SUARAFLORES.NET,–Pasca keputusan DPP PDIP menetapkan Marianus Sae-Nomleni menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Partai Nasdem dan Partai Golkar mulai menarik dukungan kader-kader PDIP yang “ditendang.” Salah satu kader yang dibidik adalah Kristo Blasin.
Informasi yang diperoleh Suaraflores.Net dari tim pemenang Kristo Blasin, calon gubernur dan wakil gubernur Partai Nasdem dan Partai Golkar, Viktor Laiskodat dan Yosep Nai Soi bergerak cepat berkomunikasi dengan Kristo pasca pengumuman DPP PDIP, Minggu (17/12/17).
“Ya Pak Nai Soi sudah datang ke rumah Kristo Blasin untuk bersilaturahmi politik. Kedatangan Nai Soi bersama timnya disambut hangat Kristo,”kata Markus, salah satu tim pemenang Kristo kepada Suaraflores.Net, Minggu (17/12) melalui telepon celularnya.
Selain Nai Soi, lanjut dia, Bung Viktor Laiskodat juga sudah melakukan komunikasi dengan Kristo Blasin melalui telepon. Keduanya akan bertemu dalam waktu dekat.
“Pak Viktor sudah berkomunikasi dengan Kristo pasca keputusan DPP PDIP. Namun demikian, saya belum tahu apa yang dibicarakan keduanya,” katanya.
Sementara itu, Kristo Blasin kepada Suaraflores.Net, membenarkan adanya komunikasi politik antara dia dan Viktor juga Nai Soi. “Benar, Pak Nai Soi sudah datang silaturahmi ke rumah saya. Pak Viktor juga sudah kontak saya. Ada beberapa hal penting yang kami bicarakan,” ungkap Kristo.
Lebih lanjut, Kristo menerangkan bahwa yang berkomunikasi dengan dirinya bukan hanya Viktor Laiskodat dan Nai Soi, tapi juga tim Marianus Sae. Tim Marianus juga datang meminta dukungan dalam kerja pemenangan. Namun demikian, Kristo belum memutuskan kemana dan kepada siapa ia memberikan dukungan.
“Kami sudah rapat dengan tim dan memutuskan akan bersikap setelah KPUD NTT menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur secara resmi. Untuk saat ini, kami belum memutuskan,” kata Kristo.
AHP Tawarkan Ketua DPD PDIP NTT
Di sela-sela ramainya penolakan publik terhadap Marianus –Nomleni yang diputuskan PDIP, tiba-tiba petinggi DPP PDIP, Andreas Hugo Parera (AHP) menelepon Kristo dan menawarkan posisi ketua DPD PDIP pasca Frans Lebu Raya.
Menjawab tawaran tiba-tiba dari AHP politisi kelahiran Maumere itu, Kristo yang kini tengah dizolimi masih juga dengan rendah hati menjawab dengan santun. Kristo mengatakan bahwa dirinya sejenak ingin berdiam diri dulu, dan nanti akan bersikap pasca penetapan para calon gubernur oleh KPUD NTT.
“Ya benar, AHP ada telepon saya. Dia minta saya tidak memberontak, dan dia tawarkan saya menjadi Ketua DPD PDIP NTT akan datang,” kata Kristo kepada media ini.
Telepon gesit AHP itu menjadi diskusi panas di kalangan tim pemenangan Kristo Blasin. Bagi tim Kristo Blasin, tawaran AHP itu adalah sebuah upaya tipu muslihat untuk menghibur Kristo pasca dihabisi di DPP PDIP.
“Kami menolak tawaran abal-abal itu. Itu hanya strategi agar Kristo berdiam diri dan tidak melawan. Kami sudah tahu siapa-siapa yang terlibat dalam konspirasi tinggkat tinggi untuk menghabisi Kristo,” kata Peter, salah satu tim pendukung Kristo. (bkr/sft)