MAUMERE, SUARAFLORES.NET — Begitu pesatnya pertumbuhan tekhnologi media saat ini sehingga sangat mudah bagi sebuah daerah atau siapa saja untuk memperkenalkan/mempromosikan berbagai produk dan potensi daerahnya kepada publik di seantero dunia ini dalam waktu yang singkat dengan biaya yang sangat murah.
Namun dibalik semua kemudahan dan berbagai keindahan yang diwartakan itu, kadangkala kenyataannya tidak berbanding lurus dengan apa yang tersajikan dalam media. Problem sering muncul manakala gambar dan cerita yang ditampilkan terasa berbeda pada saat kita mengalaminya.
Demikian hal itu disampaikan Heribertus Ajo selaku Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD)Kabupaten Sikka periode 2018 – 2022 kepada SuaraFlores.Net di Kota Maumere, Senin (15/10/2018) malam.
Dikatakan Heribertus, sangat penting bagi siapapun yang menggunakan berbagai media untuk kegiatan promosi menghayati betul tanggung jawab dan konsekwensi di balik sajian berita atau produk agar promosi benar sampai pada sasarannya yaitu mutu dan kebenarannya, bukan polesan, bukan bombastis, bukan manipulasi.
Baca juga: Penumpang dan Petugas Wings Air Nyaris Adu Jotos di Bandara Eltari
Menghadapi kondisi itu, lanjut Heribertus, BPPD Sikka yang baru seumur jagung ini menggagas suatu gerakan bersama untuk memperhatikan dasar dari kualitas promosi terhadap suatu destinasi pariwisata. Salah satunya adalah ketersediaan Toilet yang Layak.
“Berdasarkan pengalaman, kami menemukan beberapa fakta paradoksal, pantai yang indah ternyata menyimpan timbunan sampah plastik, hotel atau rumah makan yang terlihat megah tapi ternyata toiletnya tidak terawat. Selain itu, jalanan yang mulus namun berserakan sampah disisi kiri dan kanananya, trotoar dan cat tembok yang rapih namun tercium bau amis dari selokan dan got disampinnya, taman-taman kota yang penuh kelap kelip dan rimbunan pohon berisikan sampah dan coret-coretan vandalis yang merusak dan masih banyak lagi fakta paradoksal lainnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, BPPD Sikka sengaja mengangkat masalah Toilet sebagai fokus perhatian utama. Maumere dengan keindahan alam bawah lautnya serta aneka ragam tenun ikat dan warisan budayanya harus mampu menciptakan kenyamanan paling dasar dari Toiletnya.
Baca juga: Solor Barat Dalam Balutan Keindahan Alam yang “Masih Tidur”
Apalah artinya berpromosi dengan semua keindahan itu bila ternyata Toilet yang merupakan symbol dari martabat manusiawinya sebuah bangsa kotor dan buruk. Semua keindahan yang ada pada manusia serta merta mengalami penurunan cita rasa, berkurangnya rasa simpati dan penghargaan, namun bila toiletnya indah dan layak maka terangkat pula rasa penghargaan pada sebuah bangsa.
“Kami menghimbau melalui Pemerintah dan segenap instansi serta stakeholder pariwista lainnya agar mari kita gencar membenahi toilet kita. Ini harus kita lakukan untuk mencapai suatu standar global yang semua orangpun akan bangga dan senang. Melalui Toilet yang layak kita menempa mentalitas pelayanan yang prima. Maumere harus jadi sebuah kota destinasi yang unggul dengan keunggulan sarana publik lainnya terutama Toiletnya,” ujarnya.
Dengan demikian segala daya upaya promosi lanjutan akan terasa lebih mudah dan lancar secara berkelanjutan. Pesan atau gambar bahkan cerita yang kita sajikan melalui media yang semakin canggih ini akan terjawab secara bertanggung jawab dan itulah salah satu keunggulan utk mencapai kemajuan pariwisata yang berarti di kemudian hari. (sfn02).