu apa itu AIDSS? Pertama A: Amarah. Kedua I: Iri. Ketiga D: Dendam. Keempat S: Sombong. Dan Kelima satu lagi S: Serakah.
Baca juga: Buku Curahan Hati 25 Penyintas HIV Dilanching pada HKN 2017
AIDSS, lanjutnya, adalah penyakit yang lebih berbahaya dari AIDS, dan sebenarnya ada obatnya.
“Bagaimana caranya menaklukan amarah kita? Bagaimana supaya kita tidak iri? Penyakit iri ini sudah sangat berbahaya. Orang lain naik pangkat, kita naik darah. Orang lain ganti mobil, kita ganti kulit, karena stres gatal semua, karena iri. Kemudian dendam. Dendam ini beranak pinak. Banyak sekali beranak pinak, kebencian, beranak juga kepada amarah, beranak juga kalau kita sudah dendam,” urai Pastika.
Baca juga: Wartawan NTT di Bali minta Mendikbud Diganti
Menurut dia penyakit yang juga sangat berbahaya adalah sombong. Kadang-kadang merasa paling hebat sendiri, paling kaya sendiri, paling pintar sendiri. Semuanya merasa paling hebat.
Baca juga: Sea World Club Beach Resort Dimata Wisatawan Mancanegara
“Satu lagi, serakah. Sumber segala masalah di dunia adalah kebencian dan keserakahan. Manusia serakah, sering memonopoli kebenaran karena kita serakah. Serakah dengan harta benda, serakah dengan nama baik, serakah dengan kehormatan, serakah dengan kebenaran. Kita memonopoli kebenaran bahwa kita merasa paling benar, yang lain salah semua. Kita memonopoli kebenaran, karena kita serakah,” tandasnya.
Bagaimana caranya agar menghilangkan AIDSS?
“Amarah misalnya, dengan kesabaran. Tidak mudah menjadi orang sabar, hanya orang kuat yang bisa sabar. Tapi kita yakin, kesabaran adalah sebatang pohon yang nanti berbuah manis,” tandas Pastika. (sfn09).