KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Gaya kepemimpinan Gubernur Provinsi NTT, Viktor Laiskodat yang tegas, keras dan disiplin, membuat para oknum PNS merasa cemas dan takut. Kecemasan dan rasa takut tersebut terkuak kala Viktor memberikan rompi kuning “Saya Tidak Disiplin” kepada PNS yang tidak disiplin beberapa waktu lalu.
Beberapa oknum PNS kepada Suaraflores.net, mengungkapkan secara diam-diam kecemasan dan ketakutan serta kekecewaan mereka terhadap gaya kepemimpinan Viktor yang tegas dan dinilai terlampau keras. Kecemasan dan rasa takut itu kian memuncak ketika isu mutasi jabatan di lingkup Pemprov NTT mulai bergulir. Mereka takut jangan-jangan mereka akan ‘dibuang di tempat yang tidak layak huni.’
Wakil Gubernur NTT, Joseph Nae Soi ketika dihubungi Suaraflores.net belum lama ini di Jakarta, menegaskan agar para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemprov NTT tidak perlu merasa takut. Pasalnya, disiplin diperlukan bagi pemerintah dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat NTT. “Para PNS tidak usah merasa takut kalau memang kerjanya baik,”kata Nae Soi.
Nae Soi meminta kepada seluruh PNS harus bekerja keras sesuai tugasnya masing-masing dengan menunjukan kerja yang cerdas, penuh energik dan berintegritas. “PNS harus cerdas, energik dan berintegritas tinggi dalam bekerja,” pintanya.
Baca juga: PNS Bakal Naik Gaji 6 Persen di 2019?
Baca juga: HUT ke-60, NTT Harus Keluar dari Stigma Buruk
Baca juga: Manipulasi Anggaran di DPRD Sikka, Permasi Desak Penyidik Tipikor Usut Tuntas
Untuk diketahui, dalam musim kampanye 2018 lalu, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Josep Nae Soi (Viktory-Joss), melalui tim kampanyanya, menegaskan tidak akan menggusur sesuka hati para PNS/ pejabat di lingkup Pemprov NTT. Mereka juga berjanji akan memberikan reward and punishment kepada para PNS yang berprestasi kerja.
“Saya ingatkan bahwa Viktory-Joss sama sekali tidak menakut-nakuti birokrasi. Yang dimaksudkan oleh Viktory-Joss, khususnya birokrasi harus menjadi agent of change dari gerakan pembangunan karena mereka punya kemampuan lebih. Tapi tentu ada syarat, harus berubah dari birokrasi yang cara lama ke cara yang baru nanti,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP Partai NasDem, Johnny G. Plate, menampik serangan isu bahwa Viktory-Joss akan menggusur para birokrat di jajaran Pemprov NTT sesuka hati.
Menurut Ketua Fraksi NasDem DPR-RI ini, untuk bergerak dari cara lama ke cara yang baru tentu ada resistensi. Karena orang akan bertanya bagaimana sih yang baru itu? Jangan-jangan kedudukan saya diganti. Hal itu, kata dia, biasa terjadi karena ini politik pilkada. Tidak benar posisi jabatan diganti sesuka hati. Yang jelas peran birokrasi akan lebih ditingkatkan dari sekedar menjadi pelayan biasa. Karena, Viktory-Joss mau birokrasi harus menjadi motor gerakan pembangunan NTT yang benar-benar massif , bukan hanya jadi pelayan biasa saja.
“Nah, dalam kaitan dengan itu ya kita by obyektif memberikan reward and punishment. Ini bukan suka tidak suka, bukan karena teman saya, saudara saya atau tim sukses saya. Tapi kita melihat kebutuhan jobnya atau kebutuhan pekerjaannya. Itu yang kita akan terapkan. Viktor tidak ada yang dia cari di NTT untuk dirinya. Apa yang dia cari di NTT?. Yang dia cari adalah cara bagaimana NTT maju. Itu yang dia cari, dan karena itu mereka kembali. Untuk itu, kami juga mencari cara-cara untuk membawa kemajuan akselerasi pembangunan NTT, bukan Viktor-Joss mau mencari kekayaan. Motivasi itu yang merangsang Viktory-Joss. Jadi, marilah kita cari cara terbaik untuk NTT maju,” tegasnya. (bungkornell/sfn)