Di Sikka, Remaja Masjid AL Hidayah Tahtakan Patung Bunda Maria

by -147 Views
Suara Flores

MAUMERE, SUARAFLORES.NET — Bicara toleransi di Flores, NTT, khususnya Kabupaten Sikka sesungguhnya telah terbangun sejak dahulu kala hingga saat ini. Kehidupan masyarakat ibu Kota Maumere ini terbangun dalam kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat indah. Antara suku dan agama, mereka hidup berdampingan, saling melengkapi dan hormat menghormati satu sama lain. 

Dalam berbagai kesempatan doa atau kegiatan lainnya, kerukunan hidup antar umat beragama terjalin baik.

Bulan Mei setiap tahun merupakan bulan doa Rosario bagi umat Katolik. Umat Katolik berdoa Rosario dari rumah ke rumah ditingkat Kelompok Basis Gereja  (KGB). Perarakan Patung Bunda Maria juga dilakukan di tingkat KBG dan berdoa setiap malam di tempat pentahtaan Arca Bunda Maria.

Pada Selasa (15/5/2018) fakta sejarah toleransi antar umat beragama yang patut dicontoh di seluruh dunia. Umat Islam yakni Remaja Masjid (Remas) AL Hidayah Kampung Buton Kota Uneng, Kecamatan Alok Timur, Kota Maumere aktif mengambil bagian dalam perarakan Patung Bunda Maria di Lingkungan Santo Antonius Sinde Kabor, Kota Maumere.

Perarakan Patung Bunda Maria ini dilaksanakan dari KBG Bunda Pengharapan ke KBG Maria Fatima yang berada di tengah umat Islam.

Puluhan umat Islam hadir dalam kegiatan perarakan patung Bunda Maria. Tiga Remaja Masjid AL Hidayah terlibat dalam moment pengalungan bunga ke Patung Bunda Maria yakni Irwan, Izam dan Arfan. Pengalungan bunga ini mereka perankan didampingi Usman Efensi selaku Imam Masjid AL Hidayah. Sambil memberi hormat Bunda Maria, proses pengalungan bunga ini berlangung penuh kedamaian.

Baca juga: Enggan Bersosialisasi Diri, Polisi Amankan Seorang Pria Asal Subang

Tidak hanya di situ saja, Irfan, Izam dan Arfan juga ikut mentahtakan Arca Bunda Maria di rumah warga yakni rumah Endi Koban. Umat Islam yang lain pun hadir dalam kegiatan perarakan hingga mengikuti misa yang dipimpin oleh Pastor Paroki Katedral Santo Yoseph Maumere, Rm Yohanes Satu.

Seperti biasa, penerimaan Patung Bunda Maria ini diiringi dengan tarian khas dan lantunan lagu-lagu rohani dalam bahasa daerah maupun bahasa Indonesia.

Menyaksikan aksi solidaritas dan toleransi itu, sejumlah umat Katolik mengungkapkan rasa haru yang mendalam. Mereka melihat ada warna baru dalam kehidupan antar umat beragama di tempat tinggal mereka.

Kusman Efendi selaku Imam Masjid AL Hidayah Kota Uneng dalam sambutan usai misa pentaktaan Bunda Maria mengaku bangga diberi kesempatan untuk bersama-sama dalam kegiatan umat Katolik di bulan Rosario.

Menurut Usman, keterlibatan Remaja Masjid dalam kegiatan itu sesungguhnya kesempatan belajar bagi generasi penerus untuk saling melengkapi dan saling menghargai antar umat beragama.

“Ini sebenarnya kesempatan belajar bagi Remaja Masjid. Kami ingin mereka tahu dan mengerti arti dari toleransi atau hidup berdampingan atar sesama umat beragama. Generasi penerus harus diajak untuk hidup berdampingan dan berdamai,” ujar Usman.

Suara Flores

Dikatakan Usman bahwa sikap toleransi antar umat beragama di Kabupaten Sikka, pulau Flores, NTT telah tumbuh subur dan berkembang sejak dahulu kala. Orang Flores hidup berdampingan satu sama lain, hormat menghormati dan saling melengkapi. Mereka tidak terpengaruh dengan berbagai macam isu ditingkat nasional atau pun dunia yang memecah belah persaudaraan.

Karena itu, umat Katolik dan Islam serta umat beragama lainnya penting sekali merawat budaya toleransi di tanah Flores, NTT. Hidup damai dan berdampingan tentu indah dan damai demi terciptanya suasana aman dan nyaman bagi setiap warga negara.

Baca juga: Heinrich Bollen, Sang Gembala Banyak Gelar Rayakan 60 Tahun Imamat

Dia mengecam aksi teror yang sedang berlangsung di negara ini. Aksi bom bunuh diri oleh sekelompok orang merupakan tindakan memecah persaudaraan antar suku dan agama.

“Sebagai rakyat Indonesia yang menghuni bumi Sikka, kami katakan tolak teroris dan mengutuk keras aksi teror bom di gereja-gereja dalam label apapun. Hidup berdamai lebih indah. Semua agama sesungguhnya sama yakni diajarkan perdamaian, berdampingan, kebersamaan. Perbedaan agama harus dimakna sebagai kebersamaan dalam persatuan untuk pembangunan yang penuh kedamaian,’ ujarnya.

Sementara itu pastor paroki Katedral Santo Yosep Maumere, Romo Yohanes Satu Ndopo,Pr mengatakan bahwa kebersamaan ini sangat indah. Ada rasa satu dalam solidaritas, satu dalam Tuhan.

Romo Yohanes nampak sangat terharu menyaksikan kehadiran umat Islam dalam perarakan patung Bunda Maria serta terlibat melantunkan doa dalam bahasa daerah saat penerimaan patung.

Dikatakannya bahwa menjadi keprihatinan bersama ketika menyaksikan kejadian di Pulau Jawa. Di sini kita membina persaudaraan. Inilah kenyakinan dan kekuatan kita sehingga kita tetap menjadi pengikuti Tuhan yang selalu kita wujudkan dalam kehidupan.

“Saya pertama kali saksikan, sangat terharu dan air mata jatuh. Terima kasih saudara-saudari Remaja Masjid AL Hidayah. Terima kasih Tuhan Kita harus bangga. Toleransi di daerah kita tidak luntur. Kita harus rawat ini agar tumbuh subur dan menjadi contoh bagi sesama.,” ajaknya. (sfn02).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *