SUARAFLORES.NET,–Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menoreh prestasi sejarah politik nasional. Secara nasional, PDIP saat ini tengah berada di posisi tertinggi jauh di atas Parlement Treshold (PT) 4 prosen, disusul Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB dan Partai NasDem. Prestasi PDIP kali ini memang tergolong spektakuler karena menang ganda campuran pemilu 2019. Dimana, selain menang Pilpres 2019 bersama koalisinya mengantar Joko Widodo kembali menjadi presiden 2019-2024, PDIP juga menjadi juara pertama dalam perolehan suara Pileg 2019. PDIP pun optimis menduduki kursi panas Ketua DPR-RI.

Dalam data sementara yang dilansir KPU RI, Sabtu (11/5/2019) jam 12:15:04 WIB, PDIP saat ini meraih 20,09 prosen disusul Partai Golkar 13,2 prosen, Gerindra 13,73 prosen, Partai NasDem 9,56, dan PKB meraih 9,17 prosen. Melihat perolehan suara PDIP yang sangat tinggi, yang tak mungkin terkejar partai lainnya, maka PDIP sudah dipastikan menjadi jawara di Pemilu 2019 ini. Sebelumnya, berdasarkan data KPU RI pada Pemilu Legislatif 2014, PDIP meraih 18, 95 prosen dengan total perolehan suara partai 23.681.471 dari 124.972.491 suara sah. Meski bersaing ketat dengan 15 parpol di Pemilu 2019 (sebelumnya pemilu 2014 hanya 14 parpol), PDIP membuktikan diri menjadi partai yang dicintai mayoritas warga Indonesia.
Faktor apakah yang menyebabkan suara PDIP meningkat pesat dari pemilu 2014? Tentunya ada banyak faktor. Selain karena sosok berkharisma tinggi Megawati Soekarnoputri anak Proklamator Bung Karno, sosok Presiden Joko Widodo yang pro rakyat, memiliki struktur besar kuat dan mengakar sampai ke pelosok desa dan dusun dengan kader-kader yang militan, PDIP dicintai mayoritas rakyat Indonesia karena konsisten menjaga dan membela Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia dari berbagai serangan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Partai yang dipimpin perempuan baja anak Soekarno ini sejak berdiri sampai saat ini, secara konsisten dan kontinyu menanamkan Semangat Nasionalisme dan Ideologi Pancasila yang dicetuskan Bung Karno di Ende, Flores, NTT.
Menurut tokoh politik nasional PDIP, Herman Herry, keunggulan PDIP yang membuat PDIP terus dicintai rakyat karena PDIP konsisten menggelorakan semangat nasionalisme dan Pancasila. “Bagi PDIP, yang terpenting, terutama dan terdepan adalah terus mempertahankan Pancasila sebagai idelogi bangsa agar tetap kuat dan kokoh di tengah berbagai ancaman. Yang terpenting bagi kami adalah Nasionalisme dan Pancasila. PDIP tetap menjaga Pancasila dan menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa, bukan ideologi-ideologi asing,”tegas Herman Herry yang kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI mewakili rakyat NTT dalam Pileg 2019 ini.
Lebih jauh, dengan kemenangan spektakuler tersebut, PDIP pun dipastikan meraup 133 kursi dari 575 kursi DPR RI yang diperebutkan 16 partai politik periode 2019-2024.Rasanya tidak berlebihan jika Sekjend DPP PDIP, Hasto Kristianto mematok posisi Ketua DPR-RI akan dipegang PDIP. Atas dukungan besar dari seluruh rakyat Indonesia, Hasto Kristianto, seperti dilansir situs resmi DPP PDIP,(10/5), mengucapkan terima kasih berlimpah kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada PDIP.
“Terima kasih kepada masyarakat yang memberi kepercayaan kepada PDIP sehingga berpotensi kembali menjadi parpol pemenang Pemilu 2019. Berdasarkan sistem perhitungan (Situng) internal yang dikombinasikan dengan Situng KPU, sebanyak 133 kader PDI Perjuangan akan duduk sebagai anggota DPR RI,” kata Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jl. Diponegoro 58, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2019) lalu.
Dijelaskan Hasto, perolehan kursi berikutnya ditempati Golkar dengan raihan 82 kursi, Gerindra dengan 80 kursi, PKB dengan 59 kursi, dan NasDem dengan 56 kursi. Selanjutnya, Partai Demokrat dan PKS mendapat sama-sama 52 kursi, PAN 41 kursi, terakhir PPP dengan 20 kursi. Melihat komposisi itu, maka pimpinan DPR ke depan akan terdiri dari PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, PKB, dan NasDem. Dia menerangkan lebih lanjut bahwa formasi pimpinan dan jumlah kursi di DPR RI periode mendatang mayoritas dipegang parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pengusung Jokowi-Ma’ruf. Hal tersebut menunjukkan stabilitas politik ke depan. “Ke depan demokrasi akan jauh lebih stabil,”ujar Hasto.
Sementara menurut Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan, Arif Wibowo, berdasarkan isi pasal 427 d UU nomor 2 tahun 2018 tentang MD3, disebutkan bahwa pimpinan DPR terdiri dari 1 orang ketua dan 4 orang wakil ketua. Ketua DPR RI adalah anggota dari fraksi yang memperoleh kursi terbanyak pertama. “Itu yang menjadi dasar kita,” kata Arif.

Untuk hasil final, lanjut Arif, akan menunggu perhitungan hingga 100 persen data masuk. Namun Partai membuat batasan, angka plus minusnya sekira 5 kursi. Jadi, perolehan kursi PDI Perjuangan bisa naik 5 menjadi 138 kursi atau turun 5 ke 128. “Kami pastikan kecenderungannya pada jumlah 132-134 kursi DPR RI,” jelas Arif.
Sejauh ini Arif melihat ada daerah pemilihan yang menunjukkan hasil pileg di luar harapan, namun ada juga yang lompatannya luar biasa. Sebagai contoh di dapil Aceh I dan Gorontalo, PDI Perjuangan masih gagal memperoleh kursi DPR. Namun untuk beberapa dapil di Kalimantan, memperoleh penambahan jumlah kursi signifikan. “Dapil Kalsel misalnya, dahulu 1 kursi untuk Kalsel II namun pada 2019 ini, kita mendapat 3 kursi untuk keseluruhan dapil.Dapil Kalbar dahulu belum dipecah. Jadi satu dapil dapat 3 kursi. Sekarang sudah hampir pasti jadi 4 kursi,” urai Arif.
Diterangkannya, lompatan luar biasa terjadi di Bali, dimana pada 2014 PDIP memperoleh 4 kursi, kini menjadi 6 kursi. Hasil positif lain terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan untuk Jawa Timur, PDIP membuat sejarah. “Hampir pasti, mudah-mudahan tak ada tren mencurigakan di lapangan, untuk pertama kali sejak 1955, pertama kali PDIP menang di Jatim. Kami berpotensi mendapat 22 kursi dan PKB 21 kursi,” kata Arif.
Berdasarkan data situng internal yang dikombinasikan dengan data situng KPU, PDIP berpotensi memperoleh kursi DPR di wilayah yang dahulunya selalu gagal. Menurut Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Bambang Dwi Hartono, PDI Perjuangan ‘pecah telur’ di Sulawesi Selatan, Kalbar, Sultra, dan Sulbar. “Kali ini pecah telur. Berhasil. Sisa hanya dapil Aceh 1 dan Gorontalo yang kita belum ada wakil DPR RI-nya,”katanya.
Sementara itu, berdasarkan data Situng KPU RI, Sabtu (11/5) siang ini, di Dapil NTT 1 dan 2, PDIP pun masih mendominasi perolehan suara partai. PDIP meraih 311.597 suara, Partai Golkar 255.741 suara, Partai Gerindra meraih 98.018 suara, PKB meraih 121.843 suara, dan Partai NasDem 286.248 suara. Hingga siang ini prosentase suara masuk 66,5 prosen. Dinamika suara PDIP diprediksi terus menanjak hingga akhir proses penghitungan suara oleh KPU.
Torehan keunggulan sementara PDIP di NTT ini jauh lebih tinggi dari perolehan suara pada Pileg 2014. Seperti dikutip dari LintasNTT.Com, sesuai hasil pleno rekapitulasi suara Pileg 2014 di KPU NTT, total suara yang dikumpulkan parpol berjumlah 1.263.480 suara, dan PDIP kala itu hanya meraih posisi kedua dengan meraih 221.975 suara dan Partai Golkar menjadi pemenang dengan perolehan 233.353 suara, yang disusul Partai Demokrat 200.699 suara, Partai Hanura 102.107 suara, Partai NasDem 192.149 suara, Partai Gerindra 119.036 suara, PAN 58.609 suara, dan PKB 53.250 suara. (bungkornel/sfn)