PDIP Berpotensi Tak Solid dan Kalah Besar Jika Pasang Non Kader

by -90 Views

KUPANG, SUARAFLORES. NET,–Suhu politik memanas pasca fit dan proper test yang dilakukan DPP PDIP pada tanggal 17 Oktober 2017 lalu. Jika PDIP mengimport kader dari luar (non kader) untuk dicalonkan dalam Pilgub 2018 mendatang, maka  gerbong PDIP berpotensi tidak solid dalam memenangkan calon gubernur dan berpeluang besar kalah.

“Saya mencermati PDIP sedang berpotensi terbelah dalam beberapa gerbong politik, dan itu artinya PDIP bisa kalah besar kalau DPP PDIP putuskan calon dari luar untuk jadi cagub dalam pilgub nanti,” kata aktivis Bara JP NTT, Hildebertus Selly, Senin (31/10/2017) malam melalui ponselnya.

Menurut Selly, hal itu sangat rentan terjadi karena partai tidak mampu mengakomodir kader partai sendiri, seperti Kristo Blasin, Daniel Tagu Dedo dan Raymundus Fernandez. Ketiga calon ini, menurutnya, memiliki gerbong politik masing-masing cukup kuat, yang sudah menyumbangkan kemenangan Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Frans Lebu Raya, menjadi dua periode sebagai Gubernur NTT.

Sebagai partai incumbent di NTT, lanjut dia, PDIP NTT mesti memastikan demokrasi di internal berjalan, karena solid atau tidaknya partai tergantung pada bagaimana partai menghargai kadernya sendiri yang sudah berjuang bersama partai tersebut. Ini menjadi modal utama untuk kemenangan politik partai.

Dikatakannya, jika basis penilaian salah satu adalah kapasitas kepemimpinan dan komitmen kerakyatan, maka calon dari kalangan PDIP memiliki kemampuan itu. Bahkan sudah teruji dan terbukti pada level kepemimpinan yang mereka duduki.

Diterangkan Selly, Raymundus Fernandez, Bupati TTU 2 periode yang berhasil mengeluarkan TTU dari kemiskinan dengan program-program yang merakyat. Kristo Blasin, Mantan Anggota DPRD NTT 3 periode, pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT yang selalu bersama pemerintahan provinsi melahirkan regulasi dan menetapkan anggaran yang pro rakyat NTT.

Selain itu, lanjut dia, Daniel Tagu Dedo, Mantan Dirut Bank NTT yang selama kepemimpinannya tercatat sebagai dirut yang berprestasi dan menjadikan bank NTT sebagai bank yang Berliners Sangat Baik dilevel nasional sebagai bank yang berkinerja SANGAT BAIK. Bank NTT di bawah kepemimpinan Daniel Tagu Dedo, mampu menaikan omzet dari 2,9 triliun tahun 2008 menjadi 12 triliun sebelum diberhentikan (November 2016)

“Saya sangat yakin, jika DPP PDIP tidak mempertimbangkan kader-kadernya dan lebih mengedepankan kader dari luar yang belum teruji maka peluang perpecahan dan kekalahan semakin terbuka lebar,” tegas Selly Geram. (bkr/sft)